“Yusuf dari Arimatea”
Renungan Harian Selasa, 06 April 2021
Matius 27:57-60, “Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.”
Yusuf dari Arimatea adalah tokoh yang punya peran penting dalam penguburan Yesus. Kisahnya ditulis oleh keempat Injil, ini artinya apa yang dilakukan olehnya penting dan perlu untuk kita perhatikan dan pelajari. Hari ini kita akan belajar dari kehidupan Yusuf Arimatea
Siapakah Dia?
Seorang murid Yesus (Matius 27:57), Walau bukan murid secara langsung (seperti ke-12 murid Yesus), namun alkitab menjelaskan bahwa ia adalah pengikut Kristus atau murid dari Yesus.
Kaya dan terpandang. Matius 27:57. Yusuf seorang yang diberkati dan memiliki kedudukan yang terpandang.
Anggota Majelis Besar/ Sanhedrin. Markus 15:43. Majelis Besar terdiri dari perwakilan “kelompok-kelompok” dalam bangsa Israel pada masa Tuhan Yesus, jadi orang Farisi, ahli Taurat, imam-imam, para ilmuwan, para sastrawan, memiliki wakil di Majelis Besar. Mereka dipilih karena keahlian dan kepintarannya, dan memegang kuasa yudikatif, khususnya mengadili pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum-hukum Yahudi, misalnya penyembahan berhala, nabi-nabi palsu, dll.
Dalam versi KJV disebut sebagai “Honorable Counselor” = Seorang yang terhormat, dan pastilah dia seorang yang bijaksana dan berpengetahuan.
Belajar Teladan dari Kehidupan Yusuf Arimatea?
Berani menyatakan Imannya.
Yohanes 19:38; Markus 15:43. Yusuf berani untuk mempertaruhkan nama baik, harga diri, jabatan, bahkan nyawa sendiri dengan meminta mayat Yesus. Ini adalah bentuk kasih dan penghormatannya kepada Yesus.
Seorang yang Baik lagi Benar. Lukas 23:50
Yusuf dikenal orang yang baik dan hidupnya benar, ini tidak diperoleh karena melakukan kebaikan atau kebenaran sesekali saja, tentunya ini telah menjadi gaya hidupnya sehingga dia dikenal sebagai orang baik dan benar.
Menanti-nantikan Kerajaan Allah. Lukas 23:51
Menanti-nantikan (=prosdechomai) bukan sekedar tindakan menunggu, tetapi dengan sangat teguh dan sabar, hingga akhirnya menerima dan mempercayai.
Suka berkorban. Matius 27:59-60
Yusuf memberikan tempat miliknya untuk dipakai Yesus, tidak dengan paksaan tapi dengan kerelaan dan ia Menunjukkan rasa hormatnya kepada Yesus dengan mengerjakan semuanya dgn tangannya sendiri. (Matius 27: 59-60)
Belajarlah dari Yusuf iman, keberanian, kerendahan hati dan ketulusan, serta pengorbanan dengan memberi yang terbaik kiranya menginspirasi setiap kita.
Tuhan Yesus memberkati.
CM