Injil Matius pasal 17-18
Matius 17 – Kemuliaan Yesus dan Kuasa Iman
Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung dan di sana Ia berubah rupa, menampakkan kemuliaan-Nya bersama Musa dan Elia. Suara dari surga menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang harus didengarkan. Setelah turun, Yesus menyembuhkan anak yang kerasukan yang tidak dapat disembuhkan oleh para murid karena kurangnya iman. Yesus kembali menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya, lalu mengajarkan tentang kebebasan dari kewajiban dunia dengan membayar pajak Bait Allah melalui mujizat.
Kesimpulan:
Yesus adalah Mesias yang mulia dan berkuasa, dan Ia menuntut iman sejati dari para pengikut-Nya. Iman yang kecil tapi murni dapat menggerakkan kuasa besar dalam kehidupan kita.
Matius 18 – Hidup dalam Kerendahan dan Pengampunan
Yesus mengajarkan bahwa siapa pun yang ingin menjadi yang terbesar di Kerajaan Sorga harus menjadi seperti anak kecil—rendah hati dan bergantung penuh pada Tuhan. Ia menekankan pentingnya tidak menyesatkan orang lain dan menceritakan kasih Bapa yang mencari yang hilang. Yesus juga memberikan pedoman dalam menyelesaikan konflik antar sesama dan menekankan pengampunan tanpa batas melalui perumpamaan tentang hamba yang tidak tahu berbelas kasihan.
Kesimpulan:
Kerajaan Allah adalah untuk mereka yang rendah hati, bersedia mengampuni, dan hidup dalam kasih seperti Bapa yang penuh belas kasihan. Hubungan antar sesama menjadi cerminan dari hubungan kita dengan Allah.
Matius 17–18 meneguhkan bahwa mengikuti Yesus berarti hidup dalam iman dan kerendahan hati, serta bersikap penuh kasih terhadap sesama. Dari gunung kemuliaan hingga tantangan sehari-hari, Yesus menuntun umat-Nya untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Sorga.
