Kendalikan Amarah

Renungan Harian. Sabtu 07 Oktober 2023
Bacaan: 1Samuel 22:6-24
Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Saudara-saudara kalau kita melihat didalam 1Samuel 22 ini, maka kita akan mendapat informasi bahwa Daud ada di Nob dan telah disambut baik oleh imam Ahimelekh,
Tetapi bangkitlah amarah Saul, kemarahannya diperlihatkan dengan menangkap para imam. Sekalipun Ahimelekh menjelaskan pertolongannya kepada Daud baru sekali itu saja dan menyampaikan bahwa Daud adalah orang yang dapat dipercaya, serta mengingatkan bahwa Daud adalah menantu raja, tetap saja tidak dapat meredam kemarahan Saul.
Justru perkataan Ahimelekh dianggapnya sebagai perlawanan terhadap dirinya dan perkataan Ahimelekh semakin membakar kemarahannya. Saul bertekad bahwa Daud harus disingkirkan dan setiap orang yang tidak sejalan dengan pikirannya dianggapnya menentangnya dan harus di bunuh.
Saul membantai 85 imam dan seluruh penduduk Nob termasuk anak yang masih menyusu juga binatang peliharaan. Sekalipun bukan dengan tangannya sendiri tetapi dengan menyuruh Doeg, perbuatan Saul itu sungguh sadis, kejam, dan brutal.
Saul dikuasai roh amarah karena kebencian yang mendalam. Saul melampiaskan kemarahan tanpa kendali. Kemarahannya menguasai dirinya sampai membutakan akal sehatnya.
Sepintas Saul menang atas orang-orang yang dituduhnya bersepakat melawan dirinya, tetapi sebetulnya justru hatinya tersiksa dan merana.
Lalu bolehkah kita marah? Boleh. Tetapi jangan mudah terburu-buru menjadi marah. Sebelum memutuskan untuk memarahi seseorang, perhatikan beberapa hal berikut:
Apakah saya mempunyai alasan yang tepat untuk marah?
Apakah orang yang akan saya marahi ini adalah betul-betul orang yang “tepat”?
Apakah cara marah saya menunjukan bahwa saya menguasai kemarahan saya?
Apakah setelah saya memarahi seseorang, saya bersedia untuk memafkan dan menerimanya kembali?
Apabila anda menjawab keempat pertanyaan di atas dengan jawaban “ya”. Anda dipersilahkan untuk marah. Tetapi apabila anda menjawab “tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, lebih
Karena KEMARAHAN HARUS DIKENDALIKAN, bukan kita yang dikuasai oleh roh amarah. Untuk itu selesaikan amarah sebelum matahari terbenam. Dan kendalikan amarah sebelum amarah menghancurkan hidup kita !!!..
Efesus 4:26-27 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Baik anda memikirkan ulang keinginan untuk marah yang anda miliki. Agar jangan sampai kemarahan tersebut menyeret anda untuk jatuh ke dalam dosa.
MENGELOLA KEMARAHAN ITU PERLU SEBELUM DAMPAKNYA DAPAT MERUSAK BAHKAN MERUGIKAN
Tuhan Yesus Memberkati
EW