ANGER IS DANGER
Renungan Harian Youth, 23 Januari 2023
Syalooom… selamat pagi rekan-rekan Youth. Apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua sehat selalu dan dalam lindungan Tuhan. Salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua!
Marah adalah emosi yang dirasakan ketika sesuatu atau seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginan Anda. Marah bisa dirasakan siapa saja dan merupakan reaksi normal seseorang terhadap suatu kejadian. Marah merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi manusia. Semua orang bisa merasa marah, termasuk anak kecil yang belum mampu mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata.
Coba kita melakukan General check up emosi kita, Kapan terakhir kali kita marah yang tidak beralasan dan tidak terkendali? Apa upaya yang telah kita lakukan untuk mengelola kemarahan?
Rekan-rekan … Kemarahan adalah emosi mendasar yang dianggap sah. Rasa marah merupakan pola perilaku yang muncul sebagai respon dari adanya keadaan yang menekan. Tak ada seorang pun di dunia ini, yang tak pernah marah. Marah adalah ekspresi emosi yang manusiawi. Ada banyak alasan kita marah, Ada banyak penyebab kita marah Namun yang pasti, kemarahan adalah ekspresi kekecewaan dari kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan.
Namun Ada fakta yang lebih berbahaya yaitu Orang yang marah cenderung melakukan kesalahan karena kemarahan tersebut menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan pengendalian diri dan kehilangan penilaian objektif yang pada akhirnya berdampak negatif pada kualitas hidup pribadi orang tersebut serta hubungan sosialnya. Penilaian Subyektif, itu suatu pandangan dan perasaan yang masih bersifat opini. Sebab, opini datang dari pemikiran pribadi bukan dari fakta dan cenderung akan memihak terhadap suatu hal. Sementara objektif adalah pandangan berdasarkan fakta atau bukti.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ekspresi dari kemarahan tersebut, bukan kemarahan itu sendiri. Alkitab mengingatkan agar kita tidak membiarkan amarah menguasai diri kita.
Daud mengingatkan: “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” (Mazmur 37:8).
Sementara dalam Pengkotbah kita bisa melihat ayat lainnya yang berbunyi:
“Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.” (Pengkotbah 7:9).
Alkitab mengingatkan kita bahwa kemarahan menjadi sangat berbahaya ketika tidak beralasan apalagi ketika menjadi tidak terkendali.
KISAH KAIN menggambarkan kemarahan yang TIDAK TERKENDALI.
Kain tidak dapat mengendalikan kemarahannya hingga membunuh saudara kandungnya sendiri, seperti tertulis dalam Kejadian 4:5b, “Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.” Tuhan menghukum Kain dengan berat.
KISAH YUNUS adalah Kemarahan yang TIDAK BERALASAN
Ketika Tuhan tidak jadi menurunkan malapetaka atas Niniwe karena Niniwe bertobat dan berbalik kepada Tuhan, Yunus kesal dan kemudian menjadi marah. Di dalam Yunus 4:4, Tuhan menjawab kemarahan Yunus dan berkata, “Engkau tak punya alasan untuk menjadi marah begitu.”, dan Tuhan memberi pengertian kepada Yunus bahwa ia harus berbelas kasih kepada orang yang menyadari kesalahannya dan bertobat.
Sekarang, kita tahu bahwa kemarahan sangat berbahaya saat kita tidak dapat mengendalikannya.
Sebelum kita terjebak dalam KEMARAHAN yang merusak. Ada pertanyaan yang harus kita jawab sebelum terjebak KEMARAHAN
- Untuk apa kita MARAH ?
- Apakah DAMPAK dari kemarahan kita ?
Hal PENTING , sebelum kita MARAH adalah berpikirlah sebelum berbicara.
Dalam situasi “panas hati”, kita akan lebih mudah meluapkan kemarahan dan akan menyesalinya kemudian. Saat kita sudah tenang, ungkapkan kemarahan kita dengan cara yang tepat namun tidak untuk menyakiti (melukai).
Pahami, bahwa pengampunan adalah obat bagi jiwa yang paling ampuh.
Ketika kita membiarkan amarah dan perasaan marah mengalahkan hati kita, maka kita akan mengalami kepahitan dan kecewa Namun jika kita mampu melepaskan pengampunan bagi seseorang yang membuat kita marah, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik. Karena PENGAMPUNAN itu baik bagi jiwa yang mengampuni
PIKIRKAN…… dampak MERUSAK dari kemarahan, jangan membiarkan kemarahan dengan terus-menerus memikirkan hal-hal yang memicu kemarahan kita. Ekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat dan tidak merusak.
I have the right to be angry, but it doesn’t give me the right to be cruel
Saya memiliki hak untuk marah, tetapi itu tidak memberi saya hak untuk menjadi jahat
Tuhan Yesus memberkati
EYC 210123 – LP