Elohim Ministry umum Pesan dari Palungan

Pesan dari Palungan



Renungan harian Rabu, 24 Desember 2025

Ayat Pokok : Lukas 2:8-12 (TB)  Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.  iba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.  Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”

Syalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam TUHAN Yesus Kristus.

Selamat merayakan natal dalam kasih dan Damai dari Allah yang melimpah dalam kehidupan kita

Pada minggu natal ini kita akan mengingat dan merenungkan kembali peritiwa natal pertama kira-kira 2000 tahun yang lalu. Israel pada saat Yesus lahir adalah tanah perjanjian yang sedang dijajah oleh kekaisaran Romawi. Orang-orangnya pada masa itu dengan penuh harapan menantikan pembebasan tersebut.

Bagi sebagian besar orang Israel, berita tentang lahirnya Mesias bukanlah sesuatu yang rahasia. Mereka tahu bahwa seorang putra akan Lahir di Betlehem di tanah Yudea. Namun tantang waktu dan saatnya yang menarik adalah bahwa yang memahami dan menyadari tentang kelahiran Mesias bukanlah orang Israel itu sendiri. Berita tentang lahirnya Mesias, Raja orang yahudi diketahui oleh orang-orang majus dari timur melalui bintang yang menuntun mereka ke rumah Anak itu di Betlehem.

Selain itu berita tentang kelahiran Mesias dibawa oleh para malaikat kepada para gembala yang sedang menggembalakan domba mereka di padang. Bala tentara Tuhan mengiring berita tersebut dengan nyanyian kesukaan besar ; “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” [Lukas 2:14].

Ketika mereka pergi ke Betlehem mereka bertemu dengan bayi Yesus, sang Mesias. Tepat seperti apa yang dikatakan oleh para malaikat itu kepada mereka. Lukas 2:16 (TB)  Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Ketika mereka melihat bayi tersebut terbaring di palungan mereka tahu bahwa DIA lah sang Mesias yang akan melepaskan mereka dari belenggu perbudakan dosa.

Dari kisah natal pertama ada satu hal yang menarik dimana kita bisa bersama-sama belajar darinya, yaitu tentang “palungan”. Palungan adalah tempat para gembala meletakan makanan [rumput] bagi ternak mereka. Tidak seperti penampakan palungan dalam drama-drama natal kita saat ini, yaitu terbuat dari kayu dengan bentuk kotak. Palungan pada masa TUHAN Yesus lahir terbuat dari batu yang dipahat. Selain sebagai tempat makanan bagi domba-domba mereka, fungsi lain dari palungan adalah tempat gembala meletakkan anak domba terbaik mereka yang lahir tanpa cacat, sehingga mereka terlindungi dan terhindar dari cacat dan cela karena mereka khususkan sebagai domba korban bagi TUHAN.

Apa yang Maria lakukan dengan meletakan bayi Yesus di palungan seolah hanya seperti sebuah kebetulan saja, namun jika kita mengetahui fungsi lain dari palungan tersebut ternyata apa yang Maria kerjakan merupakan gambaran Yesus sebagai Anak Domba Allah yang lahir tanpa cacat, suci tanpa dosa, yang suatu hari kelak akan memberikan nyawanya sebagai korban tebusan bagi dosa manusia.

Dosa adalah masalah terbesar manusia. Belenggunya begitu kuat mengikat manusia, tidak ada satupun usaha manusia yang dapat melepaskan mereka dari masalah belenggu dosa. Dosa yang begitu pekat yang mustahil untuk dibersihkan dan disucikan, namun oleh korban Yesus, oleh darah Anak Domba Allah, manusia disucikan dari segala dosa dan pelanggaran mereka dan beroleh kembali tempat untuk bersekutu dengan Bapa di Sorga.

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih. Palungan bukan hanya memberikan gambaran dan pesan tentang kerendahan hati dan kesederhanaan, namun juga memberikan gambaran tentang misi TUHAN yang hadir ke dunia dalam inkarnasi-NYA sebagai manusia, yaitu untuk memberikan nyawa-NYA sebagai tebusan bagi umat manusia. Matius 20:28 (TB) menuliskan ; “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Yesus, Anak Allah. RAJA diataa segala raja, rela meninggalkan kemuliaan-NYA, turun ke dunia mengambil rupa sebagai manusia, dan dalam keadaan-NYA sebagai manusia, DIA rela menjadi hamba, melayani bahkan memberikan nyawa-NYA mati di atas kayu salib, agar barangsiapa yang percaya kepada-NYa beroleh hidup yang kekal.

Pesan dari palungan bagi kita saat ini adalah bahwa Tuhan membeci tinggi hati dan kesombongan, namun DIA mengasihi orang yang rendah hati. Jadi marilah kita mengembangkan karakter kerendahan hati ini dan menyadari bahwa semua yang kita miliki dan apa yang kita alami adalah anugerah TUHAN. bukan karena siapa kita dan apa yang kita punya namun semua karena anugerah-NYA bagi kita. Dan, kita bersyukur karena memiliki Allah yang tidak lalai untuk menepati janji-NYA [2 Petrus 3:9]. DIA memberikan Anak-NYA yang tunggal sebagai korban tebusan dosa dan memberikan kebebasan dan kemenangan dari belenggu dosa. DIA yang menyelesaikan masalah terbesar manusia, DIA jugalah yang akan menyelesaikan seberat apapun permasalahan hidup kita asalkan kita terus percaya dan berharap sungguh kepada-NYA.

Yesus rela meninggalkan kemuliaan Sorga, datang dalam kesederhanaan dan kerendahan hati untuk memberikan nyawa-NYA bagi kita agar barangsiapa yang percaya kepada-NYA beroleh hidup yang kekal. Inilah kesukaan besar yang diberitakan bagi kita. Haleluya…

💡 Hikmat Hari Ini

“Palungan mengajarkan kita bahwa kemuliaan sejati tidak ditemukan dalam kemegahan, melainkan dalam kerendahan hati yang rela melayani.”

Tuhan Memberkati.

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *