HIDUP YANG DIBERKATI

Renungan Harian Senin, 14 April 2025
Kolose 3:13: “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Shalom, Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan.
Kalau saya bertanya: “Siapa yang mau hidupnya diberkati?” – tentu jawabannya hampir pasti serempak: “Saya!” Karena semua orang pasti rindu hidupnya diberkati. Namun, apa sih sebenarnya makna dari hidup yang diberkati? Apakah itu sekadar soal materi, uang, mobil, rumah, popularitas, atau kesehatan yang melimpah? Di dunia ini, banyak orang yang tampaknya “diberkati”—mobil mewah, rumah besar, bisnis sukses—tapi benarkah mereka sungguh-sungguh diberkati?
Renungan ini akan menolong kita memahami bahwa berkat sejati lebih dari sekadar harta dan kenyamanan hidup. Mari kita belajar dari kebenaran Firman Tuhan.
1. Berkat Bukan Hanya Tentang Kekayaan
Dalam Mazmur 144:12-15, kita melihat gambaran berkat yang melimpah: anak-anak yang tumbuh sehat, panen yang berkelimpahan, ternak yang banyak, tidak ada jeritan dan bencana di kota. Namun ayat terakhir menutupnya dengan pernyataan tegas: “Berbahagialah bangsa yang demikian keadaannya! Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN!”
Artinya, inti dari berkat bukanlah limpahan harta itu, melainkan hubungan yang benar dan dekat dengan Tuhan. Yesus pun mengajarkan prinsip yang sama dalam Matius 6:33: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Banyak orang sibuk mencari “tambahan”-Nya, tapi lupa mengejar Sumber-Nya. Maka pertanyaannya adalah: Apakah kita mencari Tuhan karena berkat-Nya, atau karena siapa Dia bagi kita?
2. Diberkati Adalah Dilimpahi Untuk Melimpahkan
Dalam bahasa Ibrani, kata diberkati berasal dari kata barakh, yang artinya “melimpahkan kebaikan.” Sedangkan dalam bahasa Yunani (eulogia), kata ini berarti “mengucapkan kata baik” atau “membawa kesejahteraan.” Artinya, berkat sejati tidak hanya diterima, tapi juga harus dibagikan.
Kita diberkati bukan untuk disimpan sendiri, tapi untuk menjadi saluran bagi orang lain. Seperti Abraham yang tidak hanya diberkati dalam segala hal (Kejadian 24:1), tapi menjadi berkat bagi semua bangsa (Kejadian 12:3). Itulah hidup yang diberkati.
3. Abraham: Hidup yang Diberkati Karena Ketaatan dan Keintiman
Kisah Abraham menunjukkan bahwa hidup yang diberkati adalah hidup yang:
✅ Taat kepada Tuhan
Saat Tuhan menyuruhnya meninggalkan tanah kelahirannya, Abraham pergi tanpa tahu ke mana dia akan dibawa. Ia percaya dan taat, bukan karena sudah melihat hasilnya, tapi karena mengenal Pribadi yang memerintahkannya.
✅ Hidup dekat dengan mezbah Tuhan
Mezbah adalah tempat keintiman, tempat di mana Abraham mendirikan penyembahan, mencari Tuhan, dan mendapatkan tuntunan. Ia tahu bahwa untuk mengalami berkat sejati, ia harus hidup dekat dengan hadirat Tuhan.
✅ Hidup yang dipersembahkan
Ketaatan Abraham diuji saat diminta mempersembahkan Ishak. Dan ia melakukannya, bahkan ketika logikanya tak sanggup mengerti. Tapi justru dari peristiwa itulah, Tuhan menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang menyediakan (Yehovah Jireh).
4. Mengapa Tuhan Harus Memberkati Kita?
Bukan agar kita menjadi sombong. Bukan agar kita merasa lebih dari orang lain. Tapi agar kita menjadi saksi kebaikan-Nya, agar melalui hidup kita, orang lain mengenal Tuhan. Berkat itu seharusnya membuat kita semakin rendah hati, semakin takut akan Tuhan, dan semakin murah hati terhadap sesama.
Seperti kata Daniel Mananta: “Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita, tapi bukan keserakahan kita.”
Jadi, berkat Tuhan tidak pernah diberikan untuk memperbesar ego, tapi untuk memperbesar kasih, ketaatan, dan pelayanan.
5. Harga dan Bukti Hidup yang Diberkati
Berkat Tuhan memang luar biasa, tapi itu tidak datang tanpa proses. Abraham diberkati karena ia:
- Taat tanpa banyak tanya
- Hidup dekat dengan Tuhan
- Rela menyerahkan yang paling berharga
- Percaya walau belum melihat hasilnya
Hidup yang diberkati bukan hidup tanpa masalah, tapi hidup yang tetap percaya dan taat kepada Tuhan di tengah proses, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.
HIKMAT HARI INI:
Hidup yang diberkati bukan soal berapa banyak yang kita punya, tapi sejauh mana kita taat dan menjadi berkat.
POKOK DOA:
Tuhan, ajarku untuk tidak hanya mengejar berkat-Mu, tetapi mengejar Engkau, Sumber berkat. Bentuk hatiku agar selalu siap untuk taat dan setia. Jadikan hidupku saluran berkat bagi sesamaku, seperti Abraham yang Engkau pakai untuk memberkati bangsa-bangsa. Amin.
Tuhan Yesus memberkati! 🙏✨
Rangkuman Khotbah
Pdt. Budi Wahono
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan