ASAL BAPAK SENANG

February 25, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 25 Februari 2025

Kolose 3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Sebagai manusia ciptaan ALLAH kita sejatinya memuliakan Allah dalam segala tindakan dan perbuatan kita. Paulus dalam nas hari ini menasihatkan agar kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, baik itu pekerjaan, pelayanan, studi, hidup berkeluarga, ibadah dan sebagainya, bukan dengan keluh kesah, gerutu atau persungutan. Di tempat kerja ada saja hal yang kita keluhkan, mulai gaji, job description yang tidak jelas, si bos yang bertindak semena-mena dan sebagainya. Akibatnya kita pun mengerjakan setiap tugas atau pekerjaan kita tidak dengan sepenuh hati bahkan bersungut-sungut.

Rekan-rekan youth, Rasa jenuh, lelah, dan kecewa memang bisa dialami oleh siapa pun dalam berbagai situasi apa pun khususnya saat masa pandemi ini. Misalnya, anak- anak yang mengeluh karena jenuh dengan banyaknya tugas sekolah dan pembelajaran yang masih dilakukan secara online. Seorang ibu yang kesal dan lelah mendampingi anaknya belajar, menjaga kesehatan keluarga, melakukan peker jaan rumah, dan kegiatan lainnya. Ayah yang harus bergelut dengan banyaknya tugas kantor dan bergumul dengan berbagai usaha demi mencukupi kebutuhan keluarga di masa krisis ini atau pun ada berbagai rencana yang tertunda karena situasi pandemi ini yang mendatangkan kekecewaan. Situasi dan kondisi seperti ini, acap kali membuat kita sulit merasakan sukacita, kedamaian hidup, dan bersyukur.
Contohnya pada masa pembentukan di dunia kerja ini, terkadang banyak orang juga tergoda untuk melakukan pekerjaan dengan motivasi ABS (Asal Bapak Senang). Mereka menempuh cara-cara negatif, dengan saling menjatuhkan, sikut-menyikut, tidak jujur, semua dilakukan untuk mendapat perhatian dari bos mereka.

Begitu juga dalam hal pelayanan, kita pun melakukannya sebagai hal yang rutin, biasa-biasa saja tanpa semangat. Sesungguhnya Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi umat-Nya bagaimana Ia melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati. Apa pun yang menjadi kehendak Bapa dikerjakan-Nya dengan sepenuh hati meski harus melewati segala penderitaan yang hebat, bahkan sampai harus mati di kayu salib.
Sebagaimana kita yang telah dicipta- kan dalam gambar dan rupa-Nya, maka kita patut melekat dan bertumbuh di dalam-Nya. Hanya dengan bertumbuh di dalam-Nyalah kita bisa memahami bahwa setiap peran, pekerjaan atau pun pelayanan kita di dunia hanyalah untuk kemuliaan Sang Pencipta.

Segala sesuatu yang kita kerjakan adalah baik jika kita lakukan untuk memuliakan Tuhan.

Dalam surat kepada jemaat di Kolose, ia mendorong orang percaya untuk tidak bekerja demi diakui orang, melainkan demi Allah saja. Sang rasul berkata, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya” (Kol. 3:23-24).
Perkataan Paulus yang bijaksana itu mengajarkan kita agar berhenti berjuang untuk dipandang baik oleh atasan duniawi kita. Tentu saja, kita menghargai mereka sebagai sesama manusia dan berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka. Namun, jika kita bekerja “seperti untuk Tuhan”—dengan meminta-Nya untuk memimpin dan mengurapi pekerjaan kita bagi-Nya—Dia akan memberkati usaha kita.

Sesungguhnya Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi umat-Nya bagaimana Ia melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati.

Seberapa banyak dari kita seringkali tergoda untuk melakukan sesuatu dengan seadanya, bahkan asal-asalan dengan prinsip yang penting menyenangkan pimpinan atau tidak dimarahi orangtua. Camkan untuk mengingat dan mengulang di dalam hati ayat emas di atas. Tiga penekanan kata dari ayat tersebut yang dapat kita jadikan perenungan:

  1. Apa pun. Artinya, segala sesuatu yang kita kerjakan tanpa terkecuali. Kegiatan yang kita anggap sepele maupun yang sangat penting, menjadi ruang lingkup yang dimaksudkan oleh kata ini.
  2. Segenap hatimu. Berbicara mengenai totalitas kita dalam melakukan pekerjaan, juga berkaitan dengan kesungguhan hati dalam mengerjakan segala sesuatu.
  3. Seperti untuk Tuhan. Kata ini menekankan motivasi utama kita adalah mengerjakan bagi Tuhan dan untuk menyenangkan-Nya. Ketika motivasi yang benar ada di dalam hati maka kita akan mengerjakan segala sesuatunya dengan sepenuh hati karena ingin menyenangkan hati Tuhan. Ketika melakukan dengan motivasi yang benar, kita pasti akan berusaha memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan.

Rekan-rekan youth, Jangan menjadi anak-anak Tuhan yang “Asal Bapak Senang”, tetapi marilah mengerjakan segala sesuatu dengan totalitas. Kerjakan bukan demi validasi dari manusia, melainkan dengan motivasi memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
Marilah kita senantiasa bertekad untuk melakukan yang terbaik dalam setiap peran dan tanggung jawab dalam kehidupan kita di dunia. Tuhan mengenal hati dan kemampuan kita, apa pun yang Tuhan percayakan saat ini kepada Anda, mari berikan yang terbaik kepada-Nya.

Tuhan Yesus memberkati

RM – DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *