LIFE PACKAGING
Renungan Harian Youth, Kamis 03 Oktober 2024
Mazmur 104 : 33 – 34
Dalam hidup, ada hal-hal yang tidak bisa kita pilih. Kita hanya dapat menerimanya dan merespons dengan benar. Banyak orang jatuh karena hal-hal ini, tetapi yang membedakan adalah mereka yang tidak menyerah. Mereka justru bangkit, belajar dari kesalahan, dan terus berusaha untuk berhasil. Orang-orang seperti ini selalu mampu mengambil sisi positif dan tidak pernah takut menghadapi hidup. Namun, pernahkah kita merenung bahwa sikap dan tindakan kita mungkin menjadi batu sandungan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain?
Kehidupan ini penuh dengan banyak hal yang bisa kita peroleh, ibarat membeli barang yang dikemas dalam satu paket.
Di dalamnya ada hal yang benar, namun juga ada hal yang salah. Oleh karena itu, kita perlu menyaring apa yang baik dan benar. Jika kita mengetahui bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang salah dan hal itu adalah dosa maka kita harus mengakui dosa serta kesalahan dan meminta maaf serta ampunan didalam doa dan penyembahan yang tulus kepada Tuhan. Keberanian mengakui dosa dan kesalahan menunjukkan bahwa kita bersedia mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik. Ini adalah langkah menuju kedewasaan rohani. Dengan hidup mau menjadi lebih baik sesuai dengan firman Allah, maka kita bisa menjadi terang dimana saja baik dilingkungan keluarga, Masyarakat dan menjadi berkat untuk mereka, lewat segala Tindakan dan perbuatan yang baik, benar dan menyenangkan hati Allah. Dan itu adalah satu paket yang bisa kita berikan untuk Tuhan.
All the misery, sorrow and murders and every other wretched thing that we see in the world around us, is due to man having decided to choose for himself what is good and what is evil. He doesn’t want God to tell him. And that is the reason for every unhappy life as well – even among Christians.
Ketika kita hidup percaya kepada Allah, hidup kita harus berada dalam terang kasih-Nya. Tuhan telah memberi kita “paket kehidupan” yang berharga, yakni hidup yang kudus dan ditebus dari dosa. Orang yang hidup dalam terang telah disucikan oleh darah Yesus Kristus dan bersekutu dengan Allah, karena Allah adalah terang. Hidup kita menjadi suci karena kita tinggal dalam kasih-Nya. Namun, kita juga harus berhati-hati agar tidak membuat orang lain berdosa melalui sikap dan tindakan kita. Sebaliknya, dengan ketulusan hati, kita dapat menjadi berkat bagi mereka.
Kita hidup dalam terang bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena kesadaran bahwa sebagai manusia berdosa, kita membutuhkan Allah dan harus mengakui segala kesalahan kita di hadapan-Nya.
God’s love however is different. It is like a mother’s love for a newborn baby. A mother’s love is the most unselfish love on the face of the earth. He explains His love for us – it is a love that is totally unselfish and expects nothing in return
Ada Sebuah film dokumenter berjudul “Can You See How I See?” (Dapatkah Kau Melihat Seperti Aku Melihat?) menceritakan tentang kisah hidup Jordyn Castor yang terlahir buta. Awalnya,ini seperti sebuah bencana. Namun, di sisi lain Jordyn juga menyadari bahwa ia sebenarnya tidak benar-benar buta, jika ia mampu melihat potensi lain di dalam hidupnya. Jordyn memutuskan untuk bangkit dan menjalani kehidupan dengan cara yang berbeda. Jordyn mencapai prestasi yang sangat baik disekolah. Dalam kehidupan sehari-hari ia juga sangat mandiri. Bahkan Jordyn bisa merasakan asyiknya sepeda dan menuruni bukit dengan kemampuan Semuanya berawal dari bagaimana Jordyn bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Jordyn berkata, “Seandainya aku bisa memilih untuk tidak buta, aku tidak akan memilihnya. Aku berpikir Allah telah menciptakan kita sebagaimana adanya demi suatu tujuan dan menurutku, kebutaanku ini menjadi bagian dari apa yang akan kukerjakan dengan hidupku ini.”
Dalam hidup ini, kita akan menghadapi banyak kenyataan pahit.
Seperti Jordyn, jika kita bisa memilih, mungkin kita tidak akan meminta hal-hal buruk terjadi. Namun, hidup sering kali memberikan “satu paket” peristiwa yang tidak bisa kita tawar. Di dalamnya, ada hal-hal yang menyenangkan, tetapi juga yang menyedihkan. Kita tidak bisa memilih semuanya, tetapi kita bisa memilih untuk menerima dan mengubah hal-hal buruk menjadi sesuatu yang baik.
Contohnya, Yusuf menerima “paket kehidupan” dari Tuhan yang berisi janji pengangkatan, tetapi dalam paket yang sama, ia juga harus mengalami kehinaan, dijual sebagai budak, dan difitnah hingga dipenjara. Yusuf tidak bisa menolak bagian-bagian buruk dari paket itu. Yang bisa ia lakukan adalah merespons setiap peristiwa dengan sikap yang positif. Inilah yang membuatnya bertahan dan akhirnya diangkat oleh Tuhan. Apa “paket kehidupan” Anda? Pilihlah untuk menerimanya dan meresponsnya dengan bijaksana.
Love is quick to forgive. Love is slow to blame but quick to forgive. There will be problems between us as humans in every circumstances. So be quick to forgive and be quick to ask for forgiveness. Don’t wait until the evening to do that.
Tugas kita adalah memberitakan firman Allah dan kebenaran-Nya yang menyelamatkan, karena kita adalah anak terang dan ditugaskan menjadi terang dunia.
Untuk melakukan ini, kita harus memulai dengan tindakan yang baik, pola pikir yang benar, dan motivasi yang tulus. Hal ini akan menjaga kita agar tidak tersesat dalam dosa atau pemikiran yang salah, yang bisa menjebak kita ke dalam jalan yang keliru. Ingatlah, kita tidak bisa disebut anak terang jika cara berpikir kita tidak selaras dengan firman Allah, karena pemikiran yang salah bisa menjadi alat berbahaya yang menghilangkan sukacita hidup dan menjerumuskan kita ke dalam kesesatan.
Tuhan Yesus memberkati
LW – SCW