Elohim Ministry umum Keluarga yang Sehat

Keluarga yang Sehat



Renungan Harian Kamis, 10 Juli 2025

Bacaan Alkitab: Kejadian 1:26–28, 31

Nats: Kejadian 1:26, “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita

Syalom bapak ibu yang dikasih oleh Tuhan Yesus

Keluarga adalah rancangan Allah yang kudus sejak semula. Dalam Kejadian 1:26–28, Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Imago Dei). Laki-laki dan perempuan diciptakan untuk hidup dalam relasi, dan dari relasi itu, Allah memberkati mereka dengan tugas mulia: beranak cucu, memenuhi bumi, dan menaklukkannya. Artinya, keluarga dimaksudkan untuk menjadi wadah persekutuan kasih, tempat pertumbuhan, dan panggung penyataan kemuliaan Allah. “Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” (Kej. 1:31).  Keluarga adalah bagian dari “sungguh amat baik” ciptaan Tuhan! Namun, dosa masuk ke dalam dunia dan merusak desain indah ini. Relasi antar anggota keluarga menjadi retak, dan kehadiran dosa menciptakan racun (toxic) dalam dinamika keluarga.

KELUARGA YANG SEHAT MENURUT PERSPEKTIF ALKITAB

Kesehatan keluarga bukan hanya soal jasmani. Alkitab memperlihatkan bahwa manusia — sebagai gambar Allah — terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Maka, keluarga yang sehat mencakup:

  • Sehat secara Jasmani: Merawat tubuh sebagai bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19).
  • Sehat secara Mental & Emosional: Menghindari luka batin, komunikasi yang merusak, dan relasi yang penuh manipulasi.
  • Sehat secara Rohani: Berpusat pada Kristus, hidup dalam kasih, firman, dan doa bersama.

REALITA: KETOKSIKAN DALAM KELUARGA

Keluarga adalah tempat yang seharusnya menjadi perlindungan paling aman dan sumber dukungan paling kuat. Namun, karena dosa, realitas yang kita lihat tidak selalu seperti itu. Bahkan dalam kisah-kisah Alkitab, kita melihat bahwa keluarga pilihan Allah pun mengalami dinamika yang “toxic”—penuh luka, manipulasi, favoritisme, pengkhianatan, dan pemberontakan.

Berikut beberapa contoh keluarga dalam Alkitab yang mencerminkan dampak dosa yang merusak hubungan keluarga:

1. Ishak dan Ribka — Favoritisme yang Memecah Keluarga

📖 Kejadian 25:28; 27:1-46 Ishak mengasihi Esau, sedangkan Ribka lebih mengasihi Yakub. Favoritisme ini menanam benih konflik di antara kedua anak, hingga mencapai puncaknya ketika Ribka membantu Yakub menipu ayahnya sendiri demi merebut berkat sulung. Hasilnya? Yakub harus melarikan diri, dan relasi saudara kandung itu hancur.

Toxic Point: Keluarga yang lebih menekankan prestasi, peran, atau preferensi emosional terhadap salah satu anggota akan menciptakan rasa iri, luka batin, dan persaingan tidak sehat. Ini mematikan kasih dan menumbuhkan permusuhan.

2. Keluarga Yakub — Kecemburuan dan Kekerasan Saudara Kandung

📖 Kejadian 37 Setelah bertumbuh dalam keluarga yang disfungsional, Yakub pun tanpa sadar mengulang pola yang sama: mengasihi Yusuf lebih daripada anak-anaknya yang lain. Saudara-saudara Yusuf iri hati, membenci, dan akhirnya menjualnya sebagai budak.

➡️ Toxic Point: Kecemburuan dalam keluarga yang tidak diatasi bisa berbuah pada pengkhianatan, kekerasan, dan kerusakan relasi yang dalam. Luka karena tidak dihargai atau diabaikan bisa diwariskan lintas generasi.

3. Yefta — Penolakan dan Luka yang Berbalik Menjadi Tragedi

📖 Hakim-hakim 11 Yefta adalah anak dari seorang perempuan sundal dan ditolak oleh saudara-saudaranya. Ia diusir dari rumah dan hidup di pinggiran. Namun, saat dibutuhkan, mereka mencarinya kembali. Yefta pun menerima tanggung jawab sebagai pemimpin, tetapi membuat nazar bodoh yang mengorbankan anak perempuannya sendiri.

➡️ Toxic Point: Penolakan dalam keluarga menciptakan luka harga diri dan kemarahan tersembunyi. Bila luka itu tidak disembuhkan, ia bisa berubah menjadi reaksi destruktif dalam keputusan dan relasi selanjutnya.

4. Daud — Orang Tua yang Pasif, Keluarga yang Berantakan

📖 2 Samuel 13–18 Daud adalah raja yang besar tetapi gagal sebagai ayah. Ia tidak mengambil tindakan tegas saat anaknya, Amnon, memperkosa Tamar. Absalom, kakak Tamar, akhirnya membunuh Amnon. Keheningan dan ketidakhadiran Daud sebagai figur otoritas menyebabkan pemberontakan Absalom terhadap ayahnya sendiri.

➡️ Toxic Point: Ketika orang tua tidak hadir secara emosional dan moral, anak-anak merasa kehilangan arah dan keadilan. Konflik internal meledak menjadi pemberontakan karena tidak ada penyelesaian yang sehat dan adil.

Dr. Gary Thomas dalam bukunya “When to Walk Away”, mencatat tiga ciri orang toxic:

  1. Pembunuh damai: merusak reputasi dan relasi.  “Mereka cenderung memiliki jiwa pembunuh dan semangat membunuh—bahkan membunuh reputasi.”
  2. Pembunuh sukacita: kehadirannya selalu membawa tekanan. “Mereka membunuh kegembiraan dan membawa tekanan dalam kehadiran mereka.”
  3. Pembunuh ketenangan batin: membuat kita jauh dari hidup yang berfokus pada Kristus. “Mereka membunuh ketenangan pikiran dan pada dasarnya menghancurkan hidup dan rasa bahagia.”

Jika orang seperti ini ada dalam keluarga — dan sering kali memang begitu — bagaimana cara mengatasinya? Berikut adalah Obat untuk Keluarga yang Toxic:

1)  REKONSILIASI DAN PENGAMPUNAN

“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah saja, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:18)

Rekonsiliasi bukan hanya soal berkata “aku maafkan,” tetapi mengambil langkah aktif untuk membangun kembali jembatan yang runtuh. Dalam kasih Kristus, kita dipanggil untuk meneladani pengampunan-Nya meskipun sulit.

2) KASIH AGAPE

“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kolose 3:14)

Kasih agape adalah kasih yang berkorban, kasih yang memberi tanpa menuntut. Kasih inilah yang memampukan keluarga melewati badai, berdamai dengan masa lalu, dan terus bertumbuh di dalam Tuhan.

Tidak ada keluarga yang sempurna. Namun, keluarga akan menjadi sehat jika seluruh anggotanya Mengenal siapa mereka di dalam Kristus (Imago Dei), Saling menerima dalam kelemahan, Saling mengampuni dan mengasihi dengan kasih Kristus. Mari kita berdoa agar Tuhan menolong kita membangun keluarga yang tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga kuat secara rohani dan emosional, menjadi tempat kemuliaan Tuhan dinyatakan.

✝️ Doa:
“Tuhan, pulihkanlah keluargaku. Bentuklah kami menjadi keluarga yang mencerminkan rupa dan gambar-Mu. Mampukan kami mengampuni, membangun, dan hidup dalam kasih yang sejati. Amin.”

Tuhan Yesus memberkati

MW

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *