WAITING ROOM

July 31, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 31 Juli 2025

Ibrani 6:12“…agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.”

Setiap dari kita pasti pernah ada di “waiting room” alias ruang tunggu kehidupan—masa-masa menanti jawaban doa, menunggu penggenapan janji Tuhan, atau menantikan perubahan dalam situasi yang terasa stagnan. Reaksi yang umum muncul saat mendengar kata “menunggu” adalah rasa jenuh, kecewa, atau bahkan frustrasi. Dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang, menunggu sering kali dianggap sebagai hal yang membuang waktu. Tapi di mata Tuhan, masa menunggu bukan masa yang sia-sia, melainkan ruang yang digunakan untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat, matang, dan dewasa dalam iman.

Contohlah Abraham. Ia menerima janji dari Tuhan bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa. Namun, janji itu tidak langsung digenapi. Abraham harus menanti selama 25 tahun untuk melihat lahirnya Ishak, anak yang dijanjikan. Dan selama masa penantian itu, Abraham tidak sekadar menunggu dengan pasif, tetapi ia tetap percaya dan taat. Ibrani 11:11 menyebut bahwa “karena iman,” Sara dan Abraham menerima kekuatan untuk memiliki keturunan, meski secara manusia mustahil. Mereka tidak mengandalkan logika, tetapi bersandar pada Pribadi yang berjanji, yaitu Allah yang setia.

Terkadang kita mengira bahwa doa yang belum dijawab berarti Tuhan tidak peduli. Padahal justru dalam masa penantian itu, Tuhan sedang bekerja—bukan hanya di luar diri kita, tetapi terutama di dalam kita. Ia membentuk karakter, memperhalus hati, dan memperkuat dasar kepercayaan kita kepada-Nya. Penantian bukan berarti kita tidak bergerak. Sebaliknya, itu adalah saat untuk semakin mendekat kepada Tuhan, memperdalam hubungan dengan-Nya melalui firman dan doa. Kita menunggu bukan karena Tuhan lambat, tetapi karena waktu-Nya selalu tepat. Kita hanya perlu bersabar seperti para tokoh iman lainnya, yang dengan tekun menantikan dan akhirnya menerima janji-janji Allah.

Makna rohani ketika kita ada dalam situasi “Waiting Room” (Ruang Penantian), berdasarkan renungan dari Ibrani 6:12 dan kisah Abraham:

Penantian bukan berarti Tuhan tidak peduli atau janji-Nya batal. Justru sebaliknya, masa penantian sering kali adalah bagian dari proses Tuhan untuk mendatangkan yang terbaik dalam hidup kita. Kita belajar ini dari Abraham, yang menerima janji keturunan tetapi harus menunggu 25 tahun sampai Ishak lahir. Dalam Ibrani 6:12 ditegaskan bahwa kita tidak boleh lamban, melainkan menjadi penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
Dalam “waiting room”, Tuhan bukan hanya sedang menyiapkan berkat, tetapi sedang menyiapkan kita untuk menerima berkat tersebut. Dia mengatur waktu dengan sempurna. Ia tahu kapan kita siap, dan kapan jawaban itu akan paling berdampak.

Jangan terburu-buru. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah salah waktu, dan setiap penundaan-Nya bukanlah penolakan.

Dalam ruang penantian, dua hal yang paling diuji adalah iman dan kesabaran kita. Iman bukan hanya percaya bahwa Tuhan mampu, tetapi juga percaya bahwa Dia akan menggenapi janji-Nya sesuai dengan waktu-Nya, bukan waktu kita. Tanpa iman, penantian akan terasa berat dan melelahkan. Tetapi jika kita membangun diri di atas firman Tuhan dan janji-Nya, kita akan tetap kuat sekalipun hasil belum terlihat.
Kesabaran bukan sekadar pasrah, tetapi sikap aktif yang terus mempercayai kebaikan Tuhan. Seperti Abraham dan Sara yang menganggap Allah setia, kita pun harus berpegang pada karakter Tuhan, bukan pada situasi yang kita alami. Kesabaran membuat kita tidak mudah goyah oleh kekecewaan atau rasa frustrasi.

Jangan biarkan perasaan menguasai imanmu. Sebaliknya, biarkan iman memimpin perasaanmu selama menunggu.

Ruang penantian adalah ladang latihan rohani. Di situlah Tuhan memperdalam pengenalan kita akan diri-Nya, mengasah karakter, dan menguatkan kepercayaan kita. Dalam masa menunggu, Tuhan mengajar kita untuk hidup dalam ketaatan dan kebergantungan penuh pada-Nya. Ibarat tanah yang sedang dipersiapkan sebelum ditaburi benih, hati kita pun diproses supaya siap menerima janji Tuhan. Di momen ini, kita belajar banyak hal: mengelola kecewa, belajar setia tanpa pamrih, tetap melayani dan mencari Tuhan, bahkan saat kita belum menerima jawaban. Proses ini menghasilkan kedewasaan rohani yang tidak bisa digantikan oleh apa pun. Kita dibentuk menjadi pribadi yang utuh, tangguh, dan siap menjadi saluran berkat.

Tunggu dengan iman, sabar dengan taat, dan izinkan Tuhan membentuk hatimu menjadi kuat dan siap untuk dipakai-Nya.

Situasi “waiting room” bukan akhir dari segalanya. Itu adalah awal dari penggenapan rencana Tuhan yang sempurna. Gunakan waktu ini bukan untuk mengeluh, tetapi untuk memperkuat iman, memperdalam firman, dan memperbesar pengharapan.

Bangunlah iman melalui pembacaan dan perenungan firman Tuhan. Tumbuhkan kesabaran dengan melihat teladan para tokoh iman seperti Abraham, Yusuf, atau Daud, yang tetap teguh dalam penantian. Jangan biarkan keraguan menggeser pengharapanmu, dan jangan menyerah hanya karena waktunya belum datang.

Pokok Doa
Tuhan Yesus, ajar aku untuk tetap sabar dan setia ketika janji-Mu belum digenapi. Aku percaya waktu-Mu sempurna, dan Engkau sedang bekerja di balik layar kehidupanku. Tolong aku untuk tidak menyerah, tapi terus beriman dan menanti dengan pengharapan. Dalam nama-Mu aku berdoa. Amin.

Tuhan Yesus memberkati 💫

YNP – SCW

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *