“Kuasa Damai Sejahtera”
Renungan Harian, Sabtu 05 September 2020
Alkitab banyak berbicara mengenai damai sejahtera. Tuhan Yesus berbicara mengenai karunia damai sejahtera-Nya yang ilahi “
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Roma 5.1).
Bahkan Paulus berbicara mengenai damai sejahtera yang berasal dari Allah. Ia menggambarkan kerajaan Allah dengan istilah “kebenaran, damai sejahtera dan sukacita,” dan mendorong kita untuk “mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun” (Roma 14:17-19). Kita diberi nasihat, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12:18).
Semua orang merindukan damai sejahtera. Sekalipun Iskandar Agung atau Julius Caesar dapat menciptakan dunia yang damai, manusia masih lapar akan damai sejahtera di dalam hati. Kedamaian yang mereka ciptakan adalah kedamaian yang diperoleh karena paksaan dan tekanan.
Ada banyak pengertian tentang damai sejahtera. Namun pengertian secara umum kedamaian adalah ‘‘tidak adanya peperangan atau masalah. ” Sejumlah filsuf menyarankan bahwa untuk menemukan kedamaian, seseorang harus melenyapkan keinginan melepaskan ikatan dengan segala sesuatu. Untuk memperoleh kedamaian semacam itu, seseorang harus tinggal di tempat yang terisolasi dari manusia lain. Banyak orang men¬cari kedamaian semacam ini melalui uang dan kekuasaan. Mereka berusaha menjauhkan diri dari kehidupan dan dari kebergantungan kepada orang lain. Filsuf besar Epicurus pernah menyebutkan, “Kedamaian adalah hilangnya rasa sakit di tubuh dan persoalan di dalam pikiran.”
Namun ALKITAB memahami damai sejahtera sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dan ilahi berhubungan dengan pribadi Allah. Salam yang paling umum digunakan dalam bahasa Ibrani adalah “Shalom.”
Salam yang umum ini menunjukkan harapan agar segala sesuatu mendatangkan kebaikan tertinggi bagi seseorang. Konsep Perjanjian Lama mengacu kepada ketenangan, rasa puas yang sempurna akan kehidupan yang dihasilkan oleh kebahagiaan dan rasa aman yang utuh.
Kristus membawa damai sejahtera. Nabi Yesaya menanti-nantikan kedatangan Mesias dan menyebutnya sebagai “Raja Damai.” Untuk menjadikan Yesus sebagai Raja Damai, setiap orang harus menjadikan Dia sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan dalam hati mereka dan di atas semua hubungan yang mereka miliki.
Damai sejahtera adalah pemberian Kristus. Kristus berbicara kepada murid-murid-Nya sesaat sebelum penyaliban-Nya, kata- Nya, “Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu” (Yohanes 14:27). Kedamaian Ilahi karena ada pengampunan dosa dan pemulihan hubungan
Damai sejahtera disebut sebagai buah dari Roh Kudus yang tinggal di dalam kita (Galatia 5:22). Allah menganugerahkan sifat yang baru di dalam kita dan menancapkan di dalam batin kita Roh Kudus yang ilahi. Salah satu tugas utama ROH KUDUS adalah menciptakan damai sejahtera di dalam batin kita yang bekerja di dalam diri kita untuk menghasilkan hubungan yang sempurna baik dengan Allah maupun dengan sesama.
Seseorang yang hidup tak bermoral, tidak kudus, dan tidak sopan tidak mungkin dapat mengalami damai sejahtera dari Allah. Roh Kudus berdiam di dalam diri kita untuk membantu kita mengenali kejahatan yang mencirikan kehidupan banyak orang sebelum mereka dipertobatkan. Roh Kudus memunculkan kegelisahan di dalam hati orang percaya sampai orang tersebut bersedia bekerja sama dengan-Nya untuk mencerminkan kemuliaan Yesus Kristus.
Banyak orang didunia bekerja untuk mendapatkan kedamaian, sedangkan Roh Kudus menciptakan damai sejahtera dalam hati orang percaya
Roh Kudus menyadarkan kita akan kebutuhan kita terhadap Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan mendatangkan mukjizat kelahiran baru ketika kita memercayai Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Roh Kudus kini bekerja di dalam diri kita untuk membantu kita membangun hubungan yang benar di semua area kehidupan. Roh Kudus memampukan kita mengasihi orang-orang yang tidak menyenangkan dengan cara yang mendatangkan damai sejahtera di dalam batin kita (Roma 5:5).
Roh Kudus akan memimpin kita untuk memercayai Tuhan dengan segenap hati kita baik saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Ia akan menggantikan rasa takut dengan iman. Roh Kudus terus bekerja menolong kita memelihara hubungan yang benar dengan Allah, memeriksa diri sendiri secara tepat, dan menghargai orang lain dengan semestinya. Ia berusaha memberikan damai sejahtera yang telah lama kita rindukan di dalam batin kita. Roh Kudus akan terus membawa kita hidup dengan kedamaian dan membawa damai bagi dunia ini.
PA_22