DETOX SOCIAL MEDIA

Renungan Harian Youth, Senin 10 Oktober 2022
1 Korintus 10:23, Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. ”Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Rekan-rekan youth, Hampir setiap platform media sosial memiliki misi untuk menjaga penggunanya tetap online selama mungkin demi menghantarkan iklan sebanyak-banyaknya. Tim riset menemukan bahwa 70 persen remaja usia 12-17 menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengakses media sosial, yang datanya mencapai 17 juta remaja.
Penelitian tim dari University of Michigan yang dipublikasikan pada Agustus 2013 silam menemukan fakta bahwa Facebook justru membuat penggunanya merasa tak percaya diri dan tak bahagia. Makin sering orang main Facebook, “makin buruk perasaan mereka” dan “kepuasan mereka atas hidup makin menurun seiring berjalannya waktu.”
Sementara itu studi lain dari University of Pittsburgh menyatakan bahwa muda-mudi pecandu media sosial tiga kali lipat lebih mudah depresi ketimbang pengguna normal/seperlunya.
Remaja yang menggunakan media sosial lebih dari 2 jam per hari lebih mungkin untuk mendapat kesehatan mental lebih buruk dari pengguna normal.
Mengapa kita perlu yang namanya detoks sosmed? Detoks diambil dari kata detoksifikasi yang dalam ilmu kesehatan memiliki arti pembersihan racun di dalam tubuh melalui metode-metode tertentu.
Sama halnya detoksifikasi tubuh dilakukan ketika ada gejala atau tanda yang tidak beres dengan kesehatan. Seperti bepuasa, lalu makan sayur-mayur dan minus jus buah yang alami, serta berolahraga. Semisal tubuh jadi mudah lelah, kurang fokus, atau sering pusing secara tiba-tiba. Gejala-gejala tersebut menjadi tanda perlunya detoksifikasi. Demikian juga dengan proses detoks sosmed, ada tanda-tanda yang perlu kita pahami tentang keadaan kita, apakah kita perlu untuk melakukan detoks sosmed?
Detoks media sosial adalah upaya membatasi akses ke berbagai situs atau aplikasi jejaring sosial, baik untuk sementara maupun permanen.
1 Korintus 6:12, Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun
Rekan-rekan youth, rasul Paulus memberikan penekanan tentang pentingnya kita memiliki control dalam diri kita. Dalam hal ini, kita Tidak membiarkan media sosial memperhamba diri kita yang pada faktanya kita Tidak bisa lepas dari sosmed, dan setiap saat harus mengkonsumsi sosmed dan akibatnya Diri kita sudah dirantai dan diperhamba oleh sosmed secara tidak langsung.
Poin penting disini adalah sangat diperbolehkan mengakses sosmed, tapi jangan berlebihan, perlu kebijaksaanaan dalam mengatur waktu mengakses sosmed, jangan sampai menjadi sebuah candu yang nantinya berbahaya bagi diri dan membuat sosmed menjadi berhala.
National Institute of Mental Health melaporkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja usia 18–25 tahun. Ditemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental terutama masalah internalisasi alias citra diri. Citra diri karena membandingkan diri dengan orang lain.
Kebanyakan main sosmed menjadikan manusia lebih tidak sabaran, lebih menuntut semua serba instan, tidak sabar menjalani yang namanya proses.
Detox social media sangat penting bagi kita untuk tetap focus dan menyadari ada nilai-nilai penting dan bermakna yang harus kita temukan dalam hidup ini. Dan Manfaat Detoks Sosmed di sini antara lain:
- Meningkatkan produktivitas (Roma 12:11)
Dalam hal ini kita memahami dengan pasti bahwa kehendak Tuhan bagi kita adalah kita mengerti apa yang sempurna dan berkenan kepada Allah. Dan ketika berbicara tentang produktivitas dalam diri kita, kehendak Allah yang kita pahami memacu diri kita untuk terus memiliki gairah yang besar untuk hidup menghasilkan buah. - Menjaga hubungan sosial secara intim
dengan detox social media, kita mampu mengalokasikan waktu kita untuk hal-hal rohani yang dapat membawa kita kepada pengenalan dan hubungan yang indah dengan Tuhan. “Tuhan memberimu hidup untuk hidup, sebanyak yang menyambutmu, dan kamu dapat berbagi hidup dalam persekutuan dengan mereka.” -Lailah Gifty Akita- - Menjaga kesehatan fisik dan mental (2 Korintus 4:18)
Dengan kondisi prima yang kita nikmati melalui tubuh dan mental yang sehat, kita mampu mengarahkan diri kita untuk lebih mengerti tujuan Tuhan bagi kita bukan sekedar hidup untuk hari ini saja tanpa memiliki pegangan yang pasti akan hidup kekal. Dengan pemahaman bahwa ada masa depan yang cerah bagi anak-anak Tuhan, maka kita sementara mengarahkan diri kita pada hal-hal yang kekal.
Rekan-rekan youth, Tidak bisa dipungkiri juga bahwa sosmed memberikan banyak manfaat. Sebagai sarana bersosialisasi, mendekatkan yang jauh, memberikan beragam informasi dan pengetahuan, serta dapat memberikan hiburan melalui video atau gambar yang diposting. Tapi diantara manfaatnya, sosmed dapat memberikan lebih banyak dampak negatif jika dilakukan secara berlebihan akan berdampak secara langsung kepada kebahagiaan diri kita, dan juga orang-orang yang disekitar kita.
Bukan sosmed yang menguasai kita, tapi kitalah yang harus berkuasa atas sosmed. Pakai Sosmed untuk membangun kehidupan dan juga menjadi berkat bagi orang-orang yang terkoneksi dengan kita.
Mari Bangun nilai kehidupanmu yang positif, tidak harus menjadi seperti apa yang dunia (sosmed) berikan tetapi semakin serupa dengan kebenaran dan kehendak Tuhan. Jangan biarkan media sosial menghilangkan nilai-nilai kehidupan penting dalam hidupmu seperti kebersamaan, kekeluargaan, kepercayaan diri dan motivasi yang benar, dan juga hidup kekal yang Tuhan siapkan bagi setiap kita.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
EYC 08102022-LP