KETIKA KAMU GAGAL

Renungan Harian Youth, Senin 03 Februari 2025
Yakobus 1:2-4, Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Siapa sih yang pengen gagal tapi semua kita pernah mengalaminya; sebagai anak, teman, dan mungkin seringkali melanggar Firman Allah. Kira-kira kapan terakhir kali kita merasa gagal? Kegagalan itu menyakitkan, mengecewakan bahkan membuat semangat dan harapan hilang. Yuk lihat kegagalan dari perspektif yang berbeda.
Seorang murid Yesus, yang kita tahu bahwa dia adalah seorang yang sangat dekat dengan Yesus juga pernah mengalami kegagalan; dia pernah menyangkal Tuhan Yesus ketika Tuhan Yesus hendak disalibkan; dan yang menjadi pengingat akan kesalahannya itu adalah suara ayam berkokok tiga kali; di situlah dia menyadari kegagalnnya sebagai seorang murid.
Akan tetapi, kita tahu jalan Simon Petrus tidaklah mulus. Menjelang penyaliban-Nya, Yesus sudah memperingatkan murid-murid-Nya bahwa Ia akan diserahkan dan mati (Lukas 9:44, Matius 26:2). Bisa dibayangkan pengaruh perkataan ini kepada murid-murid-Nya. Juga kepada Petrus. Tambah lagi ketika sesudah perjamuan terakhir, Yesus berkata, ”Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai” (Matius 26:30).
Bisa jadi Petrus berusaha kuat. Ia mau meyakinkan Yesus bahwa ia tidak akan terguncang: ‘Petrus menjawab-Nya: ”Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak” (Matius 26:33). Bisa jadi, hatinya gemetar ketakutan. Betul, bahwa Petrus berbuat kesalahan. Namun, Tuhan tidak berhenti. Semua keberhasilan dan kegagalan yang ia lalui adalah jalan yang Tuhan berikan hingga ia siap dipakai Allah. Bahkan, beberapa sumber mengatakan, bahwa ia pun setia sampai akhir. Ia merasa tidak layak untuk disalib sama seperti Yesus, ia pun memilih untuk disalib terbalik.
Ini adalah Suatu kisah yang menyedihkan dan mungkin saja Petrus kecewa dengan dirinya; tetapi di dalam kisah-kisah selanjutnya, Petrus akhirnya memperbaiki kesalahannya dan tampil sebagai seorang yang berani memberitakan tentang Tuhan Yesus ke berbagai tempat yang dia datangi waktu itu.
Belajar dari suatu Kegagalan dalam hidup kita
Kegagalan bukanlah tanda bahwa Tuhan meninggalkan kita. Sebaliknya, Tuhan sering memakai kegagalan untuk membentuk karakter kita, meningkatkan iman, dan mengarahkan kita kepada rencana-Nya yang sempurna. Tuhan mengizinkan kegagalan dalam hidup untuk melatih kita. Kegagalan adalah bagian dari proses pembentukan Tuhan, bukan akhir dari segalanya.
Mari kits merespons kegagalan dengan cara yang benar, karena sebenarnya kegagalan memberikan pelajaran berharga bagi kita:
1. Kegagalan Mengajarkan Kita untuk Bersandar pada Tuhan
Ketika kita menghadapi kegagalan, kita menyadari bahwa kekuatan manusia terbatas. Justru dalam kelemahan, kuasa Tuhan menjadi sempurna. 2 Korintus 12:9 berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”Kegagalan mengingatkan kita bahwa hanya dengan bersandar pada Tuhan kita dapat bangkit. Jangan mencoba mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi percayakan segala beban kepada Tuhan. Mazmur 55:22 berkata, “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau.”
2. Kegagalan Adalah Peluang untuk Bertumbuh
Seperti yang sering kita dengar, “Kesalahan adalah guru terbaik.” Kegagalan memberi kita kesempatan untuk belajar dari pengalaman, mengevaluasi diri, dan memperbaiki langkah-langkah yang salah. Misalnya, seorang atlet tidak pernah mencapai puncak tanpa melalui banyak latihan dan kekalahan. Demikian pula iman kita bertumbuh ketika kita belajar dari kesalahan dan terus mencoba lagi.
Evaluasi diri adalah langkah penting setelah mengalami kegagalan. Tanyakan kepada diri sendiri: Apakah strategi yang saya gunakan sudah tepat? Dan Apa yang bisa saya perbaiki untuk ke depan? Dengan hikmat dari Tuhan, gunakan kegagalan sebagai batu loncatan menuju keberhasilan.
3. Kegagalan Melatih Kita Menjadi Tangguh
Setiap kali kita bangkit dari kegagalan, kita sedang membangun ketahanan diri. Sama seperti otot yang menjadi kuat melalui latihan berat, iman kita pun bertumbuh melalui tantangan.
Galatia 6:9 berkata, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena pada waktu yang ditentukan kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”
Tantangan terbesar dalam menghadapi kegagalan adalah tidak menyerah. Ketika kita terus mencoba dan tidak putus asa, kita sedang memupuk ketangguhan dan kepercayaan kepada Tuhan.
Ijinkan proses Tuhan lewat “sebuah kegagalan” karena itu akan membentuk kita dan bisa membawa kita semakin mengenal Tuhan kita.
Ketika Yesus disalibkan, banyak orang menganggap itu sebagai kegagalan besar. Namun, pada hari ketiga, Ia bangkit dari kematian, membawa kemenangan yang luar biasa bagi umat manusia. Karya salib menunjukkan bahwa Tuhan mampu mengubah kegagalan menjadi kemenangan. Ketika kita menghadapi kegagalan, pandanglah kepada Yesus. Ingatlah bahwa rencana Tuhan selalu lebih besar dari apa yang dapat kita bayangkan
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, itu adalah proses yang Tuhan izinkan untuk membentuk karakter, iman, dan ketangguhan kita. Jangan menyerah ketika menghadapi kegagalan. Belajarlah bersandar kepada Tuhan, bertumbuh dari kesalahan, dan bangkit dengan kekuatan baru.
Hikmat Hari Ini : “Kegagalan bukan ketika kita jatuh, tetapi ketika kita berhenti untuk bangkit mencoba kembali.”
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
EYC 01022025-YDK
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan