Renungan harian Youth, Jumat 26 Desember 2025
📖 Mazmur 73:25–26 “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”
Natal bukan hanya tentang perayaan dan sukacita duniawi, tetapi tentang kasih terbesar Allah yang dinyatakan melalui pengorbanan-Nya. Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, sebagai Juruselamat dunia.
Melalui kelahiran Yesus, Allah mengundang kita untuk menjalani agenda sorga — yaitu hidup yang berpusat pada Kristus, bukan pada keinginan pribadi atau agenda duniawi kita.
Namun sering kali, kita lebih sibuk menjalani agenda diri sendiri daripada rencana Tuhan. Kita berharap Tuhan mengikuti jadwal dan keinginan kita, bukan sebaliknya. Saat hal-hal tidak berjalan sesuai rencana, kita kecewa, merasa doa kita tak dijawab, atau berpikir Tuhan tidak peduli. Padahal, kekecewaan itu sering kali muncul karena kita menempatkan harapan pada apa yang bisa Tuhan lakukan bagi kita, bukan pada siapa Tuhan itu sendiri.
Seperti Pemazmur yang berkata, “Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi,” demikian pula kita diajak untuk menundukkan setiap agenda pribadi di bawah kehendak Allah. Jika hati kita dipenuhi oleh kasih kepada Kristus, maka kita akan tetap kuat sekalipun rencana hidup tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Sebab sukacita dan ketenangan sejati bukan berasal dari keadaan, tetapi dari hadirat Allah yang tinggal di dalam kita.
Yohanes Pembaptis pun pernah mengalami hal serupa. Ia meyakini Yesus sebagai Mesias yang akan datang menegakkan keadilan dan membebaskan umat-Nya dari penindasan. Namun, ketika Yesus tidak bertindak sesuai dengan harapannya — sementara ia sendiri menderita dalam penjara — Yohanes pun mulai meragukan dan bertanya, “Engkaukah yang akan datang itu, atau haruskah kami menantikan yang lain?” (Mat. 11:3).
Kita pun kadang berada di posisi yang sama — mempertanyakan Tuhan ketika kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Tetapi, Tuhan ingin mengajar kita untuk mempercayai-Nya lebih dari sekadar hasil, lebih dari sekadar berkat. Tuhan ingin kita belajar berjalan sesuai agenda sorga, bukan agenda pribadi.
Tiga Kebenaran untuk Menjalani Agenda Sorga
1. Mengenal Tuhan sebagai Pribadi, bukan sekadar Pemberi berkat
Pemazmur dengan tegas berkata bahwa tidak ada yang ia inginkan di bumi selain Allah sendiri. Pengakuan ini menunjukkan kedewasaan rohani — bahwa mengenal Tuhan jauh lebih berharga daripada segala hal duniawi. Ketika kita menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan, kita tidak lagi menjadikan berkat sebagai tujuan utama, melainkan menjadikan hubungan pribadi dengan Tuhan sebagai harta terbesar.
👉 Tanda bahwa kita mengenal Tuhan adalah ketika kita tetap setia dan bersyukur, bahkan saat doa belum dijawab.
2. Belajar mempercayai rencana Tuhan di atas rencana kita
Kekecewaan muncul karena kita lebih percaya pada rencana kita sendiri. Namun, menjalani agenda sorga berarti percaya bahwa Tuhan selalu tahu yang terbaik — bahkan ketika kita tidak mengerti. Seperti Yohanes Pembaptis, kita bisa kecewa ketika Tuhan tidak bekerja sesuai harapan kita. Tapi justru di situlah iman diuji: apakah kita tetap percaya bahwa Tuhan berdaulat dan rencana-Nya selalu sempurna?
👉 Tuhan tidak selalu menjawab sesuai harapan kita, tetapi selalu bekerja sesuai kasih-Nya.
3. Menjadikan Kristus pusat kehidupan dan tujuan utama
Ketika kita sungguh-sungguh menjadikan Yesus pusat dari setiap aspek hidup kita — studi, pelayanan, relasi, cita-cita — maka arah hidup kita akan berubah. Kita tidak lagi berfokus pada apa yang kita bisa dapatkan, tetapi pada bagaimana kita bisa menyenangkan hati-Nya. Natal menjadi momen terbaik untuk memeriksa ulang hati kita: apakah kita masih berfokus pada “hadiah” atau pada Sang Pemberi hadiah itu sendiri?
👉 Menjalani agenda sorga berarti hidup bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kemuliaan Kristus.
Rekan-rekan Youth Mari kita bersama-sama merenung: Apakah selama ini kita benar-benar menginginkan Pribadi Kristus lebih dari berkat-berkat-Nya? Sudahkah hidup kita menunjukkan bahwa Yesus adalah yang paling kita rindukan? Kita sering kali tergoda untuk mencari Tuhan hanya ketika membutuhkan sesuatu dari-Nya, tetapi momen Natal mengingatkan kita bahwa pengenalan akan Kristus jauh lebih berharga daripada hal-hal yang bisa Ia berikan. Di tengah berbagai tantangan hidup, mari kita belajar mempercayakan pengharapan, masa depan, dan seluruh hidup kita hanya kepada Tuhan, serta berkomitmen menjadikan Yesus sebagai pusat dari setiap keputusan dan langkah kita.
Menjalani agenda sorga berarti memilih untuk hidup selaras dengan rencana dan kehendak Allah, bukan hanya mengikuti keinginan pribadi. Dunia sering mengajarkan kita untuk mengejar apa yang kita anggap terbaik — kesuksesan, pengakuan, kenyamanan, dan kebahagiaan versi manusia. Namun, Natal mengingatkan kita bahwa Allah justru mengerjakan rencana-Nya melalui jalan yang sederhana, rendah hati, dan sering kali tidak sesuai ekspektasi manusia. Ketika Yesus lahir di palungan, Ia menunjukkan bahwa kemuliaan sejati tidak terletak pada kemegahan dunia, melainkan pada ketaatan kepada kehendak Bapa.
Demikian pula, hidup kita akan menemukan makna sejati ketika kita belajar berjalan di jalur yang Tuhan tentukan. Menjalani agenda sorga berarti belajar mempercayai bahwa setiap proses, setiap pergumulan, dan bahkan setiap keterlambatan adalah bagian dari rancangan Allah yang indah. Dalam setiap situasi, baik yang menyenangkan maupun menyakitkan, Allah sedang membentuk kita untuk semakin serupa dengan Kristus.
Ketika kita menempatkan Yesus sebagai pusat kehidupan, maka orientasi hidup kita pun berubah — kita tidak lagi fokus pada apa yang bisa kita dapatkan dari Tuhan, tetapi pada bagaimana kita bisa hidup menyenangkan hati-Nya.
Jadi, marilah kita berhenti menjalani hidup berdasarkan agenda dunia yang sementara dan mulai melangkah dalam agenda sorga yang kekal. Biarlah setiap keputusan, cita-cita, dan tindakan kita diarahkan oleh kasih dan kehendak Tuhan. Di situlah kita akan menemukan makna hidup yang sesungguhnya — hidup yang berbuah, berdampak, dan membawa kemuliaan bagi Allah. Sebab hidup yang dijalani sesuai dengan agenda sorga bukan hanya memuliakan Tuhan, tetapi juga membawa damai dan sukacita yang tidak akan pernah lenyap.
🕊️ Hikmat Hari Ini
“Kesalahan terbesar orang percaya adalah berharap pada apa yang bisa Yesus berikan, bukan pada siapa Yesus itu sendiri. Agenda sorga dimulai ketika Kristus menjadi pusat dari segala hal.”
YNP – GA
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan