Pijakan Iman dari Kisah Keluaran

Renungan Harian Senin, 21 Agustus 2023
Kadang sebagai orang percaya dalam perjalanan iman kita disaat kita mengambil Langkah-Langkah iman kita waktu kita mengikut Tuhan dalam perjalanan kita disaat mengikut Tuhan. Sering kali kita merasa sudah mengikut protokolnya ataupun SOP. Namun kadang-kadang kita berhadapan dengan kenyataan dan realita dimana apa yang diharapkan tiidak terwujud. Seperti apa yang kita pikir akan terwujud demikian. Padahal kita merasa sudah melakukan apa yang semestinya dilakukan. Oleh sebab itu kita akan melihat dan menelisik pengalaman dari umat Tuhan dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Banyak proses dan pijakan iman yang harus mereka ambil dan akan menolong mereka pada akhirnya menjadi seperti apa yang Tuhan inginkan.
Dan pijakan iman mereka akan menolong kita dalam proses kehidupan menuju ke arah Kristus. Sehingga kita bisa menghadapi realita kenyataan-kenyataan yang ada disekililing kita walaupun kadang tidak seperti apa yang diinginkan dan harapkan. Dan contoh Perjalanan umat Israel dapat dilihat kisah mereka dikitab keluaran bukan hanya mukjizat yang spektakuler, tantangan-tantangan yang spektakuler, Alllah yang menyatakan kehadiran Nya yang spektakuler namun kita bisa melihat bagaimana respon dan sikap mereka ketika menghadapi realita-realita yang apa adanya ditampilkan. Sehingga kita bisa mengidentifikasi diri kita dalam menghadapi realita-realita kehidupan yang dihadapi.
Ibrani 11:13 “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa bukan hanya umat Allah dan pahlwan iman yang dicatat tapi kita juga bisa melihat dan identifikasi diri kita yang adalah musafir. Kita adalah orang asing dan pendatang. Seperti bangsa Israel yang adalah pendatang dalam perjalanan mereka ke tanah perjanjian begitu juga kita yang adalah musafir dan orang asing serta pendatang. Kita adalah “Pendatang”, dalam bahasa aslinya Kata “pendatang” (Yunani: parepídēmos) secara literal merujuk pada seseorang yang numpang lewat namun tetap membangun koneksi dengan yang lain ditempat persinggahan yang dilaluinya.
Namun sebagai pendatang dan musafir yang numpang lewat, kita bisa belajar dari orang Israel dalam perjalanan hidup mereka ke tanah perjanjian agar tidak mengulangi apa yang mereka lakukan
Ada 4 prinsip dalam menjadi pijakan iman kita dalam menjalani hidup.
- Janji Tuhan Tidak Meniadakan Tantangan (Keluaran 5:22-23)
Musa yang dipilih Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Awalnya dia berpikiran tidak mampu, komplain dan kecewa dengan apa yang menjadi kenyataan bahkan dia berkata dengan perkataan yang tajam bahwa bangsa nya diperlakukan dengan jahat dan bengis. Padahal dia sudah dipilih tapi tidak sesuai ekspetasi dan kenyataan bahkan berkata kenapa mengutus saya kalau kenyataan seperti ini. Secara naluriah kita berpikir bahwa kalau kita mengikut Tuhan dengan janjinya, dengan Upaya yang terbaik yang bisa dilakukan, berusaha ikuti protocol dan SOP Tuhan secara terbaik. Namun kadang kala kita berhadapan dengan realita bahwa tidak secara otomatis waktu kita ikuti amanat dari Tuhan tidak berarti tidak akan tantangan.
Kadang kala kita bingung dengan apa yang terjadi tapi ingat Allah mau agar kita tetap berpegang teguh pada janji-Nya meskipun harus menunggu dan melalui proses.
- Jalan yang Terpanjang Bisa Jadi yang Terbaik (Keluaran 13:17-18)
Secara naluri alamiah manusia kita meniginginkan lebih cepat lebih baik. Kalau bisa cepat kenapa harus lama. Bahwa perspektif kita manusia terbatas tapi Allah yang melihat gambar besar dari rancangan bagi kita serta cara pandang kita melihat situasi kondisi terbatas. Allah tahu jalan mana yang tepat sebab Allah yang melihat gambar besar kehidupan dan rancangan bagi kita untuk mewujudkan janjiNya bagi kita. Focus kita terbatas namun Allah bisa melihat lebih jauh dari apa yang kita mau lihat.
Jalan yang pendek dan mudah belum tentu menuntun pada penggenapan janji. Mari kita berjalan berdasarkan iman bukan atas dasar penglihatan dan menginjinkan Tuhan yang menuntun Langkah meskipun jalan yang memutar dan pastinya akan sampai pada tujuan.
- Kenangan Masa Lalu Dapat Mengaburkan Visi Masa Depan (Keluaran 16:2-3)
Ingatan dan kenangan masa lalu dapat mengaburkan visi masa depan. Jika menjadi kabur tidak akan sampai pada tujuan. Waktu hadapi tantangan, kenangan masa lalu lebih manis dan ingin Kembali ke masa lalu sehingga fokusnya bukan ke masa depan menuju kepada janji itu. Namun justru focus dan perhatian terdistorsi oleh kenangan atau nostalgia masa lalu.
Umat memiliki ingatan namun tidak memiliki visi itu berbahaya. Seharusnya ingatan itu menolong kita mempertajam visi dan bukan sebaliknya. Biarkan kenangan-kenangan masa lalu menolong kita untuk menjadi semakin kuat pada hari ini untuk melangkah ke depan. Alami pengalaman baru hari lepas hari bersama Tuhan.
- Kemenangan Kadang Terwujud Secara Bertahap (Keluaran 23:27-30)
Tuhan memberikan kemenangan secara bertahap. Bukan karena Tuhan tidak mampu untuk berikan sekaligus tapi umat yang tidak mampu menerima sekaligus. Itu sebabnya Tuhan berikan secara bertahap. Karena hal itu terkait juga kesiapan kita untuk menerimanya bukan karena keterbatasan Tuhan tapi keterbatasan kita.
Tuhan pasti menggenapi janji-Nya, namun bukan menurut cara kita tetapi menurut cara-Nya.
Janji Tuhan itu tidak akan mesnicayakan tantangan dan pergumulan. Akan ada tantangan dan pergumulan didalam prosesnya. Jalan-jalan yang Tuhan izinkan dilewati mungkin berliku dan berputar namun Tuhan tahu itu yang terbaik bagi kita sehingga sampai ditujuan. Jangan menjadi kecewa tetapi tetap bertahan didalam prosesnya.
Rangkuman Khotbah
Pdt. Posuka Loke