Kitab Yeremia pasal 25-26
Yeremia 25 berisi nubuat tentang pembuangan bangsa Yehuda ke Babel selama 70 tahun sebagai hukuman atas ketidaktaatan mereka. Yeremia memperingatkan bahwa Tuhan telah berkali-kali mengutus nabi-nabi-Nya, tetapi umat tidak mau mendengarkan. Setelah 70 tahun berlalu, Tuhan akan menghukum Babel dan bangsa-bangsa lain yang telah melakukan kejahatan. Tuhan menggambarkan murka-Nya seperti cawan anggur yang harus diminum oleh semua bangsa yang bersalah, termasuk Yehuda. Panjang sabar Allah ada batasnya! Tatkala tidak ada iktikad baik umat untuk bertobat sungguh-sungguh dan meninggalkan dosa mereka, maka hukuman pun tidak terelakkan lagi.
Yeremia 26 menceritakan Nabi Yeremia mengalami pengalaman disalah mengerti yang mengancam nyawanya. Ketika ia menyampaikan khotbah berisi perintah dari Tuhan, banyak orang yang agaknya menanggapi dengan keliru. Para imam dan pemimpin rakyat menuduhnya sebagai penghujat, tetapi beberapa tua-tua membelanya dengan mengingat bagaimana nabi Mikha juga pernah menubuatkan kehancuran, tetapi tidak dihukum mati. Akhirnya, Yeremia selamat, tetapi nabi lain bernama Uria yang menyampaikan pesan serupa dibunuh oleh Raja Yoyakim.

Kesimpulan:
Tuhan memberikan kesempatan untuk bertobat, tetapi jika manusia terus menolak-Nya, hukuman pasti datang. Namun, penghakiman Tuhan tidak hanya untuk umat-Nya, tetapi juga untuk semua bangsa yang hidup dalam dosa.
Menyampaikan kebenaran Tuhan sering kali membawa perlawanan dan bahaya, tetapi firman Tuhan harus tetap disampaikan. Tuhan memberikan kesempatan untuk bertobat, tetapi jika umat tetap menolak, hukuman tidak bisa dihindari.
Lanjutkan di Link Membaca :