Renungan Harian Youth, Kamis 27 April 2023
Syalom rekan-rekan semuanya, bagaimana kabar kalian semuanya? Semoga dalam keadaan baik-baik saja ya.. Hari ini kita akan Bersama-sama merenungkan Firman Tuhan dengan tema yang penting untuk kita ingat dan lakukan yaitu “HUKUM KASIHILAH MUSUHMU”.
Dalam “hukum” dunia, kata “mengasihi” dan “musuh” adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy, berasal dari Bahasa Latin inimicus, artinya “bukan sahabat”. Definisinya jelas: orang yang membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dan sebagainya. Maka, nasihat untuk mengasihi musuh bisa dibilang aneh. Sebab, normalnya musuh itu mesti dilawan, dibenci, disingkirkan, kalau perlu dibasmi.
Namun Tuhan Yesus mengajarkan HUKUM yang BERBEDA. dengan tegas dan jelas diajarkan Tuhan Yesus: Matius 5:43-44 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Ajaran mengasihi musuh tidak saja pengajaran dengan aspek Imani tetapi juga berdimensi praktis dan logis yang harus kita lakukan dalam kehidupan ini.
- Pertama, membenci musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain.
- Kedua, melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang. Terang, walau hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.
Hukum kasih memang selalu bertolak belakang dengan hukum yang berlaku di dunia ini.
Jika dunia mengajarkan untuk menyimpan kebencian dan membalas kejahatan orang yang menyakiti kita, maka hukum kasih mengajarkan kita untuk mendoakan dan memberkati mereka yang bersalah kepada kita. Jika ada orang yang menipu kita, maka hukum kasih mengingatkan kita untuk mendoakan orang itu. Hukum Kasih mengingatkan kita bahwa jika seorang teman menginginkan jubah kita, maka kita akan memberikan baju milik kita kepadanya. Jika kita mampu menerapkan hukum kasih ini, maka kita akan hidup sebagai orang yang berbahagia dan diberkati.
Secara logika, sulit untuk memaafkan seseorang yang telah melakukan kesalahan dan yang menyakiti kepada kita bahkan rasanya seperti bodoh sekali kita harus memaafkan kesalahan itu. Tetapi, itulah yang Tuhan mau kita perbuat kepada sesama kita.
Ampunilah orang yang tidak layak untuk diampuni, karena Tuhan sudah mengampuni kita lebih dulu, bahkan ketika kita masih berdosa.
Dengan memahami makna ajaran “mengasihi musuh,” kita bisa melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk mengasihi orang lain; untuk berbuat kebaikan. Seperti kata Alfred Plummer, “Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi”
Mengasihi musuh bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kita merasa telah diperlakukan dengan tidak adil atau disakiti oleh mereka. Namun, Yesus memberikan alasan mengapa kita harus mengasihi musuh, yaitu karena kita semua adalah anak-anak Allah, dan Allah mengasihi semua orang tanpa pandang bulu.
Mengasihi musuh bukan berarti kita harus menerima perilaku mereka yang tidak benar atau membiarkan diri kita menjadi korban kekerasan atau penindasan.
Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengasihi musuh dan berdoa untuk mereka, dengan harapan bahwa mereka akan mengalami pertobatan dan kembali kepada Allah.
Teladan YESUS mengasihi MUSUH
Pada saat Yesus sedang disalibkan di Golgota, Dia mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh hati dan mengajarkan kita sebuah pelajaran yang sangat berharga tentang mengampuni dan mengasihi musuh kita. Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).
ketika Yesus memohonkan ampun bagi mereka yang telah menyiksanya dan membunuh-Nya, Dia tidak hanya memberikan contoh teladan tentang mengampuni musuh, tetapi juga menunjukkan betapa besar kasih-Nya bagi kita. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa bahkan ketika kita melakukan kesalahan dan dosa, Allah masih mengasihi kita dan mengampuni kesalahan kita.
Mari kita belajar dari kata-kata Yesus di atas salib dan belajar untuk memaafkan musuh kita, sebagaimana Allah sendiri telah memaafkan kita. Mari kita hidup dalam kasih dan damai sejahtera, dan mengizinkan kasih Allah untuk mengalir dalam hidup kita dan dalam hidup orang-orang di sekitar kita.
Hukum Mengasihi musuh bukanlah hukum dari nilai dunia ini, namun ini adalah nilai kerajaan Allah.
Tidak mudah namun dengan anugerah Tuhan kita akan dimampukan untuk melakukannya. Kiranya Roh Kudus menjamah hati dan menolong kita semuanya
Tuhan Yesus memberkati
YNP – SCW