Renungan Harian Youth, Jumat 07 November 2025
Matius 18:22 “Yesus berkata kepadanya: ‘Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.’”
Syalom rekan-rekan Youth semuanya …
Pepatah lama berkata, “Setiap perjumpaan pasti ada perpisahan.” Kalimat sederhana ini terdengar klise, tetapi di baliknya tersimpan kebenaran hidup yang tidak dapat dihindari. Dalam setiap hubungan—baik itu persahabatan, pekerjaan, komunitas, bahkan percintaan—selalu ada masa awal dan masa akhir. Ada yang berpisah karena waktu dan jarak, ada yang berakhir karena perbedaan, ketidakcocokan, bahkan pengkhianatan, dan mungkin karena maut yang memisahkan atau kematian.
Dan sering kali, bagian tersulit dari sebuah akhir bukanlah perpisahannya, melainkan bagaimana kita melanjutkan hidup setelahnya. Kita bisa saja berkata “saya sudah move on”, tetapi hati masih menyimpan luka yang belum pulih. Ada kenangan yang terus terulang, ada nama yang sulit dilupakan, atau ada rasa sakit yang muncul setiap kali diingat.
Tak sedikit orang muda yang akhirnya terjebak dalam masa lalu karena belum sungguh-sungguh belajar melepaskan dan mengampuni.
Salah satu alasan utama seseorang sulit “move on” adalah karena masih terikat pada masa lalu—terus mengingat kenangan lama, menyesali apa yang sudah terjadi, dan enggan melepaskan. Selain itu, hati yang belum mau mengampuni dan merelakan juga menjadi penghalang besar, sebab kepahitan dan amarah membuat luka batin terus terbuka. Tak jarang pula, seseorang sulit melangkah karena ingin tetap memegang kendali atas hidupnya dan belum sepenuhnya percaya pada rencana Tuhan. Bahkan, ada yang takut memulai lagi karena khawatir akan terluka kembali. Padahal, Tuhan ingin agar kita belajar berserah dan percaya bahwa setiap akhir adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih indah. “Move on” bukan berarti melupakan masa lalu, melainkan melangkah maju dengan hati yang sudah dipulihkan dan dikuatkan oleh kasih Kristus.
Yuk kita akan belajar Bersama Tiga Kunci Siap untuk Move On
1️. Mengampuni dan Merelakan
Langkah pertama untuk benar-benar move on adalah mengampuni.
Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni bukan hanya sekali dua kali, tetapi “tujuh puluh kali tujuh kali” (Matius 18:22). Artinya, pengampunan bukan tentang hitungan, melainkan tentang sikap hati yang terus belajar untuk melepaskan.
Selama kita masih menyimpan dendam, marah, atau kekecewaan, kita belum benar-benar bebas. Luka yang tidak diampuni akan terus membelenggu dan menghalangi kita menikmati damai sejahtera Tuhan. Mengampuni bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain, tetapi berarti kita memilih untuk tidak hidup di bawah bayang-bayang luka itu lagi.
Ketika kita mengampuni, kita sedang membuka pintu bagi Tuhan untuk memulihkan hati dan memberi kekuatan untuk melangkah lagi.
2️. Berhenti Mengungkit dan Fokus ke Depan
Salah satu alasan banyak orang gagal move on adalah karena terus mengulang cerita lama. Setiap kali perpisahan atau kekecewaan itu dibahas, luka lama terbuka kembali. Firman Tuhan mengajar kita untuk tidak terikat pada masa lalu, tetapi memandang ke depan dengan iman.
Move on bukan berarti melupakan semuanya, tetapi memilih untuk berhenti menatap ke belakang dan mulai menatap ke depan.
Arahkan fokus pada hal-hal yang bisa diperbaiki — karakter, kebiasaan, cara memilih teman, dan cara kita membangun hubungan. Jangan biarkan masa lalu mengendalikan masa depan. Belajar dari pengalaman bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa, bijaksana, dan siap menghadapi perjalanan baru bersama Tuhan.
3️. Percaya Bahwa Akhir Juga Bagian dari Rencana besar Tuhan
Tidak semua akhir adalah kegagalan. Kadang, Tuhan memang mengizinkan sesuatu berakhir agar kita bisa bertumbuh dan menemukan arah yang baru. Tuhan tahu siapa yang perlu tinggal dalam hidup kita dan siapa yang harus pergi supaya rencana-Nya dapat terjadi dengan sempurna.
Ketika kita belajar melihat perpisahan dari sudut pandang iman, kita akan menyadari bahwa setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru.
Roma 8:28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
Artinya, meski sesuatu berakhir, kasih Tuhan tidak pernah berhenti. Ia menuntun setiap langkah kita menuju masa depan yang lebih baik. Percayalah, Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih indah daripada apa yang hilang.
Jika saat ini ada di antara kita yang sedang berada dalam fase ini, mari tetap kuat dan terus berjuang. Memang tidak mudah untuk melewati masa seperti ini, namun jangan biarkan waktu berlalu tanpa arah dan berharap segalanya sembuh dengan sendirinya. Ambillah keputusan untuk melangkah menuju pemulihan hati — beranilah melepaskan dan melihat segala sesuatu dengan cara pandang yang baru. Biarkan pengampunan menjadi hadiah terindah bagi hatimu yang terluka, dan izinkan kasih Tuhan memeluk serta memulihkan setiap bagian hati yang pernah disakiti.
Hari ini kita belajar Move on bukan sekadar melupakan masa lalu, tetapi proses pemulihan hati bersama Tuhan. Ketika kita belajar mengampuni, berhenti mengungkit luka lama, dan percaya bahwa setiap akhir adalah bagian dari rencana Tuhan, maka hati kita akan dipenuhi damai sejahtera.
Tuhan ingin kita melangkah maju tanpa beban masa lalu, karena Ia sudah menyiapkan masa depan yang penuh harapan. Jangan biarkan luka menahan langkahmu — biarkan kasih Tuhan memulihkan dan menuntunmu untuk move on dengan iman.
💎 Hikmat Hari Ini
“Yang telah berlalu, biarlah berlalu. Jangan terus memegang rasa sakitnya, tapi peganglah pelajarannya. Karena Tuhan bisa memakai setiap akhir untuk menumbuhkan sesuatu yang baru dalam hidupmu.”
Tuhan Yesus memberkati
YNP – TVP
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedala Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan