Roma 4 – Abraham Dibenarkan karena Iman, Bukan Perbuatan
Paulus menggunakan Abraham sebagai contoh bahwa pembenaran datang melalui iman, bukan perbuatan hukum. Abraham percaya kepada Allah, dan kepercayaannya itu diperhitungkan sebagai kebenaran. Janji Allah kepada Abraham menjadi milik semua orang yang percaya, bukan hanya mereka yang hidup menurut hukum Taurat. Iman yang sejati adalah iman yang berharap walaupun secara manusia tidak ada harapan.
Kesimpulan:
Keselamatan dan kebenaran tidak datang dari usaha manusia, tetapi dari iman kepada janji Allah. Seperti Abraham, kita dibenarkan karena percaya, bukan karena menjalankan hukum.
Roma 5 – Damai dengan Allah melalui Iman
Paulus menjelaskan bahwa melalui iman kepada Yesus Kristus, kita telah dibenarkan dan memiliki damai dengan Allah. Sekarang kita hidup dalam kasih karunia dan bermegah dalam pengharapan. Melalui satu orang (Adam) dosa masuk ke dunia, dan melalui satu orang (Yesus Kristus) datang anugerah dan pembenaran bagi semua orang. Kasih Allah nyata karena Kristus mati untuk kita saat kita masih berdosa.
Kesimpulan:
Yesus Kristus adalah jawaban atas kejatuhan manusia dalam dosa. Melalui kematian-Nya, kita diperdamaikan dengan Allah. Iman membawa kita pada pembenaran, kasih karunia, dan hidup yang kekal. Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha kita.

Roma 4–5 menguatkan keyakinan bahwa pembenaran berasal dari iman kepada Kristus, bukan karena perbuatan. Kita diselamatkan oleh kasih karunia, dan hidup dalam pengharapan yang teguh karena karya Kristus di salib.
“Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”(Roma 5:8)