Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul pasal 6-7

Kisah Para Rasul 6 – Penunjukan Tujuh Diaken dan Tuduhan terhadap Stefanus

Ketika jumlah murid bertambah, muncul keluhan dari orang-orang Yunani karena para janda mereka diabaikan dalam pembagian bantuan. Para rasul menetapkan tujuh orang yang penuh Roh Kudus dan hikmat untuk menangani hal ini, termasuk Stefanus. Pelayanan Firman makin berkembang. Stefanus, penuh kuasa dan iman, mulai menghadapi perlawanan. Ia difitnah telah menghujat Allah dan Musa, lalu diseret ke Mahkamah Agama.

Kesimpulan:

Pelayanan yang baik memerlukan pengaturan yang bijaksana dan kepemimpinan yang dipenuhi Roh Kudus. Dalam menghadapi konflik, gereja perlu tetap fokus pada Firman dan doa, sambil mempercayakan tugas praktis kepada orang yang layak.

Kisah Para Rasul 7 – Khotbah dan Kemartiran Stefanus

Di hadapan Mahkamah Agama, Stefanus menyampaikan khotbah panjang yang menyingkap sejarah keselamatan Allah melalui Abraham, Musa, dan para nabi. Ia menegaskan bahwa bangsa Israel terus-menerus menolak utusan Allah, termasuk Yesus. Perkataan Stefanus membuat mereka marah. Ketika ia melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, ia dilempari batu hingga mati. Stefanus menyerahkan nyawanya sambil mengampuni mereka yang membunuhnya.

Kesimpulan:

Stefanus menunjukkan keberanian iman yang luar biasa bahkan sampai mati. Ia menjadi martir pertama gereja yang menyerahkan hidupnya dengan kasih dan pengampunan, seperti Kristus. Kesaksian dan kematiannya menjadi benih bagi pertumbuhan gereja yang lebih besar.

Kisah Para Rasul 6–7 menekankan pentingnya hikmat dalam pelayanan dan keberanian dalam bersaksi. Dalam setiap tantangan, Allah bekerja melalui orang-orang yang berserah penuh pada pimpinan Roh Kudus.

“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah; lalu katanya: ‘Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'” (Kisah Para Rasul 7:55–56)