IBADAH ATAU HIBURAN

April 25, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth Kamis, 25 April 2024

Syalom rekan-rekan youth semuanya, bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kita semua tetap untuk semangat dan senantiasa hidup penuh dengan sukacita didalam Tuhan.

Suatu saat ada seorang rekan yang memberikan komentar tentang Ibadah yang baru kita hadiri. Dengan santai dia berkata “Ibadahnya kok ga enak ya, aku ga merasakan apa-apa tadi. Pujiannya kok kurang seru begitu ya” dan beberapa teman berkomentar hal yang sama. Pernyataan sambil lalu dari teman saya tadi membekas dipikiran saya, saya merenungkan tentang makna Ibadah yang sesungguhnya.

Rekan-rekan Youth, dalam era modernisasi ini juga menyentuh kepada sistem ibadah dalam sebuah gereja. Ada banyak gereja-gereja yang modern dan kota-kota besar yang mendesain sebuah ibadah dengan penampilan dan performance yang sangat menarik. Dimulai dari penataan panggung, multimedia, sound system hingga pengisi acara dengan sangat indah. Namun dibalik semua hal yang indah itu ada sebuah kebenaran yang penting untuk dipahami adalah jangan kita kehilangan tujuan dari ibadah itu sendiri, janganlah fokus kita teralihkan kepada hal yang lainnya.

Namun Fakta yang sedang kita hadapi adalah Ketika beribadah di gereja, banyak yang menganggapnya sebagai hiburan semata, menikmati musik, pertemuan sosial, khotbah berisi hiburan tanpa pengajaran, serta berbagai kegiatan. Bahkan ada yang hadir sambil asyik dengan gadgetnya, mengabaikan firman Tuhan. Ini semua menunjukkan kurangnya pemahaman tentang ibadah sebagai pengagungan kepada Tuhan dan pentingnya menerima dan meresapi firman Tuhan untuk perubahan dan pertumbuhan rohani kita.

Ironi yang sama terjadi pada Bangsa Israel. Dalam Kitab Yehezkiel 33:30-32

Dan engkau anak manusia, teman-temanmu sebangsa bercakap-cakap mengenai engkau dekat tembok-tembok dan di pintu rumah-rumah dan berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya. Silakan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh TUHAN! Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya.

Bangsa Israel datang berkerumun kepada Yehezkiel sebagai umat Tuhan. Mereka juga mendengar apa yang difirmankan oleh Tuhan, yaitu pesan-pesan dari Tuhan. Namun sayangnya, mereka tidak melakukannya. Seolah-olah semua itu hanya untuk menghibur dan menjadi kesenangan bagi mereka. Itu sebabnya Tuhan berkata, “Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi.” Namun pada kenyataannya, hati dan sikap mereka tidak mencerminkan diri mereka sebagai umat Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan memperingatkan mereka.

IBADAH ADALAH TENTANG PENGAGUNGAN KEPADA TUHAN

Ini adalah Fokus dan Tujuan utaman dalam sebuah ibadah, Fokus utamanya adalah tentang apa yang bekenan kepada Tuhan bukan tentang kepuasan batin manusia saja. Ibadah bukanlah tentang seberapa besar perasaan kita terhibur atau seberapa hal menarik yang kita peroleh, melainkan tentang bagaimana kita menghormati, mengagungkan, dan mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.

Ibadah bukanlah hiburan manusia, melainkan pengagungan kepada Tuhan.

“I’m coming back to the heart of worship, And it’s all about You It’s all about You, Jesus”

Lirik diatas adalah penggalan dari Lagu “Heart of Worship” merupakan salah satu lagu rohani kontemporer yang populer, ditulis oleh penyanyi-penulis lagu Matt Redman pada tahun 1990-an. Cerita di balik lagu ini bermula dari pengalaman pribadi Matt Redman dan jemaatnya di Soul Survivor Church di Watford, Inggris. Pada suatu waktu, Matt merasa bahwa ibadah di gerejanya telah kehilangan esensinya. Mereka terlalu fokus pada musik, produksi, dan tampilan luar, sehingga melupakan tujuan sejati dari ibadah itu sendiri, yaitu menyembah dan mengagungkan Tuhan dengan segenap hati. Matt merasa bahwa mereka perlu kembali kepada dasar-dasar ibadah yang sederhana dan tulus. Tidak terjebak dalam tradisi atau ritual yang menghilangkan esensi sejati dari ibadah itu sendiri.

Pada suatu Minggu, Matt memutuskan untuk tidak ada instrumen musik saat ibadah di gereja. Ia ingin jemaatnya merasakan ibadah yang murni, tanpa gangguan dari musik atau hal yang lain. Dalam suasana yang sederhana itu, Matt merasakan kehadiran Tuhan yang begitu kuat dan nyata. Itu menjadi momen yang mengubah pandangan Matt tentang ibadah. Dengan lirik yang tulus dan menyentuh, “Heart of Worship” menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ibadah sejati bukanlah tentang musik, keindahan, atau tampilan, melainkan tentang hati yang tulus dan penuh kasih kepada Tuhan.

Rekan-rekan Youth Ketika kita memasuki gereja, kita seharusnya membawa hati yang tulus dan fokus sepenuhnya kepada Tuhan. Ibadah adalah waktu kita untuk bersyukur, bersekutu, dan mengagungkan Tuhan. Ini bukanlah saat untuk mencari kesenangan pribadi atau hiburan semata, melainkan saat untuk menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan dan mengakui kebesaran-Nya dalam hidup kita. Siapkan waktu dengan baik sebelum beribadah, tunjukkan sikap yang hormat dan sopan, serta hindari gangguan selama ibadah. Yang paling penting, persiapkan hati untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, memuji-Nya, dan menerima firman-Nya dengan penuh perhatian.

Tuhan Yesus memberkati

YNP – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *