Kisah Para Rasul 10 – Petrus dan Kornelius: Injil untuk Segala Bangsa
Kornelius, seorang perwira Romawi yang takut akan Allah, mendapat penglihatan untuk memanggil Petrus. Sementara itu, Petrus juga menerima penglihatan dari Tuhan bahwa tidak ada manusia yang najis atau haram. Petrus datang ke rumah Kornelius dan memberitakan Injil. Roh Kudus turun atas Kornelius dan keluarganya meskipun mereka bukan Yahudi, lalu mereka dibaptis.
Kesimpulan:
Allah membuka keselamatan bagi semua bangsa. Injil bukan hanya untuk orang Yahudi, melainkan untuk siapa saja yang percaya. Gereja harus siap untuk melayani tanpa membeda-bedakan latar belakang suku atau budaya.
Kisah Para Rasul 11 – Petrus Membela Pelayanan kepada Bangsa Lain & Jemaat Antiokhia
Ketika Petrus kembali ke Yerusalem, ia dikritik karena bergaul dengan orang bukan Yahudi. Namun ia menjelaskan bagaimana Allah sendiri memimpin peristiwa tersebut dan mencurahkan Roh Kudus kepada bangsa lain. Jemaat pun memuliakan Allah. Di Antiokhia, Injil diberitakan kepada orang Yunani dan banyak yang percaya. Barnabas dan Saulus melayani di sana, dan untuk pertama kalinya, para pengikut Yesus disebut “Kristen”.
Kesimpulan:
Pekerjaan Allah melampaui tradisi dan batas manusia. Pekerjaan Roh Kudus tidak bisa dibatasi oleh kebiasaan atau budaya. Gereja dipanggil untuk menyambut setiap orang yang menerima Injil dengan sukacita dan tanpa penghakiman.
Kisah Para Rasul 10–11 menunjukkan bahwa keselamatan adalah untuk semua orang, tanpa memandang bangsa atau latar belakang. Gereja yang sehat adalah gereja yang terbuka bagi semua orang yang percaya kepada Kristus.
“Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.'” (Kisah Para Rasul 10:34–35)
