Renungan Harian Youth, Selasa 23 Desember 2025
Mikha 5:1,Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. –
Setiap bulan Desember maka ada satu kota yang muncul dalam benak kita. Yakni kota Betlehem. Meskipun bisa jadi kita belum menginjakkan kaki di kota itu. Tetapi, setiap Desember, kota ini muncul dengan segenap maknanya. Karena tidak mungkin kita mengingat Natal, tanpa menyebut kota ini. Betlehem sebenarnya nama kota kecil. Seukuran desa jika mau dibandingkan. Beda jauh dengan kota Yerusalem. Yerusalem berkali-kali lipat luasnya dan lebih besar pamornya. Tentu saja, karena Yerusalem merupakan kota terbesar. Pusat keagamaan. Kota ini punya sejarah yang panjang. Di sanalah juga para petinggi kerajaan dan agama tinggal.
Waktu itu, orang pun akan lebih bangga dan percaya diri, menyebut dirinya berasal dari Yerusalem ketimbang Betlehem. Kota Yerusalem banyak tamu dan peziarah. Berbeda dengan Betlehem, kota sepi dan kecil. Tetapi, disinilah Karya Allah dalam kisah Natal dimulai.
Ketika nabi Mikha menyampaikan harapan bagi umat Allah yang sedang putus asa, ia membuka nubuatnya dengan pernyataan yang mengejutkan: ia menyingkapkan bahwa Mesias yang dijanjikan tidak akan datang dari Yerusalem, kota kerajaan yang megah—tempat asal sebagian besar penguasa Israel pada masa itu.
Jika seseorang membayangkan seorang raja akan datang, orang pasti mengira ia datang dari tempat yang besar dan terkenal. Namun, Allah mengatakan bahwa Mesias akan datang dari Betlehem. Dari kota kecil, sederhana, dan tidak terpandang inilah karya besar Allah akan dinyatakan bagi umat-Nya.
Kalau kita melihat keseluruhan kisah Alkitab, kita akan sadar bahwa hal ini sebenarnya sangat masuk akal. Memang seperti inilah cara Allah bekerja! Ketika Goliat mengejek bangsa Israel, para prajurit yang kuat dan berani justru melarikan diri. Alih-alih memakai para tentara yang “besar” itu, Allah memakai seorang gembala kecil yang dianggap tidak berarti—dari Betlehem pula!—hanya dengan lima batu dan sebuah umban untuk menyelamatkan umat-Nya. Ketika kabar baik tentang kelahiran Sang Mesias datang, kita mungkin mengira bahwa para tokoh penting dan terpandanglah yang akan mendengarnya lebih dulu. Tetapi sebaliknya, Allah justru menyampaikannya kepada beberapa gembala yang tak dipandang. Begitulah cara Allah bekerja.
Banyak orang yang menolak pesan Alkitab tersandung oleh kenyataan bahwa jawaban Allah bagi dunia justru datang melalui seorang bayi yang lahir dalam ketidakjelasan. Ini bukanlah kisah yang akan dibuat oleh manusia! Namun, justru ke tempat yang tak diperhitungkan inilah Sang Mesias datang untuk memerintah. Dia yang terbaring dalam palungan di Betlehem adalah Raja yang kerajaannya tak berkesudahan—kerajaan yang jauh melampaui semua kerajaan lainnya.
Melihat pola karya Allah di zaman dahulu memampukan kita mengenali karya-Nya pada masa kini. Melalui Yesus sang Mesias yang sudah datang, kita disiapkan untuk memahami bahwa Dia membangun kerajaan-Nya bukan melalui kemegahan dunia, tetapi melalui jalan kerendahan hati, bahkan melalui kematian-Nya di kayu salib. Di situlah kepastian janji-janji Allah diteguhkan. Salib menunjukkan bahwa cara Allah selalu berbeda dari cara dunia, tetapi justru di sanalah keselamatan kita dinyatakan.
Di kota Betlehem, kelak sebuah sosok bernama Yesus akan memerintah. Namun, bukan seperti pemerintahan bersifat kenegaraan atau kerajaan pada umumnya. Melainkan memerintah di hati manusia yang percaya kepada-Nya. Yang membawa kesejahteraan melampaui hal material semata-mata, tetapi shalom. Kesejahteraan yang lengkap dan utuh. Lahir dan batin. Jasmani maupun rohani. Kini dan setelah kehidupan di bumi ini.
Rekan-rekan youth, Jika kalian menilai diri kalian tidak berarti atau kecil, waspadalah—sebab sering kali itu justru membuat kita ingin meninggikan diri. Namun jika kita merasakan diri kita kecil, terbatas, dan tidak berpengaruh—maka berpengharapanlah, sebab Allah bekerja melalui hal-hal kecil dan orang-orang sederhana untuk menyatakan karya besar-Nya. Dari hal yang dianggap tidak penting, Allah membukakan jalan keselamatan bagi dunia.
Tidak perlu ragu bahwa hari ini pun, Allah masih bekerja melalui hal-hal yang sederhana, kecil, dan tersembunyi—supaya kemuliaan-Nya saja yang tampak.
Kisah Betlehem mengingatkan kita bahwa Allah tidak memandang besar atau kecilnya sesuatu menurut ukuran manusia. Di kota kecil yang nyaris terlupakan itulah, Allah menggenapi janji-Nya yang terbesar bagi dunia — menghadirkan Juruselamat. Betlehem menjadi simbol bagaimana Allah bekerja melalui hal-hal yang sederhana, sunyi, dan tidak terpandang untuk menyalurkan karya keselamatan yang kekal.
Begitu pula dalam hidup kita: Allah mampu melakukan perkara besar melalui orang-orang yang mau merendahkan hati dan taat kepada-Nya. Tidak ada yang terlalu kecil bagi Allah untuk dipakai menjadi alat kemuliaan-Nya.
💡 Hikmat Hari Ini
“Allah yang besar sering kali memilih tempat dan orang yang kecil untuk melaksanakan rencana-Nya yang besar. Betlehem kecil mengingatkan kita bahwa dari hal yang sederhana, Allah dapat menyalakan terang yang mengubah dunia.”
Tuhan Yesus memberkati
RM – DOT