Renungan Harian Kamis, 24 Juli 2025
Ayat Pokok: 1 Yohanes 4:7–21
1 Yohanes 4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Syalom, Saudara yang dikasihi dalam Kristus …
Mari kita mulai dengan sebuah kisah sederhana namun menyentuh hati. Seorang ibu buruh cuci harian di masa krisis moneter pernah meminta izin kepada majikannya untuk membawa pulang air sabun bekas setiap kali ia selesai mencuci. “Boleh saja tetapi untuk apa?” tanya majikannya. Dengan polos ia menjawab, “Untuk tetangga saya, Pak. Mereka tidak bisa mencuci pakaian karena tidak mampu membeli sabun.” Sungguh, inilah kasih yang nyata. Ia tidak mengutip banyak ayat, tidak berdebat tentang doktrin, namun tindakannya menunjukkan bahwa ia mengenal Allahnya—Allah yang adalah kasih.
📖 1 Yohanes 4:7–21
Surat 1 Yohanes ditulis kepada jemaat yang sedang menghadapi ajaran-ajaran sesat (gnostisisme) yang memisahkan pengetahuan rohani dari tindakan nyata. Yohanes mengingatkan jemaat bahwa kasih bukan sekadar konsep, melainkan identitas dan tindakan.
Ayat 7–8 “Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah.”
Yohanes memulai dengan ajakan: “Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah.” Siapa yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Di tengah jemaat yang mengalami perpecahan dan konflik, Yohanes menegaskan bahwa ukuran mengenal Allah bukan pengetahuan teologis, melainkan kasih yang nyata.
Aplikasi: Dalam dunia kita saat ini, sering kali orang percaya sibuk memperdebatkan perbedaan, tetapi lupa mengasihi. Yohanes berkata: kalau kasih itu tidak nyata dalam hidupmu, engkau belum sungguh mengenal Allah.
Ayat 9–10 “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan… Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya.”
Rasul Yohanes menekankan inisiatif Allah. Bukan kita yang terlebih dahulu mengasihi Allah, tetapi Dialah yang terlebih dahulu mengasihi kita.
Aplikasi: Kasih sejati selalu bersumber dari pengalaman dikasihi Allah. Hanya orang yang sudah mengalami kasih Kristus yang dapat mengasihi dengan tulus. Tanpa itu, kasih kita hanya sebatas perasaan atau kepentingan.
Ayat 11–12 “Jikalau Allah demikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.”
Kasih Allah yang tak terlihat dinyatakan melalui kasih kita kepada sesama.
Aplikasi: Dunia akan melihat Allah melalui tindakan nyata kita—seperti ibu yang membawa pulang air sabun bekas untuk tetangganya.
Ayat 13–16 Yohanes menghubungkan kasih dengan kehadiran Roh Kudus: “Demikianlah kita ketahui bahwa kita tinggal di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yaitu karena Ia telah mengaruniakan kepada kita sebagian dari Roh-Nya.”
Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus adalah bukti dan jaminan bahwa kita milik Allah. Kasih bukan usaha manusia semata, tetapi karya Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.
Aplikasi: Saat kita sulit mengasihi, ingatlah bahwa Roh Kudus menolong dan memampukan kita untuk mengasihi, bahkan mereka yang menyakiti kita.
Ayat 17–18 “Di dalam kasih tidak ada ketakutan… kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.”
Dalam budaya saat itu, banyak orang takut akan hukuman Allah. Yohanes menegaskan bahwa kasih Allah yang sempurna memberi keberanian dan menyingkirkan rasa takut.
Aplikasi: Ketika kita sungguh mengerti kasih Allah, kita tidak lagi melayani atau mengasihi karena takut hukuman, tetapi karena kita sudah menerima kasih-Nya terlebih dahulu.
Ayat 19–21 “Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.”
Ini adalah sebuah teguran keras. Yohanes membantah iman yang hanya berupa kata-kata tanpa perbuatan.
Aplikasi: Kasih kepada Allah selalu diwujudkan dalam kasih kepada sesama. Kalau kita rajin berdoa dan beribadah, tetapi cuek pada kebutuhan orang di sekitar kita, kita sedang menipu diri sendiri.
Makna Kasih yang Berdampak
Kasih sejati selalu berbuah tindakan nyata. Ibu buruh cuci tadi tidak memiliki harta, tetapi ia memiliki hati yang penuh kasih. Ia memberi dari apa yang ia miliki—bahkan hanya air sabun bekas. Itulah kasih yang bertransformasi menjadi berkat bagi sesamanya. Dalam hidup kita pun demikian. Tidak selalu harus dengan uang atau barang mahal. Kadang melalui perhatian, waktu, tenaga, atau sekadar telinga yang mau mendengar.
Kasih belum berdampak bila ia belum diwujudkan dalam tindakan nyata.
Kasih yang hanya ada di pikiran dan kata-kata adalah kasih yang mati. Tetapi kasih yang dikerjakan, meski sederhana, memancarkan terang Allah di tengah dunia yang gelap.
Hikmat Hari Ini
Allah adalah kasih. Dia sudah lebih dahulu mengasihi kita. Sekarang giliran kita untuk mempraktikkan kasih itu. Kasihilah dengan nyata, sekecil apa pun tindakanmu. Air sabun bekas sekalipun, di tangan orang yang mengasihi, dapat menjadi saluran berkat yang menghidupkan. ✨💛
Tuhan Yesus memberkati! 🙏✝️
YNP
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan