Do Ut Des – Kasih dengan Pamrih atau Kasih Sejati?

Renungan Harian Jumat, 19 September 2025
Dalam bahasa Latin, ada ungkapan “Do ut Des” yang berarti “Aku memberi supaya engkau memberi.” Kata ini berasal dari kata kerja dare (memberi). Bentuk orang pertama tunggal menjadi do (“saya memberi”) dan bentuk orang kedua tunggal menjadi des (“engkau memberi”).
Ungkapan ini mengandung arti bahwa seseorang memberi bukan karena kasih yang tulus, melainkan dengan harapan akan menerima sesuatu kembali. Dengan kata lain, ada “udang di balik batu”. Inilah kasih dengan pamrih, kasih yang menuntut balasan.
Namun, kasih yang Yesus ajarkan bukanlah kasih yang menuntut, melainkan kasih tanpa syarat — kasih yang memberi tanpa pamrih.
KASIH TAURAT VS KASIH KRISTUS
Dalam Hukum Taurat, perintah mengasihi terbatas hanya kepada sesama bangsa Israel.
📖 Imamat 19:18 “Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”
Kata “sesama” dalam teks aslinya memakai istilah lere’akha yang berarti tetanggamu atau orang sebangsamu. Tetapi Yesus memperluas maknanya. Sesama bukan hanya sebangsa, tetapi juga orang asing, bahkan musuh.
📖 Matius 5:43–44 “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Inilah perbedaan mendasar: kasih menurut Taurat terbatas, tetapi kasih menurut Kristus tak berbatas.

Kasih Tanpa Pamrih: Mengasihi Musuh
Yesus mengajarkan sesuatu yang sulit: mengasihi musuh. Mengasihi orang baik saja sering kali berat, apalagi musuh. Namun, Yesus menekankan bahwa kasih sejati tidak menuntut balasan.
📖 Lukas 6:27–28
“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”
Kasih semacam ini bukan hasil kekuatan manusia, melainkan karya Roh Kudus dalam hati kita. Inilah kasih agape — kasih yang memberi tanpa perhitungan dan tidak pernah padam meski dikhianati atau dilukai.
EMPAT KATA KASIH DALAM BAHASA YUNANI
Untuk memahami kasih sejati, penting kita mengenal empat kata kasih dalam bahasa Yunani:
- Storgê → kasih keluarga, misalnya kasih orang tua kepada anak.
- Eros → kasih asmara yang dipenuhi hasrat.
- Phileo → kasih persahabatan yang erat.
- Agape → kasih tanpa pamrih, kasih yang tulus, kasih yang memberi tanpa mengharap balasan.
Yesus memanggil kita untuk hidup dalam kasih agape, sebab hanya kasih inilah yang menyerupai kasih Allah.
Mengapa Harus Mengasihi Tanpa Pamrih?
Yesus memberi alasan yang kuat: karena Bapa di surga pun mengasihi tanpa diskriminasi.
📖 Matius 5:45
“Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”
Artinya, kalau kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, kita tidak berbeda dari orang berdosa yang hidup dalam pola do ut des. Kasih sejati bukanlah soal timbal balik, melainkan keputusan untuk mencintai, meski tanpa balasan.
KESEMPURNAAN KASIH
Yesus menutup pengajarannya dengan panggilan untuk menjadi sempurna.
📖 Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Kesempurnaan yang dimaksud bukanlah tanpa cela, melainkan hidup dalam kasih yang total, sesuai tujuan penciptaan manusia: segambar dan serupa dengan Allah (Kej. 1:26).
Dengan kata lain, kesempurnaan orang percaya terletak pada kemampuannya mengasihi seperti Allah mengasihi: tanpa pamrih, tanpa batas, dan tanpa diskriminasi.
Kasih dengan pola do ut des adalah kasih yang semu, karena memberi demi menerima. Tetapi kasih Kristus, kasih agape, adalah kasih sejati yang tidak pernah menuntut balasan. Inilah kasih yang membawa kita menjadi serupa dengan Bapa di surga.
🙏 Doa
Bapa yang penuh kasih, ajarilah kami untuk tidak mengasihi dengan pamrih, melainkan dengan kasih yang tulus sebagaimana Kristus telah lebih dulu mengasihi kami. Tolonglah kami agar mampu mengasihi bahkan musuh-musuh kami, sehingga hidup kami memantulkan kasih-Mu yang sempurna. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
🌿 Hikmat Hari Ini
“Kasih sejati tidak berkata: Aku memberi supaya engkau memberi, melainkan: Aku memberi karena Allah lebih dulu memberi.”
EFF110925
Budi Wahono
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan