📖 1 Yohanes 3 – Anak-anak Allah dan Kasih yang Nyata
Yohanes menekankan kasih adalah ciri mutlak yang harus dimiliki dan melekat dalam diri seorang pengikut Kristus. Sebagai anak-anak Allah, orang percaya dipanggil untuk hidup kudus, tidak terus-menerus berbuat dosa, karena Kristus telah datang untuk menghancurkan pekerjaan Iblis. Tanda nyata sebagai anak Allah adalah kasih kepada sesama, bukan kebencian. Kasih sejati diteladankan oleh Kristus yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, dan karenanya kita juga harus mengasihi dengan tindakan nyata, bukan hanya dengan kata-kata.
Kesimpulan:
Sebagai anak-anak Allah, identitas kita ditunjukkan melalui hidup yang benar. Rasul Yohanes mendorong kita agar mengasihi dengan tindakan, bukan dengan perkataan saja. Ucapan bibir itu sangat tidak akan berfaedah apabila tidak disertai dengan bukti atau action.
📖 1 Yohanes 4 – Allah adalah Kasih
Anak-anak Allah dimampukan untuk mengasihi karena kasih itu berasal dari Allah. Di luar Allah, kasih itu tidak sempurna. Yohanes mengingatkan jemaat untuk menguji setiap roh, sebab ada banyak nabi palsu. Roh yang berasal dari Allah mengakui Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Yohanes menekankan bahwa kasih berasal dari Allah, dan siapa yang mengasihi adalah lahir dari Allah. Allah menunjukkan kasih-Nya dengan mengutus Yesus sebagai pendamaian bagi dosa kita. Kasih Allah mengusir ketakutan, sebab kasih yang sempurna menghilangkan rasa takut akan hukuman. Tanda kasih kepada Allah adalah kasih kepada sesama.
Kesimpulan:
Allah adalah sumber kasih, dan karena itu, orang yang mengenal Allah akan hidup dalam kasih kepada sesama dan tidak dikuasai oleh ketakutan. Dengan mengatakan “Allah adalah kasih,” Yohanes sedang menegaskan keberadaan Allah yang berpribadi (personal). Tanpa kepribadian tidak mungkin ada kasih, karena sesuatu yang tidak berpribadi tidak memiliki kapasitas untuk mengasihi maupun menghargai kasih.
1 Yohanes 3–4 Yohanes menegaskan bahwa tanda menjadi anak Allah adalah hidup dalam kebenaran dan kasih yang nyata. Allah sendiri adalah kasih, sehingga orang percaya dipanggil untuk mencerminkan kasih itu dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus waspada terhadap roh-roh penyesat.
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1 Yohanes 4:8)
