WAR ROOM

September 22, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Senin 22 September 2025

Syalom rekan-rekan Youth semuanya, bersyukur buat anugerah Tuhan kita bisa sehat dan kuat semua karena berkat Tuhan
Mengapa Doa Itu Sulit? Sebuah pertanyaan yang terkadang menjadi pengalaman kita.
Banyak dari kita terkadang merasa berdoa itu rumit. Contohnya, ketika diminta untuk memimpin doa di depan umum, karena berbagai alasan seperti rasa malu dan khawatir akan dihakimi jika doa mereka dianggap tidak sempurna, kurangnya rasa percaya diri untuk memimpin kegiatan rohani, serta kesulitan mengungkapkan isi hati dengan kata-kata yang tepat dan tulus. Kekhawatiran untuk lupa atau salah bicara juga sering membuat mereka cemas, apalagi ketika harus menjadi pusat perhatian di depan banyak orang. Ditambah lagi, minimnya pengalaman, latihan, dan bimbingan membuat rasa takut itu semakin besar sehingga berdoa terasa rumit dan menakutkan bagi sebagian anak muda..

📖 Lukas 11:2-4 “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.’”

Dari doa yang Yesus ajarkan, kita melihat tiga unsur penting:

Pertama Pujian/Penyembahan → Doa dimulai dengan menyebut: “Bapa kami yang di surga”. Artinya kita mengingat bahwa Tuhan dekat, tapi juga berkuasa. Doa menegaskan hubungan kita dengan Allah sebagai Bapa.

Kedua, Pertobatan/Pengampunan → Kita mengaku dosa, meminta ampun, dan belajar juga mengampuni sesama.

Ketiga, Penyerahan diri → Kita menyerahkan kehendak dan hidup kita di bawah kedaulatan-Nya: “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.”

Hal mendasar Ketika kita berbicara tentang Doa

Ketika kita menyebut “Bapa Kami yang di Surga”, kita sedang mengingat kebesaran-Nya sekaligus mengakui kedekatan kita dengan Dia. Sebutan “Bapa” menunjukkan relasi yang intim dan penuh kasih, bukan sekadar jarak antara manusia dengan Allah. Doa bukan hanya tentang meminta, tetapi tentang menyatakan siapa Tuhan dalam hidup kita dan belajar melihat segala sesuatu dari perspektif-Nya, bukan dari sudut pandang kita sendiri.

Ucapan “dikuduskanlah nama-Mu” mengingatkan kita bahwa doa adalah sarana untuk meninggikan Tuhan, mengakui kekudusan, kuasa, dan kedaulatan-Nya. Ia begitu dekat dengan manusia, tetapi tetap Mahakuasa. Karena itu, doa menjadi momen untuk menundukkan hati di hadapan Tuhan, fokus pada kebesaran-Nya, bukan hanya pada kebutuhan kita.

Doa bukan sekadar menyampaikan keinginan pribadi, tetapi menyerahkan diri pada kehendak Allah. Ketika kita mengucapkan “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga,” kita belajar tunduk kepada rencana-Nya yang sempurna dan tanpa batas, sehingga hidup kita berjalan sesuai dengan kehendak-Nya, bukan kehendak kita sendiri.Doa adalah senjata rohani. Sama seperti prajurit yang tidak bisa menang tanpa strategi, kita tidak bisa menang dalam peperangan hidup tanpa doa.

Melalui doa, kita belajar:
Percaya dan Berharap → Saat berdoa, kita yakin Tuhan mendengar. Doa bukan hafalan kosong, melainkan ungkapan iman (Ibrani 11:6).
Bersiap Menerima Jawaban → Jawaban Tuhan bisa “ya”, “tidak”, atau “tunggu dulu”. Yang penting, kita tetap percaya dan bersiap menerima apapun jawaban-Nya.

    🕊️ Doa Penutup

    Bapa yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau mengajar kami untuk berdoa. Ampuni kami jika sering ragu dan takut dalam berdoa. Ajari kami untuk selalu percaya, tulus, dan setia membangun hubungan pribadi dengan-Mu. Biarlah doa kami bukan sekadar kata-kata, melainkan sikap hati yang rindu mengenal-Mu lebih dalam. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

    EYC 200925 – YDK

    Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
    Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
    Kirim ke 0895-1740-1800
    Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *