Berpegang pada kebenaran
Renungan Harian Kamis, 25 Juli 2024
Bacaan : Galatia 6:6-10
Ayat Pokok : Galatia 1:10 “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”
Shalom… Selamat Pagi Bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kitab Galatia adalah sebuah surat yang ditulis oleh Paulus sekitar tahun 49M kepada jemaat di Galatia. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya dilayani dan dimenangkan oleh pelayanan Paulus. Setelah beberapa lama di Galatia, Paulus melanjutkan perjalanan pelayanannya sampai suatu ketika Paulus mendengar sebuah kabar bahwa ternyata jemaat di Galatia telah dibingungkan dengan pengajaran-pengajaran yang lain. Di antaranya adalah pengajaran yang mengatakan bahwa keselamatan harus disertai dengan menjalankan kegiatan keagamaan Yahudi seperti; sunat bagi laki-laki, makan makanan yang kosher dan lain-lain. Mendengar berita ini tentu Paulus menjadi sedih dan marah, maka ditulislah surat ini kepada jemaat di Galatia, sebagai sebuah pengajaran iman di tengah berita hoax yang simpang siur di tengah-tengah jemaat.
Ketika Paulus menuliskan tulisan ini tentunya dia menyadari bahwa ada dua kemungkinan yang akan dihadapi sebagai konsekuensi atas tulisannya, diterima atau justru mendapat pertentangan. Paulus bisa saja memilih untuk menulis sebuah tulisan yang lebih kompromis dan dengan bahasa yang halus agar terhindar dari pertentangan. Namun dari Kitab Galatia 1:10 kita dengan jelas membaca bahwa Paulus memutuskan untuk menegur dengan keras dan tegas sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, walaupun dengan risiko Paulus akan mendapat pertentangan. Paulus memilih untuk bersikap tegas dan berani dalam menyampaikan kebenaran.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih. Jika kita perhatikan situasi dunia saat ini, tidak jauh berbeda dengan situasi dan keadaan jemaat Galatia dan memang akan selalu ada pengajaran-pengajaran yang menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan.
Beberapa bulan yang lalu, viral di sosial media yaitu Kristen progresif, sebuah pengajaran yang mengatakan bahwa dia tidak yakin bahwa Tuhan tidak akan menyelamatkan orang yang baik perbuatannya hanya karena dia tidak percaya Yesus. Pengajaran seperti ini telah menyebabkan banyak orang menjadi bingung.
Ketika kita berbicara tentang berpegang kepada kebenaran, hal ini bukan hanya soal mengetahui kebenaran, tetapi juga menerapkannya dalam hidup kita sehari-hari. Dalam Galatia 6:6-10, Paulus menekankan beberapa prinsip penting yang harus kita pegang dalam menjalani kehidupan kita sebagai orang Kristen.
1. Menghargai Pengajaran Firman Allah (ayat 6),
Ayat ini mengingatkan kita untuk menghargai mereka yang mengajarkan firman Allah kepada kita. Kita diajak untuk berbagi dalam segala hal yang baik dengan mereka, menunjukkan rasa hormat dan terima kasih atas upaya mereka dalam membimbing kita dalam kebenaran.
2. Menuai Apa yang Kita Tabur (ayat 7-8),
Ayat ini menegaskan prinsip dasar dalam kehidupan rohani dan duniawi: apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Jika kita menabur kebaikan, kita akan menuai kebaikan. Sebaliknya, jika kita menabur kejahatan, kita akan menuai keburukan. Karena itu kita harus menabur yang dari Roh, hidup yang dipimpin oleh Roh akan menghasilkan buah yang kekal. Menabur dari nafsu kedagingan hanya akan menghasilkan kebusukan dan kehancuran. Oleh karena itu, kita diajak untuk hidup menurut Roh agar bisa menuai hidup yang kekal.
3. Tidak Menyerah dalam Berbuat Baik (ayat 9-10).
Berbuat baik bisa menjadi melelahkan, terutama ketika hasilnya tidak segera terlihat. Namun, Paulus mendorong kita untuk tidak lelah dan menyerah karena pada waktunya kita akan menuai hasil dari kebaikan yang kita tabur. Kesempatan untuk berbuat baik harus digunakan sebaik-baiknya. Kita diajak untuk berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada sesama orang percaya. Hal ini menunjukkan pentingnya solidaritas dan kasih dalam komunitas iman.
Sebagai orang percaya, penting bagi kita untuk menjadikan Firman Tuhan sebagai standard kebenaran yang mutlak dan tidak dikompromikan. Dengan demikian iman Kristen kita akan tetap kokoh walaupun ada banyak pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran di sekitar kita. Dengan tuntunan Roh Kudus dan terang Firman Allah marilah setiap kita berdiri sebagai orang percaya yang tidak kompromi dengan ketidakbenaran dan dengan kasih dan hikmat Roh Kudus kita memberikan jawaban yang tepat bagi dunia dengan tidak mencari perkenanan manusia namun perkenanan Allah.
2 Timotius 3:14 (TB) “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.”
Amin. Tuhan memberkati
DS
Trimaksih untuk Firman yg menguatkan
Puji Tuhan, kiranya kita dimampukan Tuhan terus berbuat baik sesuai Firmannya dalam pimpinan Roh Kudus amin🙏🙏
Puji Tuhan, kiranya kita dimampukan Tuhan terus berbuat baik sesuai Firmannya dalam pimpinan Roh Kudus amin🙏🙏