BERJALAN DALAM RENCANA ALLAH

September 24, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Rabu 24 September 2025

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan .…” (Kejadian 50:20)

Setiap kita pasti mengalami banyak rintangan dalam hidup. Bahkan mungkin pada saat ini kita berada di dalam titik terkelam di dalam kehidupan kita. Masalah silih berganti datang dan pergi, membuat kita merasa seakan tidak punya waktu untuk berisitrahat atau mengambil napas bahkan sejenak saja. Walaupun mungkin kita adalah orang-orang yang takut akan TUHAN, bukan berarti kita akan terluput dari pencobaan dan ujian.

Yusuf adalah anak yang paling dikasihi oleh Israel dari 11 anaknya. Yusuf hidup nyaman dan tenang, secara terang-terangan difavoritkan oleh ayahnya di depan semua saudara-saudaranya yang lain. TUHAN lalu mengizinkan Yusuf mengalami hal-hal yang luar biasa buruk, yang benar-benar membuat Yusuf terlempar hingga titik terkelam di dalam hidupnya. Yusuf harus melewati masa-masa yang sangat sulit: saat berumur tujuh belas tahun, ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya yang iri dan dengki padanya, kemudian dipenjarakan meski ia tidak bersalah (Kej. 37; 39–41). Namun, Allah memakai Yusuf untuk menyelamatkan bangsa Mesir dan juga keluarganya dari bencana kelaparan

Karena Yusuf seorang yang takut akan Allah, ia seorang yang mengerti rencana Allah dan pengalaman imannya itu dia buktikan dengan kepeduliannya kepada saudara-saudaranya. Kejadian 50:20 adalah sebuah ayat dalam Alkitab yang mengungkapkan bahwa meskipun manusia memiliki niat jahat, Allah dapat mengubah kejahatan tersebut menjadi kebaikan untuk mencapai tujuan-Nya, yaitu memelihara dan menyelamatkan umat-Nya. Ayat ini merupakan ucapan Yusuf kepada saudara-saudaranya yang pernah menjualnya ke perbudakan, dan kini Allah menggunakannya untuk menyelamatkan keluarga Yakub dari kelaparan. 
Rekan-rekan youth, Seperti kita, Yusuf mengharapkan hal-hal yang baik. Namun, harapannya meleset. Dia dimasukkan ke dalam sumur, dijadikan budak, dan dipenjarakan. Tetapi, lihat! Dijadikan budak membuatnya menjadi tangan kanan Potifar. Dijebloskan ke penjara malah mengantarnya menjadi penguasa Mesir, menjadi penolong banyak orang.

Sebab itu, Yusuf berkata kepada kerabatnya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan …”

Kita semua mengetahui akhir kisah Yusuf, yaitu setelah segala masalah dan peristiwa buruk yang terjadi padanya, dia keluar sebagai pemenang yang berhasil menyelamatkan dua bangsa yang besar, dengan cara yang hebat dan megah. Kita mungkin belum mengetahui akhir kisah kita, tetapi kita tahu pasti bahwa TUHAN yang mereka-rekakan segala keburukan yang dihadapi Yusuf menjadi kebaikan adalah TUHAN yang sama, yang sedang mereka-rekakan keburukan yang kita hadapi menjadi kebaikan di kemudian hari.
Banyak kemelesetan dialami Yusuf. Tetapi, akhirnya, dia mendapatkan hal yang sangat baik: bagi Yusuf, bagi keturunan Yakub, juga bagi Mesir. Alkitab tak hendak mengatakan bahwa semua kemelesetan pasti berbuah kebaikan. Pengalaman Yusuf pun bukan hal yang dapat berlaku umum. Meski begitu, ada pesan penting di sana. 

Ketika keberlangsungan hidup anak-anak Yakub terancam, rencana pemeliharaan Allah telah berjalan. Yusuf, yang berhasil mengatasi berbagai pencobaan, berada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan menduduki jabatan yang tepat. 
Kala hidup meleset dari harapan, jangan mudah menyimpulkan bahwa ujungnya pasti buruk. Bisa saja, kemelesetan dipakai Tuhan untuk menjauhkan kita dari hal buruk. Boleh jadi, kemelesetan adalah tikungan dalam hidup, yang mengajak kita melihat hal-hal lain yang selama ini terabaikan. Sangat mungkin, kemelesetan itu akar melintang yang membelit kaki kita, yang memaksa kita berhenti sejenak untuk mengevaluasi langkah dan tujuan kita. Atau, dengan perkenan Tuhan, kemelesetan hanya menunda kita dari mendapatkan yang baik atau lebih baik.  Di atas segalanya, kita selalu ada di Tangan Allah Sang Mahatahu yang sangat mengasihi kita. Maka, tetaplah menyimpan harapan, juga ketika sesuatu meleset.

Seringkali TUHAN mengizinkan hal-hal buruk terjadi, karena DIA ingin agar kita berakar di dalam DIA. Mengerti bahwa ujian terhadap iman kita menghasilkan ketekunan. DIA ingin agar kita belajar seperti Yusuf, yang memegang teguh iman dan pengharapan tanpa menyerah dalam melakukan yang terbaik, meski awan kelam menutupi matahari di dalam hidup kita.
Yang penting adalah kita minta kepekaan dari Tuhan untuk dapat menemukan dan memahami rencana dan karya Allah dalam hidup kita. Marilah kita menemukan karya Allah dalam hidup kita supaya kita tak menyesali masa lampau kita dan menyongsong hari depan kita dengan keyakinan.

✨ Hikmat Hari Ini

RM – IT

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800

Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *