HAI IBU, BESAR IMANMU

July 25, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Jumat 25 Juli 2025

Ayat Pokok: Matius 15:28 “Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”

Shalom, Rekan-rekan Youth yang dikasihi Tuhan!

Setiap kita tentu rindu mengalami jawaban doa, mengalami kuasa Tuhan nyata dalam hidup kita. Namun, sering kali kita bertanya-tanya, seperti apa iman yang benar-benar menyentuh hati Tuhan? Firman Tuhan melalui kisah perempuan Kanaan (Matius 15:21-28) ini memberi teladan yang sangat dalam. Perempuan Kanaan ini bukanlah orang Yahudi, bahkan secara budaya ia dianggap orang luar, tetapi ia datang kepada Yesus dengan sebuah keyakinan yang luar biasa.

Artinya, ia percaya Yesus adalah Mesias, bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk bangsa lain, termasuk dirinya. Di sini kita melihat makna kata iman atau dalam bahasa Yunani disebut pistis.

Dari Iman seoran ibu ini kita belajar beberapa hal :

Perempuan Kanaan ini datang bukan hanya karena ia mendengar kabar bahwa Yesus dapat menyembuhkan, tetapi karena ia percaya siapa Yesus itu. Ia memanggil Yesus dengan sebutan “Anak Daud”, gelar Mesias yang menunjukkan bahwa ia mengakui Yesus sebagai Sang Juruselamat, bukan sekadar tabib biasa. Inilah yang membedakan iman yang sejati dengan iman yang dangkal.

Hari-hari ini, banyak di antara kita yang terjebak dalam pola pikir yang berpusat pada berkat—kita mencari Tuhan hanya ketika kita ingin sesuatu dari-Nya: kesembuhan, pertolongan finansial, atau jawaban doa tertentu. Padahal, iman yang mendatangkan kuasa sejati adalah iman yang tertuju pada pribadi-Nya, bukan hanya pada pemberian-Nya. Jika kita mengenal Yesus lebih dalam—karakter-Nya, kasih-Nya, dan rencana-Nya—maka kita akan memiliki dasar iman yang kokoh, iman yang tidak mudah digoyahkan sekalipun keadaan belum berubah.

Perjalanan iman perempuan Kanaan ini tidak mudah. Ketika ia pertama kali berseru, Yesus tidak menjawabnya sepatah kata pun. Bahkan murid-murid meminta Yesus untuk menyuruhnya pergi. Namun, perempuan ini tidak menyerah. Ia terus berharap, terus merendahkan diri, bahkan berkata, “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Mat. 15:27).

Betapa luar biasanya iman yang tidak mudah goyah ini! Bagaimana dengan kita? Sering kali saat doa-doa kita seakan tidak dijawab, iman kita mulai luntur. Kita cepat putus asa atau bahkan mulai meragukan kebaikan Tuhan. Melalui kisah ini, kita diingatkan bahwa iman sejati bertahan dalam proses. Tuhan mungkin tidak menjawab sesuai waktu dan cara kita, tetapi Dia selalu punya rencana yang terbaik. Percayalah bahwa setiap doa yang kita panjatkan tidak pernah sia-sia, karena Tuhan sedang mengerjakan sesuatu yang jauh lebih besar di balik diam-Nya.

Perempuan ini datang kepada Yesus bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk anaknya yang sedang kerasukan setan. Ia rela merendahkan dirinya, bersusah payah, bahkan menanggung penolakan, hanya demi kesembuhan anaknya. Inilah teladan iman yang tidak berpusat pada diri sendiri.

Banyak dari kita yang mungkin masih memiliki iman yang egois—kita hanya berdoa untuk kebutuhan pribadi kita, keselamatan diri kita, atau berkat untuk hidup kita. Tetapi iman yang dewasa adalah iman yang peduli pada orang lain. Iman yang mau berdiri di hadapan Tuhan sebagai pendoa syafaat, membawa kebutuhan keluarga, teman, bahkan orang-orang yang mungkin kita anggap “tidak layak” untuk menerima kasih Tuhan. Ingat, Tuhan juga rindu memakai iman kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Mari kita renungkan:

Apakah fokus iman kita sudah benar-benar kepada Yesus, atau hanya kepada berkat-Nya? Apakah kita tetap bertahan ketika Tuhan seakan diam? Apakah iman kita hanya untuk diri sendiri, atau kita sudah menjadi pendoa syafaat yang memperjuangkan orang lain di hadapan Tuhan?

Biarlah melalui kisah perempuan Kanaan ini, iman kita semakin bertumbuh menjadi iman yang memuliakan Tuhan—iman yang mengenal pribadi Yesus, iman yang teguh tanpa menyerah, dan iman yang berbuah menjadi berkat bagi sesama.

Refleksi Diri:

  • Apa saja kebenaran penting yang kamu pelajari tentang Iman dari kisah perempuan Kanaan ini?
  • Bagaimana kamu bisa mempraktikkan iman seperti perempuan Kanaan—iman yang fokus kepada Yesus, iman yang tidak menyerah, dan iman yang mau memperjuangkan orang lain?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku percaya Engkau berkuasa dan penuh kasih. Ampuni aku jika sering kali aku hanya mencari mujizat-Mu tanpa benar-benar mengenal pribadi-Mu. Hari ini aku mau membangun iman yang benar, iman yang fokus kepada-Mu, iman yang tidak menyerah, dan iman yang berdoa untuk kebaikan orang lain. Amin.

Hikmat Hari Ini:

Iman yang sejati tidak menunggu bukti untuk percaya; iman sejati percaya karena mengenal siapa yang memberi janji.

Tuhan Yesus memberkati! 🙌😇❤️

YNP -TVP

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *