Menyikapi Kenyataan yang Tidak Seindah Harapan

December 16, 2024 0 Comments

Renungan harian Senin, 16 Desember 2024

Ayat: Lukas 1:26-37 & 2:1-7

Kenyataan Tak Selalu Seindah Harapan

Hidup seringkali menghadapkan kita pada kenyataan yang berbeda dari harapan. Kita merencanakan masa depan dengan penuh impian, tetapi terkadang kenyataan datang menyimpang, bahkan mengguncang. Hal ini juga dialami oleh Maria, seorang wanita muda yang memiliki rencana hidup sederhana namun harus menerima kenyataan yang jauh melampaui harapannya.

Bagaimana kita menyikapi kenyataan yang tidak seindah harapan? Mari kita belajar dari pengalaman Maria saat rencana hidupnya diterobos oleh rencana keselamatan umat manusia yang ditetapkan oleh Allah.

Ketika Rencana Maria Diubah oleh Rencana Allah

Maria adalah seorang gadis yang penuh dengan pengharapan tentang masa depannya. Namun, suatu hari, hidupnya berubah ketika malaikat Gabriel datang membawa kabar besar. Gabriel menyampaikan pesan ilahi yang mengejutkan Maria: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau!” (Lukas 1:28).

Reaksi Maria sangat manusiawi: bingung dan terkejut. Bagaimana tidak? Rencana hidupnya tiba-tiba diubah oleh rencana Allah yang jauh lebih besar. Maria, seorang gadis biasa, kini dipanggil untuk menjadi bagian dari rencana ilahi—melahirkan Sang Juruselamat dunia. Kenyataan ini mungkin jauh dari harapan Maria. Namun, di balik kebingungannya, ada pesan mendalam yang juga berlaku bagi kita: Sekalipun kita berada dalam kehendak Allah, kenyataan yang tidak seindah harapan adalah bagian dari rencana ilahi.

ALLAH SELALU BESERTA KITA DALAM RENCANA-NYA

Allah Selalu Beserta Kita memberikan tiga jaminan penting bagi Maria yang juga berlaku untuk kita saat menghadapi kenyataan yang sulit:

  1. Allah adalah sumber kebahagiaan kita.
    Kehadiran Tuhan menyertai Maria menjadi sumber kekuatan dan penghiburan baginya. Sama seperti Maria, kita pun dapat bersandar pada Tuhan sebagai sumber sukacita sejati.
  2. Allah tidak pernah meninggalkan kita.
    Dalam setiap rencana-Nya, Allah berjanji untuk selalu bersama kita. Dia berjalan bersama kita bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil.
  3. Allah menyediakan anugerah dan perkenanan.
    Maria tidak dipilih karena kelebihannya, tetapi karena anugerah Allah. Demikian juga, hidup kita dipenuhi oleh kasih karunia Allah yang mencukupi kita setiap hari.

Karena itu, jangan takut untuk melangkah maju. Tuhan yang memilih kita juga akan memampukan kita.

Ketuhanan Yesus yang Dibicarakan dalam Percakapan dengan Maria

Gabriel menjelaskan bahwa Maria akan melahirkan seorang Anak yang luar biasa: Yesus. Nama ini berasal dari bahasa Ibrani Yehosyua yang berarti “Tuhan adalah keselamatan.” Yesus bukan hanya seorang manusia, tetapi juga Anak Allah yang Mahatinggi, Mesias yang diurapi untuk membawa kerajaan keselamatan bagi umat manusia.

Apa yang bisa kita pelajari?

  1. Yesus adalah Tuhan, sumber keselamatan kita.
    Dia berkuasa melepaskan kita dari dosa dan membawa kita pada kehidupan yang kekal.
  2. Yesus harus menjadi Raja dalam hidup kita.
    Pengenalan akan Kristus sebagai Tuhan tidak hanya sekadar teori, tetapi harus nyata dalam pengalaman hidup kita. Dalam Kristus, tiada yang mustahil (Lukas 1:37).
  3. Kedatangan-Nya adalah untuk menyelamatkan.
    Seperti yang dinyatakan dalam Matius 1:21, Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Kehadiran-Nya adalah jawaban atas kebutuhan terbesar kita: keselamatan.

KETAATAN TOTAL KEPADA RENCANA ALLAH

Maria memberikan teladan luar biasa dalam ketaatan. Ketika malaikat menyampaikan rencana Allah, Maria menjawab dengan rendah hati:
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38).

Tidak hanya Maria, Yusuf juga menunjukkan ketaatan yang sama. Dia mendampingi Maria dengan setia, menjalankan tanggung jawab yang Allah percayakan kepadanya, meskipun harus menghadapi banyak tantangan (Lukas 2:1-7).

Apa yang bisa kita pelajari?

Siap mengabdi kepada Tuhan sebagai kehormatan. Melayani Tuhan adalah panggilan mulia, bukan beban.

Siap merendahkan hati di hadapan Tuhan. Seperti Maria dan Yusuf, kita perlu menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada kehendak-Nya.

Siap mematuhi perintah Tuhan. Ketaatan total adalah respons yang benar terhadap rencana Allah, meskipun terkadang sulit dipahami.

Kenyataan yang tidak seindah harapan adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Namun, selama kita berjalan dalam rencana Allah, kita tidak perlu takut. Allah selalu menyertai kita, memberikan anugerah-Nya, dan memimpin kita menuju tujuan-Nya yang indah.

Seperti Maria dan Yusuf, mari kita belajar untuk taat sepenuhnya kepada Tuhan. Percayalah, sekalipun kenyataan tampak sulit, rencana Allah selalu lebih baik dari rencana kita.

Mari jadikan Yesus sebagai Raja atas hidup kita, tidak ada yang mustahil bagi Dia!

Tuhan Yesus memberkati

Rangkuman Khotbah Pdt. Amelia Rumbiak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *