“Memegang Prinsip yang Benar”

Renungan Harian Anak, Senin 10 Oktober 2022
Selamat pagi adik-adik semua. Bagaimana kabarnya hari ini. Yuk sama-sama kita belajar Firman Tuhan pada hari ini. Tetap semangat dan setia ya untuk membaca atau mendengarkan renungan harian setiap hari.
Ada pepatah yang berbunyi: bagai air di atas daun talas. Siapa yang mengerti makna dari pepatah ini?. Ya, benar! Pepatah ini menunjuk kepada seseorang yang tidak mempunyai pendirian dan gampang terpengaruh. Orang seperti ini dapat juga dikatakan sebagai orang yang tidak mempunyai prinsip atau tidak memegang prinsip hidupnya.
Hari ini kita akan belajar dari teladan Tuhan Yesus sendiri, yang berani pegang prinsip sekalipun diolok-olok dan dicemooh. Suatu ketika setelah Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh di Kapernaum, Tuhan Yesus melanjutkan perjalanan memberitakan Kabar Baik. Di tengah perjalanan, Dia melihat Lewi seorang pemungut cukai sedang duduk di rumah cukai. Pada waktu itu pemungut cukai sangat dibenci oleh orang Yahudi, dan dianggap sebagai orang berdosa.
Kemudian Tuhan Yesus berkata kepada Lewi, ”Mari, ikutlah Aku!” Lewi pun segera menyambut ajakan Tuhan Yesus, meninggalkan pekerjaannya dan langsung mengikut Tuhan Yesus. Dengan sukacita Lewi kemudian mengundang Tuhan Yesus untuk makan bersama di rumahnya. Waktu Tuhan Yesus makan di rumah Lewi, datang dan hadir juga pemungut-pemungut cukai dan orang-orang berdosa lainnya.
Ketika dilihat oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat kalau Tuhan Yesus makan bersama dengan orang-orang berdosa, berkatalah mereka, “Mengapa la makan bersama- sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Orang Farisi dan para ahli Taurat mencoba menghina dan mencela, karena Tuhan Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa. Bagaimana Tuhan Yesus menanggapi pandangan para ulama itu? Apakah Tuhan Yesus malu dan meninggalkan para pemungut cukai itu? Tidak! Malah Tuhan Yesus berkata dengan tegas tentang sikap dan panggilan hidup-Nya, ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memamnggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Tuhan Yesus memegang teguh prinsip hidup-Nya, menjalankan tugas dari Allah Bapa untuk menjadi Juruselamat Dunia dan memberikan pengampunan bagi orang-orang berdosa. Bahkan prinsip hidup ini dipegang Tuhan Yesus sampai Dia mati di atas kayu salib. Sekalipun dihina, difitnah, dijauhi, dibenci dan disiksa, Tuhan Yesus tetap berpegang prinsip yang Dia yakini sebagai kebenaran.
Nah, Adik-adik, hari ini kita belajar dari teladan Tuhan Yesus untuk berani memegang prinsip yang benar, sekalipun kadang untuk itu Adik-adik mungkin diolok-olok ataupun dijauhi teman-teman. Biasanya di sekolah ada teman-teman yang dianggap aneh yang biasanya cenderung menyendiri, apakah Adik-adik berani untuk mengajaknya berteman atau bergaul dengan dia walaupun dicemooh teman-teman yang lain? Ingat bahwa Tuhan Yesus ingin Adik-adik tidak ikut-ikutan, tetapi berani bersikap berbeda karena prinsip kasih Kristus.
Atau ketika adik-adik berusaha untuk hidup benar, kemudian kalian dicap sebagai orang yang “sok suci” atau yang lainnya, adakah kemauan kita untuk melakukan apa yang benar menjadi redup? Tuhan memanggil setiap kita untuk menjadi anak-anak Tuhan yang meneladani-Nya, yaitu mau Taat kepada kebenaran dan kehendak Allah melebihi apa yang “dunia” kita katakan.
Seperti Tuhan Yesus berpegang teguh pada prinsip yang benar, demikian juga Tuhan senang jika kita semua berpegang pada prinsip kebenaran.
Ayat Hafalan:
Markus 2:17, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.
KOMITMENKU HARI INI :
sebagai anak Tuhan kita harus Memegang teguh prinsip untuk berani melakukan apa yang benar, meskipun harus menerima resikonya.
ElKids 091022 – SP