“Kasih di Tengah Pengkhianatan”

Renungan Harian Rabu, 02 April 2025
Bacaan: Lukas 22:50-51 “Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: ‘Sudahlah itu!’ Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.”
Ketika seseorang mengkhianati kita, respons alami manusia adalah marah, kecewa, atau ingin membalas dendam. Namun, melalui kisah Yesus di Taman Getsemani, kita belajar sebuah pelajaran penting: mengasihi bahkan di tengah pengkhianatan dan penderitaan.
Mujizat terakhir yang dilakukan Yesus sebelum kematian-Nya adalah menyembuhkan telinga Malkhus, hamba Imam Besar, yang telinganya dipotong oleh Petrus saat Yesus ditangkap di Taman Getsemani. Mujizat ini sangat menarik karena dilakukan dalam situasi yang penuh ketegangan. Saat itu, Yesus sedang dikepung oleh pasukan yang hendak menangkap-Nya. Petrus, yang ingin membela Yesus, menghunus pedangnya dan menyerang Malkhus. Namun, Yesus justru menunjukkan kasih dan kuasa-Nya dengan menyembuhkan Malkhus, bahkan terhadap musuh yang datang untuk menangkap-Nya. Disini kita melihat bagaimana Yesus tetap menunjukkan kasih dalam situasi sulit.
Ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dari kisah mujizat terakhir yang dilakukan Tuhan Yesus sebelum kematian-Nya diatas kayu salib untuk menebus kita manusia yang berdosa.
1. Kasih Yesus yang Tidak Bersyarat
Yesus menyembuhkan Malkhus, meskipun dia adalah bagian dari kelompok yang menangkap-Nya. Ini menunjukkan bahwa kasih Yesus tidak terbatas pada orang yang setia kepada-Nya, tetapi juga kepada mereka yang memusuhi-Nya.
Hal ini mengingatkan kita bahwa kasih Tuhan tidak terbatas hanya kepada mereka yang baik kepada kita, tetapi juga kepada mereka yang menyakiti dan mengkhianati kita. Yesus menggenapi ajaran-Nya sendiri dalam Matius 5:44, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Sebagai pengikut Kristus, kita juga dipanggil untuk mengasihi tanpa syarat, bahkan kepada mereka yang telah mengecewakan atau melukai kita.
2. Yesus Menolak Kekerasan dan Mengajarkan Damai
Petrus berusaha membela Yesus dengan kekerasan, tetapi Yesus justru menghentikannya. Ia berkata, “Sudahlah itu!” dan segera menyembuhkan telinga Malkhus. Yesus menunjukkan bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan kekerasan, tetapi jalan damai dan kasih. Ia tidak ingin pengikut-Nya membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas dengan kasih. Saat kita menghadapi konflik, kita diajak untuk tidak membalas dendam atau bertindak dengan amarah, melainkan tetap tenang dan mencari solusi yang membawa damai.
Roma 12:17-18 berkata,
“Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”
3. Kuasa Yesus yang Tetap Bekerja di Tengah Penderitaan
Ketika Yesus menyembuhkan Malkhus, Dia sedang dalam kondisi tertekan dan akan segera menghadapi penderitaan yang berat. Namun, di tengah kesakitan dan tekanan, kuasa-Nya tetap nyata. Ini mengajarkan kita bahwa di tengah penderitaan dan masalah hidup, Yesus tetap berkuasa.
Mungkin kita merasa dikhianati, kecewa, atau mengalami luka hati yang mendalam. Namun, kita tidak sendirian. Yesus memahami penderitaan kita dan kuasa-Nya tetap bekerja untuk memulihkan kita.
Saat kita merasa kehilangan harapan, ingatlah bahwa Yesus masih sanggup bekerja di tengah penderitaan kita dan membawa pemulihan yang kita butuhkan.
4. Kesembuhan yang Lebih Besar: Penyembuhan Hati dan Jiwa
Yesus tidak hanya menyembuhkan luka fisik Malkhus, tetapi juga ingin menyembuhkan hati dan jiwa manusia. Banyak orang hidup dengan luka batin—pengkhianatan, sakit hati, dendam, atau kekecewaan. Luka-luka ini bisa membelenggu kita dan membuat kita sulit untuk mengasihi atau mempercayai orang lain.
Namun, Yesus datang bukan hanya untuk menyembuhkan tubuh, tetapi juga untuk memulihkan hati kita yang terluka. Ia ingin kita mengalami kesembuhan sejati dari dosa, kepahitan, dan kebencian.
Mazmur 147:3 berkata,“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.”
Jika hari ini kita masih menyimpan luka karena pengkhianatan atau perlakuan buruk orang lain, serahkanlah semuanya kepada Tuhan. Biarkan Dia menyembuhkan hati kita dan memberikan kasih yang baru dalam hidup kita.
Ditengah penghianatan yang Tuhan Yesus alami, Tuhan Yesus tetap dapat menunjukkan kasih yang luar biasa. Kasih Yesus tidak bersyarat, Yesus menolak kekerasan dan mengajarkan damai, kuasa Yesus yang tetap bekerja di tengah penderitaan dan kesembuhan yang lebih besar terjadi yaitu penyembuhan hati dan jiwa manusia yang dikuasai oleh dosa.
Tuhan Yesus Memberkati.
CM
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan
Saya mau bergabung dengan renungan harian