Hope in God
Renungan Harian Youth, Jumat 30 Juli 2021
“Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.”
Mazmur 130:6
Ada sebuah fenomena baru yang muncul sebagai “efek samping” dari masa pandemic Covid 19. Salah satunya adalah budaya begadang yang melanda anak sekolah dari tingkat SD sampai kuliah dan bahkan bisa juga melanda para pekerja yang akhirnya mengenal istilah Work from home. Sebelum Pandemi, rutinitas yang ada diawali di pagi hari untuk memulai aktivitas dan berlanjut sepanjang hari sampai malam tiba waktunya untuk beristirahat. Hanya mereka yang bertugas ronda saja atau para pekerja shift malam yang berjaga saat semuanya tidur lelap. Sama situasinya “begadang” (baca:tidak tidur) namun jelas berbeda esensinya, kegiatannya, dan manfaatnya.
Banyak yang menikmati malam dan menghabiskan malamnya karena memang mereka “orang malam” yang terbiasa bekerja di saat suasana senyap. Banyak pekerja kreatif mendapatkan ide yang mengalir deras saat malam. Bagi mereka malam adalah waktu penuh karunia yang membuat hidup dan pencapaian mereka efektif. Bagi gamers atau para penikmat menonton film marathon, malam adalah waktu untuk memperpanjang kesenangan karena tidak ada yang mengganggu atau meneriaki mereka. Namun, bagi mereka-mereka yang harus melalui malam untuk menunaikan tugas keadaannya bsa jauh berbeda. “waktu malam” bisa jadi bukanlah masa yang nikmat dan menyenangkan.
Dalam Mazmur 130:6, pemazmur menyatakan pengharapannya kepada Tuhan yang lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. Terjemahan The Message mengungkapkan isi hati pemazmur “My life’s on the line before God, my Lord, waiting and watching till morning, waiting and watching till morning.” Pemazmur menyatakan sebuah keadaan darurat di mana hidupnya dipertaruhkan, dia menantikan pagi, berjaga-jaga dan tetap waspada sampai pagi menjelang.
Jika kita kembali pada masa Israel kuno, penjaga kota ditempatkan di atas tembok kota. Mereka bertugas untuk memantau pergerakan musuh yang hendak menyerang kota dari kejauhan. Menghadapi ancaman yang sama, keadaan siang hari dan malam hari pasti sangat jauh berbeda. Pada malam hari, saat penduduk kota terlelap, pasukan beristirahat, pengawal harus tetap terjaga. Dia harus berjuang melawan rasa kantuknya, kelelahannya. Dia tidak boleh lalai mengesampingkan segala kelemahan dan ketakutannya. Hidupnya dipertaruhkan, berada dalam bahaya sepanjang malam untuk penduduk kota dan pasukan lainnya. Tanggung jawab pengawal sangatlah besar karena di tangannya lah keselamatan semua orang. Satu hal yang dia nanti-nantikan, yaitu fajar pagi, saat tugasnya berakhir.
Ada kalanya hidup kita berada dalam posisi seperti ini. Kita harus berjaga-jaga, tidak boleh lalai sedikit pun, harus selalu siap menghadapi bahaya yang mengintai orang-orang yang kita kasihi. Sementara berjuang mengatasi keadaan diri sendiri, kita harus melawan bahaya dari pihak lain. Di saat orang-orang yang kita kasihi berada dalam “malam hari” saat mereka memulihkan kekuatan mereka, saat mereka harus beristirahat dan dalam keadaan tidak sadar, kita harus ada melindungi mereka.
Tuhan mengijinkan saya melewati masa-masa menjadi seperti seorang pengawal kota. Selama beberapa hari orang-orang terkasih saya harus berjuang melawan paparan Covid 19. Mereka dalam keadaan lemah, tidak berdaya, dan dalam bayang-bayang maut. Saat malam tiba, cuaca semakin dingin membuat kondisi mereka menurun, oksigen dalam tabung bisa habis kapan saja tanpa mereka sadari karena mereka sedang tertidur dan dalam keadaan tanpa ada cadangan tabung oksigen lain. Dalam keadaan sakit, bisa saja tiba-tiba saturasi oksigen menurun drastis, suhu tubuh meningkat, tekanan darah menurun, memerlukan obat atau yang lainnya. Sebagai seorang manusia, jujur hati saya dicekam ketakutan, malam hari menjadi waktu yang ingin saya lalui dengan segera. Saya seperti pengawal yang merindukan fajar pagi, saat matahari mulai bersinar memberikan kehangatan, kelegaan karena karunia 1 hari lagi untuk dinikmati, saat semua yang diperlukan bisa diusahakan. Sepasti matahari yang bersinar, saya mempercayai janji kemurahan Allah yang selalu ada untuk setiap anak-anakNya.
“Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.” (Mazmur 130:7) Di masa-masa kelam itu, saya berharap kepada Tuhan sepenuhnya. Pengharapan kepada Jehovah Rapha, Jehovah Jireh, Jehovah Shalom (Allah yang menyembuhkan, menyediakan, memberikan damai sejahtera) itu membuat saya bertahan menjalani detik-demi detik dalam pergumulan yang berat. Dan pengharapan pada Allah sungguh tidak pernah mengewakan.
Allah menunjukkan kemurahannya dan kesetiaanNya dalam memelihara umatNya.
“Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.” (Mazmur 121:4-5) Bagi kita, Allah adalah Penjaga kita yang sejati. Mengingat akan kesetiaanNya, saya yakin dan percaya, iman kita akan semakin kuat melewati masa-masa kelam, krisis, penuh tantangan. Dalam segala kondisi kehidupan kita akan dimampukan menghadapi semuanya karena kita tidak berjalan sendirian, Allah menjagai kita. Dalam Mazmur 121 dikatakan kaki kita tidak dibiarkanNya goyah, matahari atau bulan tidak dibiarkanNya menyakiti kita, Dia menjagai kita daripada kecelakaan, Daia menjaga nyawa kita, Tuhan menjagai keuar masuk kita sampai selama-lamanya.
Rekan-rekan pemuda remaja, jangan pernah meragukan bahwa Allah sanggup mengerjakan lebih dari apa yang mampu kita bayangkan. Jangan biarkan fakta kehidupan membuat kita gentar, berharaplah pada Allah saja. Percayalah bahwa Allah Penjaga kita yang bahkan mampu menjaga nyawa kita, juga pasti jauh lebih mampu memelihara kehidupan kita. Kehidupan memang semakin berat dan itu sudah dinubuatkan, tapi Allah kita adalah Allah yang setia. FirmanNya selalu bisa kita andalkan dalam menjalani kehidupan. Jadi mari kita tetap jaga pengharapan kita kepada Allah.
Komitmenku hari ini
Aku percaya bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, selalu ada pengharapan didalam Dia. Apapun kondisi yang terjadi disekitarku, aku tahu hanya dekat kepada Allah ada kepastian dan perlindungan.
DDO – TVP