“Menghidupi Keteladanan”

Renungan Harian Rabu, 30 Juli 2025
Ayat pokok : 1 Timotius 4:12 “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah TELADAN bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”
Syalom… Selamat Pagi bapak, ibu dan saudara yang terkait dalam Tuhan Yesus Kristus.
Abraham Lincoln adalah tokoh yang sangat di kagumi bahkan bisa jadi paling dikagumi rakyat Amerika. Tak heran kalau banyak orang tua di Amerika mendidik anaknya dengan menjadikan Lincoln sebagai contoh. Suatu hari ada seorang ayah memarahi anaknya yang prestasinya jelek di sekolah. Kata sang ayah ; “Kamu ini sudah umur 10 tahun tapi masih seperti ini juga. Dulu Lincoln umur 10 tahun sudah pintar, membantu orang tua, mandiri dan bisa cari uang sendiri !!” Berulangkali ayahnya berkata seperti itu… karena tidak tahan mendengar omongan yang seperti itu terus, maka sang anak pun memberanikan diri membantah ayahnya dengan berkata ; “Ayah, Lincoln pada saat seumur ayah sudah menjadi presiden Amerika. Mengapa ayah belum?”
Salah satu alasan mengapa Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus adalah karena jemaat meragukan kerasulan Paulus. Guru-guru palsu tidak dapat menyerang kerasulan Paulus secara langsung oleh sebab itu mereka merusak keyakinan jemaat dengan berita palsu mereka. Paulus berkata dalam surat 2 Korintus 10:12 demikian; “Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan MEMBANDINGKAN DIRINYA dengan DIRI MEREKA SENDIRI. Alangkah bodohnya mereka!
Pernyataan ini sangat tegas. Maksudnya dan tujuannya sangat jelas, menyerang argumen yang meragukan kerasulannya. Dalam hal ini Paulus menunjukkan bagaimana ketundukannya kepada ALLAH yang mengutusnya sebagai Rasul.
Dalam perjalanan penginjilannya, Paulus menunjukkan keteladanan yang luar biasa, sehingga dia bisa berkata; “Turutilah teladanku” [1 Korintus 4:16]. Dan ternyata, prinsip keteladanan juga memiliki pengaruh yang luar biasa besar dikalangan orang pada umumnya dan ada yang lebih penting daripada hanya memberi perintah, yaitu KETELADANAN. Tanpa KETELADANAN, maka apapun yang kita perintahkan tidak akan punya kekuatan yang berarti. Ada sebuah istilah umum yang kita pasti pernah dengar : “Tindakanmu berbicara lebih keras atau lebih lantang dari ucapanmu.”
Jika kita mengajarkan sesuatu yang kita sendiri tidak melakukannya, maka orang akan mengabaikan kita. Bagaimana kita bisa demikian percaya diri dalam mengajar dan menasehati, jika kita sendiri tidak bisa melakukan apa yang kita ajarkan.
Dalam surat 1 Petrus 2:19-21, Rasul Petrus menasihati jemaat yang menghadapi banyak pergumulan dan penderitaan pada waktu itu demikian; “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan TELADAN bagimu, supaya kamu MENGIKUTI JEJAK-NYA.” Dengan perkataan ini Petrus menguatkan jemaat, bahwa penderitaan karena kehendak Allah adalah kasih karunia Allah bagi kita, karena KRISTUS telah memberikan teladan, supaya kita mengikuti jejak-NYA.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, Rasul Paulus berkata bahwa kita adalah surat terbuka yang dibaca orang [2 Korintus 3:2], dunia melihat, membaca dan menilai hidup kita. Melalui perkataan, tingkah laku dan kasih kita, marilah kita jadi berkat buat sesama, bukan hanya kepada saudara seniman kita tetapi kepada semua orang.
Hari ini kita merenungkan Firman sebagaimana diajarkan Rasul Paulus dan Rasul Petrus. Kita dipanggil bukan hanya untuk memberi nasihat atau perintah, tetapi untuk mencontohkannya melalui perkataan, perilaku, kasih, kesetiaan, dan kesucian hidup. Seperti Kristus yang telah meninggalkan teladan penderitaan dan ketaatan, demikian juga setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi teladan di tengah dunia yang membaca dan menilai hidup kita sebagai surat terbuka. Keteladanan jauh lebih kuat daripada sekadar kata-kata, sebab tindakan berbicara lebih lantang. Dengan pertolongan Tuhan dan bimbingan Roh Kudus, setiap orang percaya dimampukan untuk hidup sebagai teladan yang memberkati sesama dan memuliakan Allah.
Bukan sesuatu yang mudah tentunya namun bersama TUHAN dan tuntunan Roh Kudus kita dimampukan untuk menjadi teladan melalui hidup kita bagi semua orang. Amin.
Tuhan Yesus memberkati .
DS