PENCITRAAN ATAU KEMURNIAN

July 24, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 24 Juli 2025

Shalom, rekan-rekan Youth yang dikasihi Tuhan!

Manusia secara alami mendambakan pengakuan. Di era digital saat ini, hal itu tampak semakin jelas. Media sosial mendorong kita untuk selalu menampilkan sisi terbaik hidup kita—foto-foto yang tampak sempurna, prestasi yang dibesar-besarkan, bahkan pencitraan yang tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Tidak jarang kita tergoda untuk lebay (berlebihan), membuat cerita yang tidak nyata demi mendapatkan likes dan komentar pujian. Tetapi, Firman Tuhan mengingatkan kita: apakah yang kita kejar itu hanya pencitraan di mata manusia, atau kita sedang membangun kemurnian hidup di hadapan Allah?

Ayat Pokok: Amsal 12:8–9 “Setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya, tetapi orang yang serong hatinya akan dihina. Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, daripada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.”

Dalam bahasa aslinya, Amsal 12:8 menggunakan kata Ibrani leb (hati atau pikiran) yang menjadi pusat hikmat dan akal budi. Orang yang memiliki hati dan pikiran yang benar (akal budi yang baik) akan mendapatkan pujian—bukan karena pencitraan, tetapi karena kualitas batin dan tindakan nyata. Sebaliknya, orang yang hatinya ‘iqes’ (serong, menyimpang, tidak tulus) akan berakhir dalam kehinaan.

Ayat 9 memperdalam perbandingan: “Lebih baik menjadi orang kecil (qal – biasa saja, sederhana) tetapi bekerja untuk diri sendiri, daripada berlagak orang besar (kabed – sok penting) tetapi sebenarnya tidak memiliki apa-apa hingga ‘kekurangan makan’.”

Ada Dua tipe orang digambarkan dalam Amsal ini:

Orang kecil tetapi giat bekerja.
Mereka tidak mencari sensasi, tidak menuntut pengakuan. Mereka fokus mengerjakan apa yang menjadi panggilan hidupnya. Mereka membangun karakter, tanggung jawab, dan kualitas hidup yang tahan uji. Hasilnya? Mereka dihormati bukan karena tampilan luar, tetapi karena kehidupan yang nyata.

Orang yang berlagak besar.
Mereka sibuk mencari validasi, berusaha tampil hebat padahal belum memiliki fondasi yang kuat. Orang seperti ini akan cepat lelah, kecewa, dan akhirnya malu ketika topengnya terbuka. Seperti pepatah: “Jangan bangkrut hanya karena ingin terlihat kaya.”

Bagi kita, remaja dan pemuda yang hidup di era kompetitif ini, pesan Amsal 12:8–9 sangat relevan. Tuhan tidak menilai seberapa banyak pencitraan yang kita bangun, tetapi apa yang benar-benar kita kerjakan dengan hati yang murni. Lebih baik kita fokus menjadi pribadi yang membangun hidup dalam kebenaran dan kejujuran, daripada sibuk mengesankan orang lain tetapi kosong secara batiniah.

Bangunlah hidup yang benar-benar berkualitas. Kerjakan dengan sungguh-sungguh setiap tanggung jawab yang Tuhan percayakan. Jadilah berkat di sekolah, kampus, keluarga, dan gereja, bukan untuk mencari pujian, tetapi karena kita mengasihi Tuhan.

Refleksi Diri

  • Apakah selama ini aku lebih sibuk mencari pengakuan daripada setia mengerjakan yang terbaik di hadapan Tuhan?
  • Bagian mana dalam hidupku yang perlu dibenahi agar aku bisa hidup murni, bukan penuh kepura-puraan?

“Orang yang rendah hati memiliki hati yang tulus, sedangkan orang yang penuh pencitraan memiliki hati yang menyimpang. Mereka yang suka pencitraan adalah budak opini manusia dan akan berakhir dalam kehinaan.” – Bruce K. Waltke

Perhatikanlah ini dengan baik: yang paling penting dalam hidup bukanlah bagaimana orang lain menilai kita, melainkan bagaimana Tuhan memandang hati kita dan bagaimana kita hidup dengan tulus serta setia pada kebenaran-Nya. Karena itu, lebih bijak jika kita memusatkan perhatian untuk membangun kehidupan yang benar-benar berkualitas di hadapan Tuhan daripada sibuk mempertahankan kepura-puraan demi mendapat pengakuan orang lain.

Jangan sampai kita menghabiskan semua yang kita punya hanya demi terlihat hebat atau kaya di mata manusia. Jauh lebih baik jika kita memperkaya diri kita dengan hikmat yang berasal dari firman Tuhan. Sebab, seperti yang tertulis, “setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya.”

🙏 Pokok Doa

Tuhan Yesus, ampuni aku karena sering kali aku sibuk mencari pengakuan manusia. Ajari aku untuk fokus membangun hidup yang murni, jujur, dan tulus di hadapan-Mu. Jadikan aku pribadi yang berkenan bagi-Mu dan menjadi berkat bagi orang lain. Amin.

Mari memilih kemurnian, bukan pencitraan.
Tuhan Yesus memberkati! ✨😇💛

YNP – SCW

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *