Berhati Mulia

January 6, 2024 0 Comments

Renungan Harian, Sabtu 06 Januari 2024

Nats: Nehemia 1:3 – 4

Syalom bapak ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .

            Pada nats kita hari ini berbunyi demikian: ayat 3, kata mereka kepadaku : orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Ayat 4. Ketika kudengar berita ini duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa kehadirat Allah semesta langit.

Ini adalah perkataan Nabi Nehemia yang tergerak hatinya melihat keadaan bangsanya. Kala itu ia masih menjabat sebagai juru minuman Raja.

            Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, orang yang berhati mulia tidak akan hidup hanya memikirkan dirinya sendiri  namun akan mampu berempati dan melakukan sesuatu  dengan sesamanya manusia. Sebab pada dasarnya kemuliaan seseorang tidaklah dapat diukur dari seberapa banyak harta yang ia miliki atau seberapa tinggi jabatan yang ia sandang, namun dari seberapa luas hati yang bersangkutan. Orang yang kaya namun berhati sempit, sehingga hidup hanya memikirkan dirinya sendiri, sesungguhnya adalah orang yang hina. Sebaliknya orang yang berhati luas mampu memikirkan penderitaan orang lain, adalah orang yang mulia. Berarti sikap kita terhadap sesama manusia menunjukkan kualitas dari diri kita yang sebenarnya.

            Kualitas hati yang mulia akan nampak dari hidup yang tidak memikirkan diri sendiri. Itulah yang ada pada diri Nehemia, sebagaimana  yang ditulis di dalam Nehemia 1, saat itu yang bersangkutan  menjabat sebagai juru minuman Raja Persia. Suatu kedudukan yang tinggi karena berarti ia adalah orang kepercayaan dari sang raja.  Namun ketika ia mendengar  bahwa kaum sebangsanya yaitu Yehuda di Yerusalem, di dalam kesukaran yang besar maka ia menangis dan berkabung. Sikapnya ini menunjukkan bahwa Nehemia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, namun mampu berempati dengan sesamanya manusia.

`Itulah sikap dari pribadi yang berhati mulia, yaitu sikap hati seperti yang ada pada Yesus, Tuhan kita. Hatinya tergerak oleh belas kasih. Ia segera turun tangan dan mukjizat pun terjadi.

Kita semua diundang untuk memiliki hati yang mulia, yang berbelas kasih, peka dan peduli terhadap penderitaan sesama dan dengan tulus mewujudkannya dalam tindakan nyata. Mari berbagi harta, waktu, tenaga, pikiran ataupun perhatian kepada yang membutuhkan. Tawarkan secercah pengharapan kepada yang sedang mengalami kegelapan. Inilah sikap murid Kristus yang sejati.

Pertanyaannya sudahkan kita mampu ikut merasakan penderitaan dari sesama manusia  yang ada disekitar kita ??

Tuhan Yesus Memberkati..

EW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *