Hal tentang Penghakiman

Renungan Harian Senin, 27 Februari 2023
Suatu kali ada seorang wanita tunasusila, dia memang dikenal sebagai orang yang bobrok moralnya, tapi satu kali dia bertobat. Dan setelah dia bertobat, rupanya dia aktif dalam pelayanan digereja, sampai suatu kali, anak dari gembala tempat dia melayani digereja tertarik pada wanita ini. Akhirnya mereka menjalin hubungan dan mengumumkan untuk bertunangan. Pada waktu ada pengumuman untuk bertunangan ini, rupanya ada lebih dari separuh jemaat tidak setuju. Mereka tidak habis pikir, karena anak seorang gembala sidang, yang mereka kenal sejak kecil adalah anak yang baik akan menikah dengan mantan seorang wanita tunasusila. Akhirnya para pelayan, diaken dan penatua mulai berbicara kepada gembala sidang dan anak gembala sidang ini yang mau bertunangan, dan mereka jangan, jangan, karena anak muda ini akan menyesal satu kali karena menikah dengan seorang wanita yang memiliki masa lalu yang kelam. Lalu mereka mengadakan rapat untuk membatalkan pertunangan mereka, dan semua orang mulai berbicara semua kejelekan dari mantan wanita tunasusila ini. Pada saat semua orang berbicara mengenai masa lalu wanita ini, pria yang akan menjadi suami dari wanita ini berdiri dan berbicara dengan lantang, “ maaf, para penatua, sidang jemaat dan para diaken yang ada ditempat ini, apa yang saudara perkatakan selain dari masa lalu calon tunangan saya? Saya mau bertanya kepada kalian semua, apakah Darah Anak Domba Allah berkuasa untuk menghapuskan seluruh dosa-dosa kita? “. Semua yang menjelekkan wanita ini hanya bisa terdiam. Lalu kata pria ini mengatakan “ kalau saudara semua percaya bahwa Darah Anak Domba menghapuskan segala dosa, mengapa saudara terus mengingat-ingat dosa lama yang Tuhan Yesus sendiri sudah melupakannya?
Penghakiman adalah sesuatu yang lumrah yang seringkali terjadi dikehidupan orang percaya. Tiap kali melihat orang, mulai ada penghakiman didalam dirinya. Penghakiman adalah menilai atau memutuskan sesuatu atau seseorang berada dalam pihak yang salah. Berapa banyak diantara kita, pada waktu melihat seseorang, mulai ada penghakiman didalam kepala kita, penilaian-penilaian yang hanya negative, penilaian yang telah menempatkan orang tersebut pada posisi yang salah, dan berapa banyak pada akhirnya, orang-orang percaya, umat Tuhan tidak lagi beribadah karena terlalu sering mendapat penghakiman dari orang-orang disekelilingnya.
Matius 7:1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Tentu tidak ada seorangpun yang suka dihakimi. Karena pada waktu seseorang berkata sesuatu untuk tidak kita, kita pasti selalu punya jawaban untuk itu. Dan kita tidak mau disalahkan karena itu.
“Don’t judge a book, by it’s cover” (JOHN ELLIOTT) . Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya saja, tapi mari lihat isinya. Kita ini tidak bisa menghakimi orang, karena kita tidak mahatahu. Karena ada begitu banyak fakta dan informasi yang tidak kita ketahui tentang oranglain. Hanya Tuhan yang Mahatahu, dan hanya Dia yang sah untuk menghakimi, karena Dia tahu segala fakta yang ada didunia ini.
Mari kita ingat selalu hukum tabur tuai, firman Tuhan mengatakan, apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. Kalau kita gampang menilai dan menghakimi oranglain, maka siap-siap saja kitapun akan gampang dihakimi oleh oranglain.
Yakobus 4:12, Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?.
Ada berapa banyak orang yang menghakimi seseorang hanya karena mendengar sepenggal fakta, dan yang kenyataannya belum tentu seperti itu. Itu sebabnya Tuhan tidak mau kita menghakimi oranglain, karena kita memiliki keterbatasan info yang bisa kita lihat.
Mengapa Tuhan tidak suka dan tidak mau kalau manusia itu menghakimi sesamanya?
1. Cenderung gunakan standar ganda
Matius 7:2-3, Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Perhatikan bahwa kita ini manusia, cenderung untuk memiliki standar ganda. Ada begitu banyak orang yang menggunakan standar ganda, apa yang kita gunakan untuk mengukur oranglain, tidak kita gunakan untuk mengukur diri kita. Terhadap oranglain kita begitu keras, tetapi terhadap diri kita, kita begitu fleksibel dan ringan. Ini adalah kecenderungan kita manusia. Sadarkah kita akan hal ini? Untuk itu marilah kita belajar untuk menjadi orang-orang yang tidak mudah menghakimi.
2. Cenderung nilai oranglain dulu, sebelum nilai diri sendiri
Matius 7:4-5, Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Tuhan mau, supaya kita menilai diri kita dulu baru orang lain. Jangan pinter nilai oranglain, dan bodoh menilai diri sendiri. Untuk itu mari kita belajar untuk melihat siapa kita, sucikah seratus persen, tidak berdosakah kita, sampai kita menghakimi oranglain.
“Penghakiman harus dilakukan dalam kerangka “KASIH”, guna untuk membawa orang tersebut kembali dijalan Tuhan, bukan atas motivasi menjatuhkan/ menyombongkan diri/ membalas dendam”.
Mari kita sadari siapakah kita saat ini. Kalau kita menyadari, kita juga pernah menjadi orang yang berbuat dosa. Kalau kita melihat ada oranglain yang berbuat dosa, mari kita ingat bagaimana waktu itu juga kita juga berbuat dosa.
Matius 7:12, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Mari kita belajar untuk menjadi orang yang memiliki kasih. Ketika kita tahu ada orang yang berbuat salah, mari kita jangan memviralkan atau memberitahu seluruh orang kalau dia melakukan kesalahan, tetapi mari kita menjadi orang yang kepo untuk mengasihi orang itu dan membawa kembali ke jalanNya Tuhan.
“Jangan cari kesalahan, tapi cari perbaikan” (Henry Ford)
Tempatkan diri kita sebagai agent-agentnya Tuhan. Karena Tuhan tidak pernah mau menghancurkan orang yang bersalah. DIA akan bekerja didalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan untuk kita. Mari kita belajar untuk tidak memiliki mata lalat yang selalu mencari sampah dan sampah, tetapi milikilah mata kumbang, mata yang selalu melihat keindahan. Untuk itu mari urus diri kita lebih dari kita mengurus oranglain.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Pdt. Ester Budiono