“Dies Natalis”

Renungan Harian Jumat, 20 Desember 2024
Bacaan: Lukas 2:7, Lukas 1:76-77
Makna Natal: Menyambut Sang Juruselamat
Secara etimologi, kata Natal berasal dari bahasa Latin Dies Natalis, yang berarti “Hari Lahir.” Dalam konteks iman Kristen, Natal adalah perayaan kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus. Hari itu bukan sekadar momen sejarah, tetapi adalah peristiwa ilahi di mana kasih Allah dinyatakan melalui kelahiran Kristus ke dunia. Di berbagai budaya dan bahasa, Natal memiliki nama yang berbeda, seperti Christmas dalam bahasa Inggris, yang berarti Mass of Christ atau perayaan Kristus. Dalam bahasa Melayu-Arab, Natal disebut Maulid atau Milad. Terlepas dari istilahnya, inti Natal tetap sama: kelahiran Yesus membawa kabar baik tentang keselamatan bagi seluruh umat manusia.
Yohanes Pembaptis: Gambaran Menyambut Sang Juruselamat
Kisah Yohanes Pembaptis memberikan pelajaran penting tentang bagaimana kita seharusnya menyambut kedatangan Yesus. Sejak dalam kandungan, Yohanes telah dipanggil dengan misi besar untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan (Lukas 1:76-77).
Yohanes adalah seorang nabi yang hidup sepenuhnya untuk kemuliaan Tuhan. Ia memahami bahwa tugasnya adalah mengarahkan hati manusia kepada Allah dan mempersiapkan mereka untuk menyambut Sang Mesias. Dalam kesederhanaan hidupnya, Yohanes memberitakan pertobatan dan menekankan pentingnya hati yang tulus dan siap untuk menerima kasih karunia Allah.
Ketika Yohanes bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu?” (Lukas 7:19), Yesus menjawab dengan menunjukkan karya-Nya: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, dan Injil diberitakan kepada orang miskin. Jawaban ini menegaskan bahwa Yesus adalah Juruselamat yang membawa pemulihan dan harapan bagi semua orang. Yohanes mengajarkan kita bahwa hidup untuk kemuliaan Tuhan adalah sukacita sejati. Baginya, kehadiran Yesus adalah pusat dari segala sesuatu, dan ia rela merendahkan diri agar nama Yesus ditinggikan (Yohanes 3:30).
Hidup untuk Kemuliaan Tuhan
Natal bukan hanya tentang perayaan lahiriah seperti menghias pohon Natal atau menyanyikan lagu-lagu meriah. Natal adalah panggilan untuk membuka hati, menerima kasih karunia Allah, dan menjalani hidup yang memuliakan-Nya.
Kita belajar dari Yohanes Pembaptis yang hidup sepenuhnya untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Bagaimana dengan kita? Apakah hidup kita mencerminkan Kristus? Apakah orang lain melihat kasih Tuhan melalui perkataan dan perbuatan kita?
Natal adalah waktu untuk mengingat:
- Bahwa Kristus datang membawa keselamatan, dan kita dipanggil untuk hidup dalam pertobatan.
- Bahwa hidup kita harus menjadi jalan bagi orang lain untuk mengenal Kristus.
- Bahwa kita dipanggil untuk berbagi kasih, pengampunan, dan sukacita Natal kepada sesama.
Menyambut Natal dengan Mempersiapkan Jalan bagi Tuhan
Yohanes Pembaptis menyerukan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:2). Seruan ini mengingatkan kita untuk mempersiapkan hati kita menyambut kelahiran Kristus dengan cara:
- Menutup lembah kelemahan diri
Natal adalah momen untuk merenungkan kelemahan-kelemahan kita dan meminta pemulihan dari Tuhan. Lembah-lembah kehidupan seperti kebiasaan buruk, dosa tersembunyi, atau luka batin harus diserahkan kepada Tuhan agar dipulihkan oleh kasih-Nya. - Meratakan gunung kesombongan
Gunung-gunung kebanggaan diri, ego, dan keangkuhan sering kali menghalangi jalan bagi Tuhan dalam hidup kita. Natal mengajak kita untuk rendah hati, seperti Kristus yang merendahkan diri-Nya lahir dalam kesederhanaan. - Meluruskan jalan dengan ketulusan
Jalan yang lurus mencerminkan hati yang tulus, penuh kesetiaan kepada Tuhan. Mempersiapkan jalan bagi Tuhan berarti hidup dalam kebenaran dan kasih, menjadi terang di tengah dunia yang gelap.
Natal Adalah Respon Hidup
Dies Natalis mengingatkan kita akan anugerah terbesar: kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat dunia. Menyambut Natal berarti meresponi kasih Allah dengan hidup yang dipersembahkan untuk-Nya dan menjadi berkat bagi sesama.
Mari kita menyambut Sang Juruselamat dengan hati yang penuh syukur, hidup dalam kerendahan hati, dan berjalan dalam kebenaran. Selamat merayakan Natal, semoga damai Kristus memenuhi hati kita semua.
Hikmat Natal:
“Natal bukan sekadar perayaan, tetapi panggilan untuk hidup memuliakan Allah setiap hari.”
Pdt. Budi Wahono