SATU KESAKSIAN YANG BERDAMPAK

Renungan harian Youth, Kamis 11 September 2025
Syalom rekan-rekan Youth semuanya, semoga rekan-rekan dalam keadaan sehat dan baik semuanya …
Rekan-rekan pernahkah kamu berpikir bahwa satu kalimat sederhana dari mulut kita bisa mengubah hidup orang lain? Dalam kehidupan ini, kita sering merasa bahwa hanya orang-orang besar, terkenal, atau punya posisi pentinglah yang bisa memengaruhi banyak orang. Namun, Alkitab menunjukkan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja, bahkan seorang gadis kecil yang tidak dikenal namanya, untuk membawa perubahan besar.
Di dalam pengadilan, kita mengenal peran ahli dan saksi. Seorang ahli berbicara berdasarkan ilmu dan keahlian, sedangkan seorang saksi berbicara berdasarkan pengalaman pribadinya.
Dalam kehidupan Kristen, Tuhan tidak menuntut kita harus menjadi seorang “ahli teologi” agar bisa bersaksi. Ia hanya meminta kita menjadi saksi hidup, yaitu orang yang menceritakan pengalaman nyata bersama Tuhan.
2 Raja-raja 5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
Demikian juga dengan gadis kecil Israel yang diceritakan dalam 2 Raja-raja 5. Walaupun ia hanya seorang tawanan yang menjadi pelayan, ia menyampaikan satu kalimat sederhana kepada istri Naaman tentang adanya nabi di Israel yang dapat menyembuhkan kusta. Dari situlah awal titik balik hidup Naaman dimulai. Setelah mendengarkan perkataan Elisa, Naaman sembuh total dan akhirnya mengakui bahwa Allah Israel adalah satu-satunya Allah yang benar.
Luar biasa, bukan? Kesaksian yang begitu sederhana, keluar dari seorang budak yang bahkan namanya tidak disebutkan, justru menjadi kunci keselamatan seorang jenderal besar. Ini menunjukkan bahwa bukan status, kedudukan, atau kepintaran kita yang menentukan apakah kesaksian kita berdampak, melainkan kesediaan hati dan ketulusan kita untuk menceritakan kuasa Tuhan.
Bagaimana kita bisa menjadi saksi Kristus?
1. Menceritakan pengalaman pribadi
Kesaksian tidak harus berupa cerita yang dramatis atau penuh mukjizat. Bahkan hal sederhana seperti bagaimana Tuhan menolong kita melewati ujian sekolah, memberi kekuatan saat sakit, atau memberikan damai di tengah masalah keluarga, bisa menjadi kesaksian yang berharga. Orang lain lebih mudah percaya ketika kita berbagi pengalaman nyata, bukan teori semata.
2. Hidup sebagai teladan
Kesaksian terbesar kita sering kali bukan apa yang kita katakan, melainkan apa yang kita lakukan. Saat teman-teman kita melihat kita jujur meski ada kesempatan untuk curang, atau tetap rendah hati saat mendapat prestasi, mereka akan bertanya-tanya apa yang membuat kita berbeda. Perbuatan sederhana yang konsisten dengan iman kita akan menjadi “Alkitab hidup” yang bisa dibaca oleh orang lain.
3. Peka terhadap kebutuhan orang lain
Kesaksian lahir dari hati yang peduli. Gadis Israel dalam kisah Naaman tidak menutup mata terhadap penderitaan tuannya, meski ia sendiri seorang tawanan. Ia melihat kebutuhan dan menawarkan jalan keluar. Demikian juga kita dipanggil untuk peka terhadap kesusahan orang sekitar—mendengar curhat teman, mendoakan mereka, atau menolong dalam hal kecil. Dari kepedulian itulah pintu kesaksian terbuka.
4. Berani berkata jujur
Terkadang, kesempatan bersaksi muncul hanya sekejap. Di saat seperti itu, jangan ragu untuk mengucapkan kebenaran, meski sederhana. Misalnya, ketika teman bertanya, “Kok kamu bisa kuat menghadapi masalah?” kita bisa berkata, “Karena Tuhan yang menguatkan aku.” Kalimat yang singkat tapi jujur ini bisa menjadi titik awal seseorang mengenal kasih Kristus.
5. Percaya pada kuasa Tuhan
Kadang kita merasa, “Apa gunanya aku bersaksi? Aku bukan siapa-siapa.” Namun kita perlu ingat bahwa kita hanyalah alat. Yang bekerja mengubah hati adalah Tuhan sendiri. Tugas kita hanyalah menabur benih melalui kesaksian, dan Tuhanlah yang membuat benih itu bertumbuh. Dengan percaya pada kuasa-Nya, kita tidak perlu takut atau minder untuk berbagi tentang Tuhan.
Rekan-rekan Youth Ketika kita membaca kisah gadis Israel ini, kita diingatkan bahwa setiap kita bisa dipakai Tuhan untuk membawa kabar baik. Kita sering merasa tidak cukup mampu atau takut ditolak, namun Tuhan tidak menuntut kita sempurna. Ia hanya menghendaki kita untuk setia bersaksi. Mari kita bertanya kepada diri sendiri: Apakah kita percaya bahwa satu kesaksian sederhana bisa berdampak besar dalam hidup orang lain? Apa yang sering menghambat kita untuk bersaksi? Maukah kita belajar menjadi seperti gadis kecil itu, yang berani membawa kabar baik meskipun ia bukan siapa-siapa?
Hari ini kita mau belajar untuk Belajar peka terhadap kebutuhan orang lain dan jangan ragu untuk bersaksi tentang kebaikan serta kuasa Tuhan dalam hidup kita.
POKOK DOA
Tuhan, ajar aku untuk menjadi seperti gadis kecil yang berani bersaksi. Meskipun aku mungkin tidak dikenal, pakailah aku menjadi saluran kasih dan pengharapan-Mu. Biarlah hidupku menjadi kesaksian bagi orang di sekitarku. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Tuhan bisa memakai setiap kita untuk menyaksikan kuasa dan kasih-Nya.
Tuhan Yesus memberkati
YNP – SCW
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan