“Menjadi Palungan untuk Yesus”

December 18, 2024 0 Comments

Renungan harian Rabu, 18 September 2024

Bacaan: Lukas 2:7 “Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”

Natal sering diidentikkan dengan dekorasi mewah, hadiah, dan perayaan. Namun, Natal yang sejati dimulai dalam kesederhanaan, yaitu Yesus lahir di palungan. Tema renungan hari ini adalah tentang palungan. Mengapa Palungan?

Palungan adalah simbol kerendahan hati, penyerahan diri, dan kesediaan untuk dipakai oleh Tuhan. Yesus memilih lahir dalam kesederhanaan, menunjukkan kepada kita bahwa kasih Allah tidak terbatas pada tempat, status, atau kekayaan duniawi. Hal ini menjadi pengingat bagi kita bahwa apa yang dicari Tuhan adalah hati yang terbuka, rendah hati, dan bersedia untuk menerima kehadiran-Nya.

1. Palungan: Simbol Kerendahan Hati

Palungan adalah tempat makan ternak, tidak bersih atau layak untuk seorang bayi, apalagi seorang Raja. Ini menunjukkan kerendahan hati Kristus (Filipi 2:6-8). Kita diajak untuk memiliki hati yang rendah, membuka diri bagi Yesus untuk tinggal di dalam hidup kita.

2. Menjadi Palungan untuk Yesus

  • Hati yang Bersedia: Seperti palungan yang sederhana namun tersedia untuk menerima Yesus, kita diajak untuk menyerahkan hati kita kepada-Nya. Tuhan ingin tinggal dalam hati kita, bahkan jika kita merasa tidak layak. Mazmur 51:19 mengingatkan bahwa korban yang berkenan di hadapan Allah adalah “hati yang remuk dan patah semangat.”
  • Kesediaan untuk Dipakai: Kita mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak cukup mampu untuk dipakai Tuhan. Namun, Tuhan tidak melihat kemampuan kita, melainkan kesediaan kita. 2 Korintus 4:7 berkata bahwa kita adalah bejana tanah liat, dan kuasa Tuhan yang sempurna dinyatakan melalui kelemahan kita.
  • Kesederhanaan dalam Pelayanan: Tuhan tidak mencari kemewahan, tetapi hati yang tulus dan penuh kasih. Pelayanan kita, sekecil apa pun, bisa menjadi sesuatu yang luar biasa di tangan Tuhan jika dilakukan dengan kasih.

3. Palungan dan Kehidupan yang Berbuah

Kehadiran Yesus di palungan membawa sukacita dan damai bagi dunia. Kehadiran-Nya dalam hidup kita juga akan memancarkan kasih dan damai bagi orang lain.

Yesus berkata dalam Matius 5:16, “Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi terang yang memuliakan Allah melalui tindakan kasih dan pelayanan kita kepada sesama.

Dalam Natal ini, marilah kita menjadi “palungan” yang siap menerima Yesus dengan:

  • Kerendahan Hati: Menyadari bahwa segala sesuatu adalah anugerah.
  • Kesediaan untuk Melayani: Menyerahkan hidup untuk dipakai dalam pekerjaan Tuhan.
  • Membawa Sukacita: Menjadi saluran kasih Kristus bagi orang lain.

“Tuhan tidak mencari hati yang sempurna, tetapi hati yang bersedia menjadi tempat bagi-Nya tinggal.”

Natal adalah panggilan untuk membuka hati dan menjadi tempat bagi Yesus tinggal. Tuhan tidak mencari hati yang sempurna, tetapi hati yang bersedia. Bersediakah kita menjadi palungan bagi Raja segala raja?

Tuhan Yesus memberkati.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *