JALAN KEBERHASILAN

Renungan Harian Youth, Rabu 01 Januari 2025
Selamat Tahun Baru 2025!
Kiranya berkat dan penyertaan Tuhan melimpah dalam kehidupan kita saat kita memasuki tahun yang baru ini. Tahun baru sering kali menjadi momen bagi kita untuk menetapkan tujuan dan berharap meraih keberhasilan. Namun, sebagai anak-anak Tuhan, kita diajak untuk memahami bahwa keberhasilan sejati bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang proses dan perjalanan hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Kecerdasan Spiritual adalah Kunci Keberhasilan Sejati
Dunia memiliki konsep keberhasilan yang sering berpusat pada kecerdasan intelektual (IQ) dan keahlian. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) memiliki peran besar dalam mencapai puncak keberhasilan. SQ adalah kemampuan untuk memahami makna hidup, menilai segala sesuatu dari perspektif ilahi, dan menjalani hidup dengan hikmat yang berasal dari Tuhan.
Sebagai orang percaya, keberhasilan kita bukan diukur dari pencapaian duniawi, tetapi dari bagaimana kita hidup seturut dengan kehendak Allah. Dalam Wahyu 3:7-13, Tuhan memberikan pesan kepada jemaat di Filadelfia—jemaat yang tidak memiliki kekuatan besar tetapi tetap setia.
DARI PESAN INI, KITA DAPAT BELAJAR TIGA PRINSIP PENTING UNTUK MENJALANI “JALAN KEBERHASILAN” YANG SEJATI.
- BERGANTUNG SEPENUHNYA KEPADA TUHAN
“Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.” (Wahyu 3:8a)
Jemaat Filadelfia tidak mengandalkan kekuatan mereka sendiri, tetapi bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Mereka menyadari bahwa Allah memegang kendali penuh atas hidup mereka, termasuk membuka dan menutup pintu sesuai kehendak-Nya.
Apa artinya bergantung kepada Tuhan? Mengandalam Tuhan berarti Mengandalkan kekuasaan dan hikmat Tuhan, bukan kekuatan sendiri. Hidup dalam ketaatan kepada Firman-Nya, menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup.
Ketika kita menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, kita menyadari bahwa keberhasilan kita bukanlah hasil usaha manusia semata, melainkan anugerah dari Tuhan. - TIDAK MENJADI SOMBONG
“Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa.” (Wahyu 3:8b)
Kesombongan adalah penghalang besar dalam hidup orang percaya. Merasa superior, baik secara rohani maupun duniawi, dapat menjauhkan kita dari anugerah Tuhan. Jemaat Filadelfia diingatkan untuk tetap rendah hati, menyadari bahwa semua yang mereka miliki adalah karena anugerah Tuhan.
Bagaimana menghindari kesombongan? Hal yang harus senantiasa kita jaga dalam hati kita adalah Menyadari bahwa segala sesuatu adalah anugerah Tuhan semata. Karena itulah penting untuk Menghidupi iman yang nyata, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan yang mencerminkan Kristus. Dengan demikian kita Tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri, tetapi terus bergantung pada Tuhan dalam segala situasi.
Ingatlah bahwa Rendah hati bukan berarti meremehkan diri sendiri, tetapi mengakui bahwa segala keberhasilan kita adalah karena penyertaan Tuhan.
- TETAP TAAT DAN SETIA
“Namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3:8c)
Tuhan tidak menuntut kekuatan besar dari kita. Yang Tuhan cari adalah hati yang taat dan setia. Taat berarti merespons kehendak Tuhan dengan tindakan yang nyata, meskipun terkadang sulit.
Ketaatan adalah kunci untuk menjalani jalan keberhasilan.
• Taat kepada Firman Tuhan: Hidup kita harus sesuai dengan nilai-nilai Firman Tuhan, bukan mengikuti arus dunia.
• Setia dalam segala keadaan: Jangan biarkan tantangan hidup membuat kita menyerah atau menjauh dari Tuhan.
Kesetiaan adalah bukti bahwa kita menghormati dan mengasihi Tuhan. Ini adalah komitmen untuk tetap percaya, sekalipun situasi hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan.
Janji Keberhasilan Sejati
Tuhan memberikan janji luar biasa kepada jemaat yang setia: “Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.” (Wahyu 3:10)
Keberhasilan sejati di dalam Tuhan bukan hanya keberhasilan duniawi, tetapi juga perlindungan dari Tuhan, sukacita dalam menjalani hidup, dan mahkota kehidupan kekal.
Refleksi Tahun Baru. Memasuki tahun 2025, mari kita merenungkan tiga prinsip ini:
- Apakah hidup kita sepenuhnya bergantung kepada Tuhan?
- Apakah kita menjaga hati dari kesombongan?
- Apakah kita tetap taat dan setia kepada Tuhan dalam segala situasi?
Percayalah, saat kita berjalan bersama Tuhan, keberhasilan sejati bukan hanya sebuah kemungkinan, tetapi sebuah janji.
Selamat Tahun Baru!
Mari jalani tahun yang baru ini dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, rendah hati, dan hidup taat serta setia kepada-Nya.
Tuhan Yesus memberkati.
YNP – NDK