“Kangen Masa Lalu”
Renungan Harian Anak, Rabu 09 Maret 2022
Bacaan: AYUB 29
Selamat pagi adik-adik semua. Bagaimana kabarnya hari ini. Yuk sama-sama kita belajar Firman Tuhan pada hari ini. Jangan lupa dibaca yah ayat renungannya hari ini, berdoa minta Roh Kudus memberikan pengetahuan untuk membantu kita memahami Firman Tuhan pada hari ini.
Ada sebuah cerita dari sebuah keluarga yang dibina oleh Ibu Rini dan suami. Mereka dulunya adalah juragan minyak terkenal disekitar mereka. Mereka pernah menjadi keluarga yang terpandang. Usahanya ada dimana-mana. Namun ada satu saat dimana mereka salah mengambil langkah sehingga membuat usaha yang mereka bangun langsung hancur seketika. Mereka pun akhirnya jatuh miskin seketika. Sejak usaha suaminya bangkrut, demi membantu keuangan keluarga, ibu Rini bekerja menjual nasi bungkus. Siang harinya, ia masih mencuci baju-baju tetangga. Meskipun statusnya sebagai istri pengusaha sudah sirna, ia tidak menyerah. “Tidak ada gunanya terus mengenang masa lalu, ” tekadnya.
Adik-adik dari cerita diatas kita belajar kita harus mau berjuang untuk berjuang demi masa depan kita. Ketika situasi kehidupan bisa berubah menjadi sulit, kita mungkin ingin memutar ulang waktu untuk kembali ke masa lalu. Bapak Ayub pun mengalaminya! Waktu ayub mengalami hal yang menyakitkan, ayub mengingat masa lalunya yang berbahagia dan sambil duduk di tengah abu dan menggaruk-garuk badannya dengan sekeping beling, terkenanglah ia kepada keluarga, kekayaan, kehormatan dan segala kemuliaannya di masa lalu.
Kira-kira apa pentingnya mengingat masa lalu? Adakah sesuatu yang bisa dipelajari dari sejarah? Tentu ada, kita belajar untuk menjadi lebih baik dari belajar masa lalu, supaya kita belajar untuk terus berjalan menggapai masa depan yang sudah Tuhan siapkan
Pengalaman masa lalu memang tak terlupakan.
Tetapi ingat, kita tidak hidup dalam kenangan! Masa lalu boleh dikenang tetapi tidak boleh menjadi bayang-bayang yang menghambat langkah-langkah kita ke depan. Daripada terus mengenang masa lalu, terlebih bijaksana apabila kita berjuang di hari ini untuk menuai kemenangan esok hari. Bukankah kebaikan Tuhan tidak hanya dicurahkan di masa lalu, tetapi juga hari ini dan hari-hari yang akan datang?
Sebagai anak Tuhan yang sudah ditebus oleh Tuhan, Kita harus mengarahkan pengharapan kita ke depan, kepada janji Allah yang akan digenapi-Nya pada waktu-Nya. Jalani hidup ini dalam kasih, sehingga hidup ini berarti bagi diri sendiri, menjadi berkat bagi sesama, dan berkenan bagi Dia. Kita tidak boleh hanya ingat kesuksesan di masa lalu, terlebih karena semua hal buruk yang terjadi namun kita juga harus arahkan pandangan kita ke depan karena ada banyak hal Ajaib dan menakjubkan yang hendak diberikan Tuhan kepada kita. Bukankah Alkitab menceritakan pada akhir ujian kehidupan Ayub, Tuhan memberikan kemuliaan lebih indah dibanding masa lalunya? Hal yang sama hendak diberikan Tuhan kepada kita yang percaya akan tuntunan Tuhan.
Ayat hapalan
AMSAL 23:18: KARENA MASA DEPAN SUNGGUH ADA, DAN HARAPANMU TIDAK AKAN HILANG.
Komitmenku hari ini
Jangan tinggal dimasa lalu karena percayalah Tuhan memberikan Masa Depan yang penuh harapan bagi kita semuanya
MEK – GCT