HARGA dan BERKAT SEBUAH PENGAMPUNAN

April 11, 2025 0 Comments

Renungan Harian Jumat, 11 April 2025

Ayat Pokok:
Kolose 3:13 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Shalom, Bapak, Ibu, dan Saudara terkasih dalam Kristus.
Pernahkah Anda merasa sulit mengampuni seseorang yang menyakiti Anda begitu dalam? Mungkin luka itu bukan hanya luka di hati, tetapi luka harga diri, luka relasi, bahkan luka dalam kehidupan Anda yang terasa belum sembuh hingga hari ini.

Saat kita tersakiti, ada kecenderungan untuk merasa bahwa orang yang menyakiti kita sedang “berhutang”—hutang rasa sakit, hutang harga diri, bahkan hutang keadilan. Dan selama hutang itu belum “dibayar,” kita merasa memiliki alasan untuk menyimpan kepahitan, amarah, bahkan dendam. Tetapi, tahukah Anda bahwa menyimpan dendam tidak hanya melukai hubungan dengan orang lain, tetapi juga meracuni jiwa kita sendiri?

Pengampunan dalam Kacamata Firman Tuhan

Dalam Kolose 3:13, Rasul Paulus memberikan nasihat penting kepada jemaat Kolose agar mereka saling mengampuni, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Artinya, dasar kita mengampuni bukan karena orang tersebut layak menerima pengampunan, tetapi karena kita sendiri telah lebih dulu diampuni oleh Tuhan.

Yesus juga mengajarkan hal ini dalam perumpamaan hamba yang tidak mengampuni dalam Matius 18:21–35. Dalam kisah tersebut, seorang hamba yang telah diampuni hutangnya yang sangat besar oleh tuannya, justru tidak mau mengampuni sesama hambanya yang berhutang jauh lebih kecil. Ini menjadi gambaran betapa sering kita lupa bahwa pengampunan adalah anugerah besar yang telah lebih dulu kita terima dari Allah.

Dalam konteks ini, pengampunan digambarkan seperti membayar hutang orang lain dari kantong kita sendiri. Artinya, luka dan rasa sakit yang ditimbulkan memang tidak bisa dihapus begitu saja, tetapi saat kita mengampuni, kitalah yang menanggung kerugiannya. Ini adalah harga dari sebuah pengampunan.

Harga dari Pengampunan

Mengampuni bukanlah tindakan pasif, bukan pula melupakan begitu saja, apalagi pura-pura tidak peduli. Mengampuni adalah tindakan aktif, memilih untuk tidak membalas, memilih untuk tidak menyimpan dendam, dan memilih untuk mendoakan yang bersalah.

Ya, pengampunan memang mahal harganya. Bisa jadi Anda harus menahan emosi, mengubur ego, menanggalkan rasa benar sendiri, dan berani mendekat pada orang yang melukai Anda. Tapi di sanalah letak kuasa Kristus bekerja dalam diri kita—saat kita menyalibkan kedagingan, maka kita menjadi serupa dengan-Nya, yang di kayu salib berkata: “Bapa, ampunilah mereka.” (Lukas 23:34)

Berkat dari Sebuah Pengampunan

Meskipun mahal, pengampunan selalu menghasilkan berkat yang jauh lebih besar.
Apa berkatnya?

1. Dilepaskan dari beban dendam dan luka batin.
Ketika kita mengampuni, kita membebaskan bukan hanya orang lain, tapi diri kita sendiri dari penjara rasa sakit yang terus-menerus menyiksa jiwa.

2. Damai sejahtera memenuhi hati.
Pengampunan menghadirkan shalom—damai sejahtera yang melampaui akal, yang hanya datang dari Allah.

3. Hati kita menjadi tanah subur bagi kasih.
Ketika pengampunan berakar dalam hati, kasih Allah pun tumbuh dan memampukan kita mengasihi orang yang dulu kita benci.

Pengampunan adalah hadiah terbaik yang bisa kita berikan untuk hati kita sendiri. Bukan berarti kita menyetujui kejahatan, tetapi kita memilih untuk tidak mengizinkan kejahatan itu menguasai kita.

Karena itu, kita harus memastikan bahwa hati kita senantiasa memiliki “stok kasih” dari Tuhan. Mengapa? Karena mengampuni membutuhkan kekuatan dari kasih yang besar. Jika kita harus merogoh “kantong kasih” kita untuk membayar harga pengampunan, maka hanya hati yang dipenuhi oleh kasih Kristuslah yang mampu melakukannya.
Tanpa kasih, kita akan terus menghitung pelanggaran orang lain. Tanpa kasih, kita akan mudah menyimpan dendam dan sulit mengampuni. Tapi bila hati kita terisi penuh oleh kasih Tuhan—melalui doa, firman, dan persekutuan dengan-Nya—maka saat kita perlu mengampuni, selalu ada persediaan kasih untuk kita keluarkan.

Ingatlah bahwa kita tidak bisa memberi apa yang tidak kita miliki. Jika kita ingin menjadi pribadi yang mengampuni, maka kita harus menjadi pribadi yang terlebih dahulu menerima dan terus hidup dalam kasih Allah setiap hari.

Ketika seseorang menyakiti Anda, jangan balas dengan kepahitan. Doakan dia, ucapkan berkat atas hidupnya, dan ambil langkah untuk berdamai. Pengampunan adalah proses, tapi bisa dimulai dari sebuah keputusan.

Hikmat Hari Ini:

“Harga pengampunan tak pernah murah, tetapi di sanalah kita mengalami kelepasan dan hati yang penuh damai.”

Pokok Doa:

Tuhan Yesus, aku bersyukur atas pengampunan-Mu yang begitu besar atas hidupku. Ajar aku untuk meneladani Engkau—mengampuni, meski menyakitkan; memberi pengampunan, meski harus menanggung harga. Berikan aku hati yang lembut dan penuh kasih, agar aku tidak diperbudak oleh luka dan dendam. Amin.

Tuhan Yesus memberkati dan memampukan kita semua untuk hidup dalam kuasa pengampunan-Nya!

YNP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *