BERSUKACITA SELALU

October 4, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 04 Oktober 2022

Filipi 4:4, Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

Banyak orang berpikir bahwa bersukacita adalah sebuah keadaan dimana orang merasa bahagia, bisa tertawa dengan senang, bebas tanpa beban atau masalah. Tetapi jika demikian, maka Firman Tuhan yang mengatakan supaya kita bersukacita senantiasa (Filipi 4:4) tidak akan mungkin bisa kita lakukan, sebab ada kalanya kita menerima berkat yang membuat kita senang tetapi ada kalanya juga kita mengalami masalah yang membuat kita merasa berbeban. Tahukah Anda, Rasul Paulus ketika menuliskan seruan untuk bersukacita senantiasa, ia sedang berada dalam penjara yang gelap di kota Roma menantikan hukuman matinya. Dalam kondisinya yang begitu berat, ia tetap dapat bersukacita.

Sukacita adalah sebuah keyakinan yang teguh dalam hati bahwa Tuhan memegang kendali atas setiap detil kehidupan kita.

Sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu pasti mendatangkan kebaikan, dan sebuah pilihan untuk memuji Tuhan dalam segala situasi. Sukacita seharusnya menjadi bagian penting dalam hidup orang percaya.  Sukacita yang dimaksud bukanlah seperti yang dunia berikan, yang sifatnya semu dan bergantung kepada hal-hal lahiriah semata, melainkan yang bersifat kekal, yang diberikan oleh Roh Kudus, yang keluar dari dalam hati kita dan mengalir secara berlimpah meski berada di tengah badai sekalipun.  Sukacita berbicara tentang kedamaian dan kesukaan di dalam hati oleh karena Tuhan, sumber sukacita itu sendiri,  “…di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa”  (Mzm. 16:11).

Di Dalam Alkitab sukacita itu lebih dari sekadar emosi. Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur perasaan diberkati.

Dalam Perjanjian Lama hal ini ditandai dengan kegembiraan luar biasa pada saat-saat perayaan (Ul. 12:6 dst.) dan dengan perasaan lega ketika seseorang dapat membawa keluh-kesahnya ke Bait Allah untuk mendapatkan penyelesaian (Mzm. 43:4). Sedangkan dalam Perjanjian Baru nada kesukacitaan sangat menonjol pada Injil Lukas (Luk. 2:10; 19:37) dan Kisah Para Rasul (Kis. 13:52). Kesukacitaan juga merupakan karunia Roh yang khas (Kis. 8:39; Gal. 5:22).

Ketika Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, ia sedang di penjara Roma, ada dalam ketidakpastian kapan akan dibebaskan. Yang pasti kita tahu, bahwa Paulus dipenjara bukan karena melakukan kejahatan, ia dipenjara karena memberitakan Injil, karena melayani, karena membawa pengharapan kepada dunia.   Selama pemenjaraannya sebagian orang mencoba menambah bebannya di penjara dengan cara memberitakan Injil secara tidak tulus (1:17). Dia belum mengetahui apakah dia nanti akan dihukum mati atau dibebaskan oleh kaisar.  Jemaat Filipi yang dia cintai juga bukan dalam keadaan yang baik-baik saja. Mereka masih menghadapi penganiayaan (1:27-30). Mereka mengalami masalah relasional (2:1-4; 4:1-3). Ancaman ajaran sesat juga ada di depan mata (3:1-3).

Alasan yang diberikan oleh Paulus untuk bersukacita adalah “di dalam Tuhan.” Konsep “di dalam Tuhan” atau “di dalam Kristus” berkali-kali muncul dalam tulisan Paulus. Maknanya cukup beragam. Salah satunya mengarah pada kedaulatan Allah. Paulus menyerahkan rencana dan keyakinannya “di dalam Tuhan” (2:19, 24). Jemaat akan mampu berdiri teguh jika berdiri “di dalam Tuhan” (4:1). Ketika menerima persembahan dari jemaat, Paulus bersukacita “di dalam Tuhan” (4:10). Dia menyadari bahwa Allah yang berdaulat telah menggerakkan jemaat Filipi untuk memberi. Jadi,

kita perlu mengingat bahwa Sumber sukacita kita adalah kedaulatan TUHAN atas segala keadaan, bukan selalu pada perubahan keadaan yang Dia mungkin lakukan.

Sukacita kita bukan hanya saat-saat bahagia tetapi bagaimana  kalau ada pergumulan, ada masalah  kita,  apa mampu bersuka-cita ? Paulus mengajak kita dalam keadaan apapun kita harus boleh bersuka-cita.

MENGAPA KITA HARUS BERSUKACITA DALAM TUHAN?

Mengapa harus selalu bersukacita?  Karena kita beroleh keselamatan dari Allah di dalam Kristus. Sukacita adalah salah satu dari sembilan buah Roh.  Tanda dari kehidupan orang yang dewasa rohani adalah dihasilkannya buah Roh dalam keseharian hidupnya.  “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan”  (Mat. 3:8).  Alkitab menegaskan bahwa kita dapat menghasilkan buah apabila kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”  (Yoh. 15:4).  Tuhan Yesus berkata,  “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya”  (Yoh. 15:10), artinya

kunci untuk mengalami sukacita sejati adalah taat melakukan firman dan hidup di dalam kasih.

Sukacita yang bersumber dari Allah tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Bahkan keadaan fisik atau finansial juga tidak mampu mempengaruhi sukacita ini. Kondisi ini hanya bisa diperoleh melalui hubungan yang berkualitas dengan Allah.

Mazmur 37:4 berkata, “Dan bergembiralah karena Tuhan.” Situasi kehidupan yang sulit memang tidak akan berubah begitu saja ketika kita memilih untuk tetap bersukacita. Sukacita tidak mengubah keadaan tetapi memberikan kekuatan untuk mengatasi setiap kesukaran yang ada.  Dengan kita bersukacita di tengah kesesakan, berarti kita belajar untuk berserah kepada-Nya. Dengan bersukacita, kita juga memberi “hidup” bagi sesama kita.

Dengan bersukacita dan terus berdoa, maka damai sejahtera dari Allah, yang melampaui segala akal – yang tidak kita bayangkan – akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Selamat bersukacita senantiasa.

Rekan-rekan youth, marilah kita bersukacita bukan karena bergantung dari situasi yang terjadi disekeliling kita, tetapi marilah kita bersukacita senantiasa didalam Tuhan, karena Tuhan adalah penolong kita yang sejati, karena kita hidup dalam pertobatan setiap hari dan karena nama kita terdaftar dalam kerajaan Sorga.

Nehemia 8:10b,”Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!”

Amin. Tuhan memberkati!

RM – DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *