“Belajar dari Tiang Garam”

December 4, 2024 0 Comments

Renungan Harian Rabu, 04 Desember 2024

Bacaan: Kejadian 19:24-26 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.

Dalam kisah ini, Tuhan menghancurkan kota Sodom dan Gomora karena kedurhakaan penduduknya. Lot, yang merupakan salah satu penduduk kota itu, diperintahkan untuk melarikan diri bersama keluarga tanpa menoleh ke belakang. Namun, istrinya melanggar perintah itu dengan menoleh ke belakang dan akhirnya berubah menjadi tiang garam sebagai hukuman.

Akar kata dalam bahasa Ibrani untuk “memandang” yang digunakan dalam Kejadian 19:26 adalah atau nabat . Strong’s Concordance mendefinisikan kata ini sebagai, “untuk memindai, yaitu melihat dengan seksama; implikasinya, memandang dengan senang hati, nikmat atau perhatian — (menyebabkan) melihat, mempertimbangkan, melihat (ke bawah), menghargai, menghormati, melihat.” Ada implikasi halus dari memandang dengan senang hati berdasarkan konteks dan penggunaan kata tersebut. Mungkin salah satu alasan mengapa dia menoleh adalah karena melihat kembali kota-kota ini dengan penuh kasih sayang; dia memikirkan baik-baik kehidupannya yang nyaman, orang-orangnya, dan gaya hidupnya. Mungkin dia menyesal harus meninggalkannya. Dia hancur karena keputusannya. Istri Lot menoleh ke belakang, ke arah Sodom dan Gomora, menandakan hatinya masih terpikat kepada kehidupan Sodom dan Gomora yang penuh lumpur dosa. Allah tidak menginginkan umat-Nya mengikuti-Nya tidak dengan sepenuh hati, di mana hatinya masih terpikat kepada kehidupan lamanya yang penuh dosa.

Pelajaran dari kisah Istri Lot yang menjadi tiang garam:

Menjaga Fokus pada Masa Depan:

    Istri Lot yang menoleh ke belakang menunjukkan ketidakmampuannya untuk sepenuhnya melepaskan diri dari masa lalu. Ini menjadi pengingat bahwa kita perlu fokus pada masa depan dan tidak terjebak dalam kenangan atau penyesalan masa lalu, yang dapat menghalangi kemajuan kita. Menoleh ke belakang dapat membuat kita kehilangan kesempatan untuk bergerak maju.

    Ibrani 12:1-2 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

    KeTaatan pada Perintah Tuhan:

    Kisah ini mengajarkan pentingnya ketaatan kepada perintah Tuhan. Meskipun terdengar sederhana, perintah untuk tidak menoleh ke belakang adalah bentuk ujian bagi Lot dan keluarganya. Begitu kita menerima petunjuk atau perintah dalam hidup, penting untuk taat tanpa ragu atau melawan.

    Filipi 4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

    Bahaya Ketergantungan pada Masa Lalu:

    Istri Lot yang menoleh ke belakang dapat diartikan sebagai gambaran ketergantungan pada masa lalu yang bisa menghancurkan diri kita. Terkadang, kita merasa nyaman dengan zona nyaman atau kenangan masa lalu, tetapi untuk berkembang, kita perlu meninggalkan itu semua dan menerima perubahan.

    Filipi 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

    Ingat ada konsekuensi dari Ketidaktaatan:

    Tiang garam yang menjadi wujud hukuman bagi istri Lot adalah simbol dari konsekuensi serius yang bisa timbul dari ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa tindakan kita, terutama yang melanggar aturan atau petunjuk yang sudah diberikan, bisa berakibat fatal.

    Kisah istri Lot yang menjadi tiang garam memberikan pesan bahwa kita perlu belajar untuk mengutamakan ketaatan, melepaskan masa lalu, dan fokus pada tujuan atau masa depan yang lebih baik.

    Tuhan Yesus Memberkati.

    CM

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *