MENGENTAL SEPERTI ANGGUR

July 18, 2023 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 18 Juli 2023

Zefanya 1:12-13, Pada waktu itu Aku akan menggeledah Yerusalem dengan memakai obor dan akan menghukum orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas endapannya dan yang berkata dalam hatinya: Tuhan tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat! Maka harta kekayaannya akan dirampas dan rumah-rumahnya akan menjadi sunyi sepi.

Couch potato adalah istilah yang dipakai (kebanyakan di Amerika) untuk menggambarkan orang-orang obesitas yang kerjaannya hanya berselonjor di atas sofa sambil nonton TV dengan cemilan berupa es krim, McDonald, popcorn, atau makanan-makanan tidak sehat lainnya. Secara literal, couch potato berarti kentang sofa. Gambaran yang kocak, bukan? Orang-orang pemalas seperti ini digambarkan sebagai kentang. Di dalam kitab Zefanya, orang-orang seperti ini pun termasuk golongan orang-orang yang dimurkai Tuhan. Gambaran yang dipakai Alkitab untuk orang-orang yang sehari-harinya malas memang bukan kentang, tetapi anggur yang mengental di atas endapannya. Namun pesannya sama:

mereka yang malas dan menganggap bahwa Tuhan tidak menganggap ini sebagai suatu dosa akan mengalami kerugian.

Apa sih yang dimaksud dengan  ungkapan “mengental seperti anggur di atas endapannya?

Ketika orang memetik buah anggur kemudian diperas, mereka menggunakan batu kilangan biasa tanpa alat. Pada zaman itu mereka tidak punya saringan, diperas, airnya dituang disebuah tempayan dan kulit serta bijinya juga  akan masuk kesitu. Kemudian  orang akan mencedok bagian atasnya karena ampasnya sebagian ada d ipermukaan. Kemudian anggur itu dibiarkan beberapa hari, untuk apa? Supaya kotoran yang didalamnya mengendap, tidak boleh ada goncangan atau apa apapun juga, harus dibiarkan kotorannya mengendap.

Lalu kemudian diambil tempayan yang berikutnya, anggur itu dituang pelan-pelan kedalam tempayan yang kedua, dengan sangat berhati-hati supaya endapannya tidak ikut masuk ketempayan yang kedua. Di tempayan kedua anggur diendapkan lagi, butuh beberapa saat sampai kotoran dan endapan itu sungguh-sungguh mengendap dibawah lalu kemudian anggur dituang ke tempayan berikutnya. Proses itu berlangsung beberapa kali membutuhkan waktu beberapa saat yang cukup lama. Setelah menjadi bening tempayan ditutup dan disimpan di dalam ruangan yang gelap dibawah tanah dan dibiarkan untuk waktu yang sangat lama, supaya apa? supaya terjadi fermentasi/peragian.

“Seperti anggur di atas endapannya.”

Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan keadaan orang yang sudah puas dengan dirinya sendiri atau puas dengan pencapaiannya sehingga mereka tidak menghendaki perubahan.  Apa yang membuat orang berubah adalah proses yang terus mau digoncang, diendapkan, digoncang, diendapkan,  digoncang, diendapkan semakin kita biarkan prosesnya berlangsung seperti itu maka rasa dan bau harum-mu akan makin hari makin luar biasa.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari, ayat 12 itu dinyatakan sebagai berikut: Akan Kuhukum penduduknya yang acuh tak acuh itu serta yang puas dengan dirinya sendiri.  Orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas endapannya dijelaskan dalam Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari sebagai orang-orang yang acuh tak acuh serta puas dengan dirinya sendiri.

Bahaya dari orang yang berpuas dengan diri sendiri adalah dengan bersikap malas.

Ketika hidup mereka baik-baik saja, hidup terasa mudah dan nyaman  serta tidak ada persoalan, Tuhan menjadi hal terakhir yang mereka pikirkan. Ketika mereka berada dalam kesulitan, mereka biasanya mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tetapi ketika hidup terasa mudah dan mereka mengalami kemakmuran, mereka sangat mudah menjadi tidak peduli terhadap Tuhan dan Kerajaan-Nya. Mereka memiliki perasaan puas dengan dirinya sendiri. Selain itu mereka juga tidak sadar akan bahaya atau kesulitan yang mungkin akan datang.

Rekan-rekan youth, Mungkin di sini Tuhan terlihat kejam. Masakan orang yang malas sampai dihukum dengan kehilangan segala-galanya (ay. 13)? Namun, ini adalah konsekuensi logis dari kemalasan. Anak kecil saja sudah diajari dengan peribahasa: malas pangkal miskin.

Kemalasan pun bentuknya bermacam-macam. Ada orang-orang yang pada umumnya rajin, tetapi di suatu titik di dalam hidupnya ia mengalami burn out dan menjadi malas. Ini wajar, tetapi jangan sampai dibiarkan. Keadaan seperti ini harus segera diatasi, entah dengan liburan atau mungkin dengan variasi jadwal. Di level yang lebih akut adalah orang yang suka menunda pekerjaan, bahkan melewati tenggat. Tidak hanya merugikan diri sendiri, ini pun akan merugikan orang lain dalam satu tim.

Namun, kemalasan yang paling parah dan mengerikan adalah ketika seseorang hidup di dalam ketiadaan gairah, semangat, dan sukacita. Di dalam bahasa Inggris, keadaan ini disebut sloth. Ini bukan sekedar kemalasan (laziness) biasa, tetapi di dalam tradisi Katolik dianggap sebagai satu dari tujuh dosa maut. Mengapa? Karena ketidakpedulian seperti ini membuat kita bisa saja menjadi seorang ateis praktis, yaitu orang yang hidup seolah-olah Tuhan tidak ada, meski secara nalar masih memercayai keberadaan Tuhan.

Jika kita mencari TUHAN dengan rendah hati maka Dia akan melindungi kita dari kemurkaan-Nya.

Rekan-rekan youth, kepuasan akan diri sendiri adalah sebuah paku atau gantungan di dalam hidup seseorang yang bisa dipakai oleh Iblis.  Jika kita berpuas diri sehingga menjadi acuh tak acuh, apatis atau menjadi suam-suam kuku, maka hal itu akan menjadi kanker yang bukan hanya melemahkan hidup kita tetapi bahkan dapat menghancurkan hidup kita. Karena itu kita harus menghindarinya

Memang benar Allah Bapa adalah Allah yang memelihara dan mencukupkan kita. Tetapi ini tidak seharusnya menjadikan kita para pemalas. Justru Tuhan Yesus yang selalu hadir di dalam kehidupan kita seharusnya membuat kita makin giat melayani-Nya dalam hidup kita sehari-hari.

Kunci kesuksesan dan kunci berkat bagi orang percaya adalah kerendahan hati di hadapan Tuhan karena kita menyadari bahwa kita adalah ciptaan-Nya dan Allah sang pencipta sepatutnyalah kalau kita memiliki kerendahan hati.

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

RM – DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *