Elohim Ministry youth JANJI BAPA YANG KEKAL

JANJI BAPA YANG KEKAL



Renungan harian Youth, Jumat 24 Oktober 2025

“Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.” — Mazmur 105:5 (TB)

Dalam film The Innocents, seorang biarawati berkata: “Iman adalah dua puluh empat jam ragu dan satu menit berharap.” Kalimat ini diucapkan di tengah pergumulan batin untuk memahami kasih setia Allah ketika dunia di sekitarnya terasa gelap dan tidak adil. Pernyataan itu menggambarkan realitas iman kita — iman yang tidak selalu bebas dari keraguan, tetapi tetap memilih berharap di tengah ketidakpastian.

Kita pun sering berada di posisi yang sama. Ada masa ketika doa terasa sepi, harapan tampak memudar, dan kita mulai bertanya-tanya, “Apakah Tuhan masih setia?” Namun Mazmur 105 meneguhkan kita bahwa kesetiaan Allah tidak pernah bergantung pada keadaan, melainkan pada janji-Nya yang kekal — janji yang sudah terbukti dari generasi ke generasi.

📖 Allah yang Setia pada Janji-Nya

Mazmur 105 ditulis sebagai nyanyian pujian dan pengingat sejarah penyelamatan Allah bagi bangsa Israel. Pemazmur memanggil umat untuk mengingat karya Tuhan, sebab mengingat berarti meneguhkan iman di masa kini berdasarkan perbuatan Allah di masa lalu.

Bangsa Israel diingatkan bahwa mereka dapat kembali ke Tanah Perjanjian bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena kesetiaan Allah terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat 8–10). Perjanjian itu tidak dibatalkan oleh dosa, waktu, ataupun kegagalan manusia, karena Allah tidak berubah — kasih setia-Nya bersifat kekal.

Kata “bersyukur” dalam ayat 1 mengandung makna tangan yang terbuka mengarah kepada Allah, sebagai simbol pengakuan dan penghormatan di hadapan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur bukan hanya ucapan, tetapi tindakan iman yang mengakui bahwa Allah tetap setia menepati janji-Nya.

📚 Konteks dan Arti Mazmur 105:5

Mazmur 105:5 muncul dalam bagian awal mazmur yang berisi panggilan untuk memuji dan mengingat karya Tuhan. Mazmur ini sering disebut sebagai nyanyian sejarah keselamatan, karena mencatat perbuatan Allah sejak zaman Abraham hingga bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian.

Kata “ingatlah” (bahasa Ibrani: zakar) bukan sekadar mengingat saja, tetapi mengandung arti mengenang dengan respons aktif — yaitu mempercayai, menaati, dan memberitakan kembali apa yang Allah telah lakukan.

Dalam Alkitab, “mengingat” selalu diikuti oleh tindakan:

  • Allah “mengingat” Nuh di bahtera dan bertindak menyelamatkannya (Kejadian 8:1).
  • Israel diperintahkan untuk “mengingat” hari Sabat, bukan sekadar tahu, tetapi menghormatinya dengan menaati (Keluaran 20:8).

Jadi, ketika pemazmur berkata, “Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib-Nya,” itu adalah panggilan agar umat hidup berdasarkan kesetiaan Allah — supaya apa yang diingat di kepala, dihidupi dalam tindakan iman.

Dua Hal Mendasar Mengapa Kita Harus Terus Mengingat Janji Bapa

1. Karena Mengingat Membawa Kita Kembali pada Kesetiaan-Nya
Saat kita mengingat apa yang Tuhan telah lakukan, kita sedang memperkuat iman kita. Ingatan akan kasih setia Allah di masa lalu membuat kita tenang menghadapi masa kini. Lupa akan janji Tuhan seringkali membuat kita panik, cemas, dan kehilangan arah. Tapi saat kita mengingat, kita kembali berfokus pada Tuhan yang tidak pernah gagal.
Mengingat adalah bentuk penyembuhan iman dari ketakutan.

2. Karena Janji-Nya Menjadi Sumber Harapan yang Tidak Pernah Gagal
Dunia bisa berubah, manusia bisa ingkar, tetapi janji Allah kekal selamanya. Dengan mengingat janji Bapa, kita diajak untuk tetap berharap meski keadaan tampak mustahil. Janji Tuhan meneguhkan bahwa Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya — dari zaman Abraham, hingga hari ini, dan sampai selama-lamanya.
Mengingat janji Tuhan berarti mempercayai Dia yang tidak pernah berubah.

Sering kali kita mudah lupa pada kesetiaan Allah ketika keadaan tidak berjalan sesuai harapan. Kita lebih cepat mengingat masalah daripada janji Tuhan. Padahal, setiap kali kita mengingat pertolongan Tuhan di masa lalu, iman kita diperbarui.

Janji Tuhan tidak pernah gagal. Ia setia dari dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. Ketika kita memilih untuk terus mengingat perbuatan-Nya, kita akan dikuatkan untuk percaya bahwa Allah yang menepati janji kepada Abraham adalah Allah yang sama yang bekerja dalam hidup kita hari ini.
Iman yang sejati bukan berarti tidak pernah ragu, tetapi terus berharap kepada Allah yang setia di tengah segala keraguan.

💬 Hikmat Hari Ini

Mengingat janji Tuhan bukan sekadar mengenang masa lalu,
tetapi mempercayai bahwa Dia yang setia kemarin, tetap setia hari ini dan selamanya.

Tuhan Yesus memberkati

YNP – TVP

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800

Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Credit lagu :

Bapa Yang Kekal (Franky Sihombing) | UNDVD
https://youtu.be/v1K-cBPFAJk?si=2G2B8s9B1H6F6H1H

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *