Renungan Harian, Sabtu 08 November 2025
Nats: Efesus 6: 14-16, “ Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera ; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadaman semua panah dari di jahat “.
Saudara, yang terkasih dalam Tuhan, di zaman yang serba cepat ini, kesibukan seringkali menjadi lencana kehormatan. Kita bangga dengan jadwal yang padat, daftar tugas yang panjang dan merasa berharga karena terus bergerak. Namun pernakah kita berhenti sejenak dan bertanya : Apakah kesibukan ini sungguh-sungguh mengikat kita pada hal-hal yang benar, ataukah ia hanya sebuah “pengikat“ yang semu ?
Seringkali kesibukan hanya mengikat kita pada hal-hal yang fana, penampilan luar, atau kekuatiran yang tidak perlu. Itu memberi kita ilusi sedang maju, padahal kita mungkin hanya berputar-putar ditempat. Rasul Paulus dalam konteks peperangan rohani, mengajarkan kita tentang satu-satunya “ ikat pinggang yang benar-benar penting yaitu : Kebenaran, artinya
Kebenaran sebagai “ikat pinggang“ sejati.
Ayat 14 ini mengajarkan kita untuk “Berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran “.
Dalam militer Romawi, ikat pinggang (belt) bukan sekedar aksesoris. Itu adalah bagian vital dari perlengkapan perang : artinya
Mengencangkan pakaian ; menjaga tunik pakaian utama agar tidak melambai dan menghalangi gerakan saat bertarung.
Tempat menaruh senjata : sebagai dudukan untuk pedang dan senjata lainnya.
Memberi kekuatan inti ; memberi stabilitas dan dukungan pada tubuh prajurit.
Jadi jika kita tidak mengikatkan diri pada kebenaran Allah (FirmanNya) kesibukan kita akan menjadi kacau, tidak stabil,dan tidak efektif.
Kesibukan adalah “ pengikat yang semu “ karena itu hanya mengikatnya pada hal yang fana, bukan pada Tuhan, Sebaliknya orang yang berikat pinggankan kebenaran akan memastikan bahwa dalam setiap kesibukan (pekerjaan, pelayanan) integritas dan Firman Tuhan menjadi penentu, bukan sekedar tuntutan dunia.
Keadilan dan Injil Damai Sejahtera sebagai perlindungan dan Gerak
Ayat 14-15, Jadi berdirilah tegap berikatpinggangkan kebenaran dan berbaju zirahkan keadilan, Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil Damai sejahtera.
Untuk itu kita juga diajarkan untuk “ berbaju zirahkan” dan Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” Keadilan adalah baju zirah yang melindungi hati dan organ kita dari serangan, sementara itu sepatu prajurit memberikan pijakan yang kokoh dan kerelaan untuk maju.
Contoh ; Seorang pelayan gereja sangat sibuk melayani ( panitia ini, paniti itu, rapat setiap malam ), ia mengorbankan segalanya dan tampak sangat rohani. namun ia menjadi pemarah, cepat menghakimi dan seringkali bergosip.
Dimata orang dia sibuk melayani Tuhan, tapi di dalam hati, ia tidak berbaju zirahkan keadilan. Kesibukannya adalah “ pengikat semu “ yang menutupi kekosongan rohaninya. Serangan iblis ( kepahitan, iri hati, kelelahan ) akan mudah menembus hati yang tidak dilindungi oleh keadilan sejati yang hanya bisa didapat dari Kristus.
Iman sebagai perisai melawan panah api
( ayat 16 ) Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan memadamkan semua panah api dari si jahat.
Ayat 16 menutup dengan ; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Selanjutnya kesibukan seringkali menciptakan rasa kuatir, ketakutan dan keraguan semua itu adalah “ panah api si jahat. Kita sibuk mengkuaatirkan masa depan, sibuk membanding-bandingkan diri. ini adalah energi yang terbuang sia-sia. Perisai iman adalah keyakinan total pada janji dan karakter Allah. Karena itu lepaskan ikatan semu itu dan kenakanlah Kebenaran.
Sebab itu saudara, mari kita periksa diri kita hari ini. Apakah kita diikat oleh kesibukan yang semu yang hanya membawa kelelahan fisik dan kekosongan rohani ? atau Apakah kita berdiri tegap, diikat oleh kebenaran Kristus yang memberi kita stabilitas, perlindungan, arah dan keyakinan. Lepaskan ikat pinggang palsu yang tidak bertujuan ,yang menimbulkan ketakutan atau penampilan luar saja tetapi kenakanlah ikat pinggang kebenaran Firman Tuhan dan integritas dalam segala hal dan memastikan ikat pinggang kita terpasang pada kebenaran.
Kesimpulan:
Kesibukan bukanlah ukuran keberhasilan rohani, sebab tanpa kebenaran, keadilan, dan iman, kesibukan hanya menjadi pengikat yang semu. Tuhan memanggil kita bukan sekadar untuk sibuk, tetapi untuk tegap berdiri dalam kebenaran-Nya, memakai baju zirah keadilan, dan berpegang pada perisai iman. Ketika hidup kita diikat oleh kebenaran Kristus, setiap aktivitas — baik pekerjaan, pelayanan, maupun tanggung jawab sehari-hari — menjadi sarana untuk memuliakan Tuhan, bukan sekadar memenuhi tuntutan dunia. Mari lepaskan setiap kesibukan yang semu, dan kenakan perlengkapan rohani yang sejati, agar kita tetap kokoh menghadapi setiap panah api si jahat dan berjalan dengan damai sejahtera Allah.
Hikmat Hari Ini:
Kesibukan tanpa kebenaran hanya menghasilkan kelelahan, tetapi kesibukan yang diikat oleh kebenaran Kristus akan menghasilkan kehidupan yang kokoh, damai, dan penuh makna.
Tuhan memberkati
EW
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedala Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan