Kepuasaan yang Sejati

October 24, 2024 2 Comments

Renungan Harian Kamis, 24 Oktober 2024

Ayat Pokok : Yakobus 1:14  “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”

Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Suatu saat ketika salah satu rekan ikut dalam wisata bahari di tengah laut, ketika perahu ada dalam kondisi berhenti, dia mengalami mabuk laut. Ketika kapten perahu mengetahui itu dia berkata kepadanya; “mabuk mas? minum air laut” rekan saya sempat ragu tetapi akhirnya dia minum juga, namun tetap saja dia tidak sembuh dari mabuknya. Dan ternyata memang kapten kapal tersebut hanya bermaksud mengerjai dia saja. Padahal ketika seseorang minum air laut salah satu dampak yang terjadi adalah orang tersebut akan mengalami dehidrasi berat, sehingga bukan tidak haus lagi atau berhenti mabuk laut, namun akan merasa lebih haus lagi.

Bapak, ibu dan saudara terkasih. Keinginan manusiawi seseorang itu seperti orang yang minum air laut, tidak akan pernah sampai pada titik puas. Sudah memiliki sesuatu tetapi masih menginginkan yang lain, bahkan jika bisa memiliki segalanya. Jerat ini kemudian yang dipakai oleh iblis untuk memikat manusia, sehingga ada praktek-praktek okultisme yang bertujuan agar seseorang dapat memiliki apa yang dia inginkan. Hal tersebut pernah ditawarkan oleh iblis kepada Yesus  jika IA mau menyembahnya, tetapi Yesus menolaknya dan menegor iblis bahwa dia harus menyembah TUHAN Allah saja.

Yakobus dalam suratnya memperingatkan orang-orang Israel yang ada di perantauan dan setiap kita pembacanya bahwa keinginan seseorang dapat menyeret dan memikatnya dalam pencobaan. Keinginan kita berasal dari dalam hati, tergantung pada apa hati kita berpaut. Jika hati kita terhubung dengan Tuhan maka, keinginan-keinginan kita adalah perkara-perkara rohani yang fokusnya pada kehendak Tuhan dan kemuliaan-NYA. Namun jika hati kita melekat dengan dunia ini maka fokusnya adalah kepuasan dan kesenangan diri saja.

 Roma 13:14 senanda dengan tulisan Yakobus, Rasul Paulus memperingatkan kita; “janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”

Setiap kita harus kembali kepada panggilan dan tujuan Tuhan yang semula atas kita yaitu untuk melakukan kehendak-NYA dan untuk memuliakan DIA. Kita tidak diciptakan untuk dunia dan dunia ini bukanlah tujuan akhir kita jadi kesenangan dunia bukanlah kepuasan kita, hidup kita di dunia ini hanyalah sementara dan sangat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan kekal Di Sorga. Kita harus bersikap lebih berhati-hati, tidak menganggap kesenangan dan berkat duniawi sebagai  segala-galanya yang harus kita perjuangkan. Kita seharusnya menganggap berkat dan kesenangan dunia adalah sebagai semacam pencicip atau bayangan dari hidup yang akan datang yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan yang dapat memuaskan jiwa kita.

Hal ini sejalan dengan bunyi firman Tuhan yang ditulis oleh Rasul Yohanes demikian; “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2: 16-17).

Jika kita merenungkan teks tersebut Yohanes menasehati supaya kita tidak mengarahkan tujuan kita pada semata-mata keinginan dunia saja, karena hal tersebut tepat seperti gambaran tentang meminum air laut yang asin, semakin minum semakin haus dan kalau kita minum terus kita akan cepat mati.

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, kita harus memperbaharui cara berpikir kita. Seperti gadget kita, pikiran harus diprogram ulang agar kita tidak semakin dalam jatuh atau semakin jauh dari kehendak Allah. Memang kita makhluk jasmani yang selama kita masih di dunia ini memerlukan kebutuhan jasmani. Namun, kita juga ssbenarnya adalah makhluk rohani, yang tidak bisa dipuaskan dengan semua hal yang jasmani.

Kita harus mengarahkan pikiran kita pada tujuan yang benar, yaitu melakukan kehendak Bapa. Karena tujuan kita adalah hidup selamanya bersama dengan Bapa. Di sanalah kepuasan yang sesungguhnya bagi roh dan jiwa kita.

Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.

DS

2 thoughts on “Kepuasaan yang Sejati”

  1. Amin, kepuasan sejati hanya Tuhan dan firmanNya, bukan dunia dan segala kesenangannya. Thanks to this sermon.GBU

  2. Terimakasih buat Firman Tuhan, yang mengingatkan bahwa tujuan kita adalah hidup bersama Bapa, Dunia dan kesenangan nya tidak akan merubah fokus ku. Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan iman yg teguh, untuk selalu berpegang pada firman Tuhan dan setia melakukan firman Nya. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *